Bab.18(Bertemu Celine)

"Tidak Dennis, aku tidak bisa." Raya turun dari ranjang dan masuk kedalam kamar mandi. Dia menyandarkan punggungnya pada pintu kamar mandi.

Sementara Dennis duduk di tepi ranjang, memikirkan ucapan penolakan dari Raya.

"Kenapa Ray? Kita sudsh resmi pacaran? Kenapa kau menolakku. Kau juga bisa berkuliah di sana. Kita bisa sama sama lagi."

Raya keluar dari kamar mandi, menghela nafas lalu terduduk dilantai. "Aku gak mau membuatmu repot Mr Amnesia. Aku juga ta---"

Raya menjeda ucapannya, dia memang takut jika keputusan nya salah.

"Kita bisa berhubungan jarak jauh, kau juga bisa datang kemari sesukamu. Tapi aku belum siap kalau aku harus ikut denganmu Mr Amnesia."

Entah kenapa nama panggilan itu lebih mudah dia ucapkan dari pada memanggil namanya yang terdengar asing juga bagi Dennis.

Dennis pun menghela nafas, dia tidak ingin membebani Raya dengan semua hal yang dia inginkan, termasuk untuk ikut dengannya.

Aku benar benar tidak bisa kehilangan dirimu Raya, walau akhirnya aku tahu jika aku memiliki Celine. Ahk entahlah. Semuanya belum jelas bagiku. Aku hanya memikirkanmu. Hanya kamu.

"Kemarilah." Dennis mengulurkan tangannya, menunggu Raya menyambutnya.

Tak lama, Raya tersenyum dan menyambut tangannya. Dia berjalan dan duduk disamping Dennis.

"Maafkan aku! Permintaan ini memang berat untukmu. Tapi aku janji, sekarang ataupun nanti setelah ingatanku kembali. Aku akan tetap menjadi Mr Amnesia mu Ray. Aku mencintaimu."

Raya mengangguk, dia melingkarkan kedua tangan di pinggang Dennis.

***

Celine kembali pulang dengan kekecewaan yang teramat besar, jangankan sebuah ciuuman yang dia dapatkan, sikap Dennis semakin dingin padanya. Dia pun akhirnya mengetahui jika Dennis pergi ke kota Xx hanya untuk menemui seorang gadis yang menolongnya.

"Aku harus kesana untuk memastikannya sendiri! Aku harus pastikan jika Dennis dan wanita itu tidak memiliki hubungan khusus. Pertunangan ini harus diadakan secepatnya. Aku tidak mau kehilangan Dennis lagi." gumamnya sendiri.

Celine kembali keluar dari rumah dan menghubungi Randi agar dia mau menolongnya, namun ternyata Randi tidak mengangkat telepon darinya. Dia pun berinisiatip bertanya pada tante Sarah.

Sarah tentu saja memberi tahunya karena Celine mengatakan dia hanya khawatir pada Dennis dan ingin menemaninya saja.

***

Setelah menemukan informasi tentang Raya dalam beberapa hari saja, akhirnya dia pergi ke kota Xx, tanpa memberi tahu siapapun bahkan Dennis sendiri tidak tahu. Celine bahkan menemukan kafe violet dimana Raya saat itu tengah bekerja.

Mobil BMW yang di lajukannya pun berhenti diparkiran kafe.

Dengan penuh percaya diri Celine masuk ke dalam kafe dan mencari kursi yang nyaman untuk dia duduki. Kedua manik hitamnya pun menyapu sekeliling guna mencari sosok Raya yang tidak dia ketahui orangnya.

Seorang pelayan menghampirinya dengan memberikan buku menu padanya.

"Maaf ... Apa di sini ada pegawai bernama Raya?" tanyanya tanpa ragu, menyingkirkan buku menu ke samping. Jelas dia kesini bukan untuk menikmati makanan, tujuannya adalah bertemu Raya.

"Oh Raya ... Ada, tapi dia sedang jam Istirahat."

Celine mengulas senyuman, ternyata semua informasi yang dia dapat itu benar, dia mengepalkan sesuatu pada pelayan itu. "Kalau begitu, tolong katakan padanya aku ingin bertemu dengannya. Bisakan?"

Pelayan itu mengangguk, tentu saja bisa apalagi ditangannya sekarang ada beberapa lembar uang yang diberikan cuma cuma. "Bisa mbak ... Setelah jam makannnya selesai ya."

"Tentu."

Pelayan itu mencari Raya ke arah dapur, Raya yang tengah menikmati bekal makan siang pun tersentak kaget karenanya.

"Raya yang nyariin tuh di depan!"

"Siapa Wi?"

"Gak tahu aku! Lupa nanya."

"Ya udah bentar lagi aku ke depan."

Dewi mengangguk, setelahnya dia kembali keluar.

"Siapa yang nyari kamu Ray?" tanya Bu Amber yang kebetulan lewat.

"Gak tahu bu! Ini mau di lihat takutnya penting."

"Mungkin Karyo? Kalau benar dia, katakan suruh menemui ibu di kantor! Ibu mau marah kenapa dia tiba tiba berhenti. Kafe ini jadi sepi lagi gara gara dia pergi." ujarnya sambil melengos pergi.

Raya menghela nafas, tidak mungkin Dennis yang datang ke Kafe. Untuk apa dia datang ke kafe, padahal dia biasanya datang ke kosan seperti biasanya, lagi pula mereka baru saja bertemu dua hari yang lalu.

Raya membereskan bekal makan siangnya dan segera keluar untuk menemui orang yang mencarinya, setelah bertanya pada Dewi. Diapun berjalan ke arah dimana Celine mengunggunya.

"Maaf apa anda mencariku?"

Celine menelisik menatapnya, dari ujung kepala hingga ke ujung kakinya. Dia lantas tersenyum.

"Raya?"

Raya mengangguk, dia merasa tidak mengenal wanita tinggi semampai itu. Dia juga tidak bisa menerka nerka siapa dia.

Celine mendorong kursi ke belakang, sikapnya benar benar anggun. Dia berdiri dan mengulurkan tangan.

"Aku Celine dari kota YY. Silahkan duduk."

Deg

Kota YY dia mana Dennis juga tinggal di sana, fikiran Raya saat ini dipenuhi berbagai pertanyaan yang dia sendiri takut akan jawabannya. Raya akhirnya menarik kursi dan mendudukan tubuhnya dihadapan Celine.

"Aku kemari hanya untuk mengatakan sesuatu padamu. Tolong jauhi Dennis demi kebaikanmu juga."

Tanpa kata sambutan lebih dulu, bahkan tidak ada basa basi Celine langsung mengatakan tujuannya. Bak petir disiang bolong, tentu saja membuat Raya terhenyak.

"Pertunangan kami akan segera di laksanakan, kami bahkan sudah mempersiapkan semuanya. Dan aku harap kau mengerti semua yang aku katakan."

"Aku tidak percaya semua yang kau ucapkan!" tukas Raya yang sedang berusaha tegar.

"Aku sudah menduga kalau kau tidak akan percaya semudah itu. Aku tahu kalau kalian saat ini berpacaran. Tapi aku hanya mengingatkan itu semua tidak akan berhasil." ujar Celine dengan menyodorkan beberapa lembar foto ke arahnya.

Raya semakin terhenyak saat melihat satu persatu foto kebersamaan keduanya. Sangat serasi dengan senyum dikeduanya.

"Aku rasa aku tidak perlu mengatakan banyak hal tentang hubungan kami dengan panjang lebar. Kau pasti sudah paham Raya. Ini semua demi kebaikanmu sebelum hubungan kalian semakin jauh lagi. Karena Dennis tetap akan memilihku saat semua ingatannya pulih dan akan melupakanmu."

Raya hanya terdiam tanpa bisa menjawab apa apa, semua kata kata tercekat di tenggorokannya. Dia juga sudah duga dari sejak awal dan selalu menjadi ketakutannya. Hubungan keduanya memang harus singkat. Namun tidak menyangka akan sesingkat ini.

Celine bangkit dan beranjak pergi begitu saja. Meninggalkan Raya dan foto foto diatas meja sengaja ditinggalkannya.

Raya membawa foto foto itu dan segera berlari ke arah belakang, mengambil tas miliknya lalu berlari keluar dengan menahan air mata.

"Aku tahu ini akan terjadi, tapi aku tidak menyangka akan sesakit ini."

Terpopuler

Comments

TK

TK

☕Ben seger🤸🤸

2022-09-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!