"Kamu kenapa Yank, kok diam saja dari tadi." Tanya Ikhsan saat berada di rumah Mawar.
"Mas, bawa saya ke tempat tugas Mas yang baru. Nikahi saya dulu saja Mas walau secara agama dulu." Jawab Mawar.
"Mas akan menikahi kamu secara agama dan hukum negara, Mas nggak mau asal menikah saja. Mas ingin pesta yang mewah dan meriah. "
Mawar duduk menjauh dari Ikhsan, kini posisi mereka ujung dengan ujung. Ikhsan hanya menatap ke arah Mawar yang kini diam dengan mata berkaca - kaca.
"Mas belum siap kalau sekarang, Jujur Mas sedang mempersiapkan nya. "
"Sampai kapan Mas, sampai saya nanti akan ada yang melamar saya. "
"Apa kamu ada niat untuk menikah dengan pria lain? "
"Paman menjodohkan saya dengan seorang Tentara juga, tapi saya tidak tahu dia seperti apa. "
"Apa kamu akan menerima nya? "
"Tergantung, kalau Mas hanya obral janji saya akan terima perjodohan ini."
"Mas minta, tunggu dan sabar. "
"Satu tahun, dua tahun atau lima tahun lagi atau kita tidak sama sekali menikah."
Ikhsan duduk merapat kan dirinya pada tubuh Mawar, tangan nya memeluk pinggang kekasih nya.
"Mas, minta tunggu lah. Sampai Mas bilang akan melamar kamu. "
"Saya akan tunggu Mas, akan tunggu sampai saya bosan. "
Ikhsan mengangkat dagu Mawar lalu mencium bibir kekasih nya, Mawar hanya memejamkan matanya dengan air mata yang keluar.
Ikhsan menyadari kekasih nya kini tengah menangis, Ikhsan mengusap setiap air mata Mawar.
"Kenapa menangis? "
"Saya takut kita tidak bersama. "
"Mas janji, nggak akan meninggalkan kamu. Jarak bukan halangan bagi hubungan kita. Kamu harus percaya sama Mas. "
Mawar semakin menangis dengan memeluk tubuh Ikhsan, Ikhsan pun mengeratkan pelukan nya dengan mengecup pucuk kepala Mawar.
"Mas mencintai kamu, Mas tugas jauh bukan berarti Mas melupakan kamu. Hubungan kita bukan suatu hubungan yang baru berumur jagung tapi kita sudah jalan dua tahun lebih."Ucap Ikhsan.
Mawar mengusap air mata nya dengan di bantu oleh Ikhsan, satu kecupan mendarat di bibir Mawar.
" Empat hari lagi Mas berangkat. "
"Jadi Mas, tidak bisa menghadiri pernikahan Bang Haikal dan Nirmala? "
"Iya, Abang nggak bisa hadir. "
"Apa Abang akan sesekali kemari? "
"Walau Abang jauh, setiap hari Abang tidak akan pernah lupa untuk mengirim bunga mawar setiap pagi. Mawar itu sebagai bukti Mas selalu ada buat kamu, Mawar itu sebagai pengganti Mas disini. "
"Tapi bila bunga mawar itu tidak pernah datang lagi? "
"Mungkin, Mas terjadi sesuatu."
"Jangan di lanjutkan." Ucap Mawar.
"Hanya Allah yang bisa memisahkan kita." Ucap Ikhsan.
"Saya akan belajar ikhlas."
*****
"Kamu itu, cewek minta nikah nggak mau. Orang dia begitu hanya ingin tahu kamu serius nggak?. Dari penolakan kamu saja kamu itu sudah tidak serius."
"Bang Haikal kok bilang begitu, saya serius lah Bang."
"Saya tahu kamu, tahu keluarga kamu. Dia selama dua tahun nggak tahu keluarga kamu, dan kamu belum kenalkan pada mereka."
"Sudah Bang, hanya saja ada sesuatu yang belum siap. Karena saya ingin memberikan dia kebahagiaan bukan kesengsaraan."
"Apa dia minta lebih? "
"Tidak."
"Terus? "
"Saya ingin memberikan sesuatu Bang buat dia, saya ingin dia agar selalu ingat saya."
"Kenapa kamu nggak jujur? "
"Karena pasti dia menolak."
"Tapi sampai kapan? "
"Tunggu saya siap segalanya."
"Abang berharap sama kamu, jangan menyesal di kemudian hari."
******
Setiap Pagi, Mawar selalu berdiri di depan pintu rumah nya. Dimana setiap pagi Para Tentara berlari pagi, senyum mengembang saat seorang Tentara itu memberikan setangkai bunga Mawar.
"Mawar segar, Mas baru petik."
"Saya ganti dengan Mawar yang kemarin."
"Jadilah Mawar , seperti Mawar berduri menjaga dirinya. Tunggu Mas, akan datang melamar kamu. "
Ikhsan memegang lengan Mawar, sedang kan Mawar hanya tersenyum namun di balik nya ada kesedihan karena hari ini adalah hari terakhir dirinya bertemu dengan Ikhsan.
"Lihat Mas, saya sudah ganti dengan Bunga Mawar yang baru." Ucap Mawar menunjukkan sebuah toples kaca dengan setangkai bunga mawar.
"Mas lanjut lari pagi dulu, pulang dari sekolah Mas akan jemput kamu."
Mawar hanya mengangguk kan kepala nya dan langsung mengambil tas untuk berangkat kerja.
Sedangkan di kantor, Mawar tidak konsen untuk bekerja. Nirmala sahabat nya langsung mendekati nya.
"Kenapa? " Tanya Nirmala.
"Kamu hari ini adalah terakhir honor di sini, dan Mas Ikhsan juga terakhir. " Jawab Mawar.
"Kita kan masih bisa komunikasi."
"Sama seperti Mas Ikhsan, hanya beda nya dia akan tetap memberikan bunga Mawar."
"Kata dia bagaimana? "
"Saya harus menunggu."
"Kamu yakin kan? "
"Yakin, dan yakin sekali dia tidak pernah akan menyakiti hati saya."
"Kalau kamu sudah tidak tahan, pergi jauh dari kehidupan Bang Ikhsan. "
"Saya tidak bisa. "
"Kalau tidak bisa, bersabarlah."
"Insya Allah saya akan sabar menunggu."
*****
Ikhsan berdiri di samping motor nya, senyum mengembang dari jauh terlihat. Namun bagi Mawar senyum itu seperti sebuah senyuman terakhir.
"Mau makan? " Tanya Ikhsan sambil membelai rambut nya.
Mawar menggelengkan kepala nya dan hanya memegang jemari Ikhsan.
"Terus mau kemana?. Mas hari ini sudah tidak bertugas. "
"Besok jam berapa akan berangkat?"
"Jam 9 kapal akan berlayar."
"Saya hanya ingin bersama Mas."
"Kemana? "
"Terserah, yang penting hari terakhir ini saya ingin berdua sama Mas."
"Ok, yuk jalan. Tapi seragam kamu, harus di tutupi sama jaket Mas. "
"Makasih."
Dalam perjalanan hanya diam tak berkata sepatah kata pun, hanya kedua tangan Mawar melingkar di perut rata Ikhsan.
Tangan sebelah kiri Ikhsan selalu mengusap punggung tangan Mawar selama di perjalanan.
Tepat di sebuah pantai, Ikhsan dan Mawar berjalan di tepi pantai saling bergandengan tangan.
"Kamu kenapa diam aja sih? " Tanya Ikhsan.
"Nggak apa - apa. " Jawab Mawar.
"Mas kan nanti kesini lagi, paling lama satu tahun. Mas akan kesini buat lamar kamu."
"Satu tahun!!"
"Iya satu tahun, kenapa? "
"Lama Mas. "
"Kalau di jalani sebentar."
Mawar duduk di hamparan pasir putih, Ikhsan merogoh saku celana nya lalu menarik tangan Mawar dan menyematkan sebuah cincin di jari manis Mawar.
"Sebagai tanda awal, Mas lamar kamu sekarang. Tapi resmi nya nanti tunggu satu tahun lagi."
Mawar tersenyum sambil menatap ke arah cincin di jari manis nya.
"Saya akan tunggu Mas, kalau Mas sudah ada jawaban seperti itu saya bisa tenang dan kasih tahu Paman dan Bibi."
"Sabar ya, satu tahun lagi."
Mawar menganggukkan kepala nya sambil tersenyum ke arah Ikhsan. Lalu Ikhsan menarik tubuh Mawar masuk kedalam pelukan nya.
Mawar menelusup ke celah leher Ikhsan, mata Ikhsan terpejam ada rasa sedih akan berpisah dengan kekasih hati nya.
"Mas sementara pergi, tunggu Mas. Demi tugas Mas harus pergi meninggalkan kamu sementara. "
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Marsha Andini Sasmita
🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
2022-11-21
1
Marsha Andini Sasmita
😍😍😍😍😍😍🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩
2022-11-21
1
🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠
setahun itu lama Loh san🤭
2022-10-08
1