Kang paksa!

Siang yang panas, gerah, dan gersang. Matahari benar benar menampakan kegagahannya hari ini, menggigit dan membuat meringis siapa saja yang berani berdiri lebih lama di bawah sinarnya.

Peluh sebesar biji jagung berjatuhan di balik poni rata yang di miliki Ghina, gadis itu tengah mengipas tubuhnya menggunakan kardus bekas menuman gelas yang tergeletak di sudut kedai kang cendol.

"Kang bisa cepet dikit nggak?? bisa rugi besar kalo saya telat nganterin minuman ini" Ghina mulai mengeluh, udah 3 menit waktunya terbuang di sini.

"Sabar atuh Neng, sebagai warga negara yang baik dan taat peraturan Neng harus ngantri dulu"

"Saya udah ngantri dari tadi Kang" Jutek Ghina.

"Iya tapi antrian Neng belum sampai giliran, yang sabar atuh Neng gelis"Bujuk Kang Cendol.

"Bang, saya beli deh cendol abangnya. Please kepepet banget ini"Jalan pintas seorang Ghina. Dari pada membuang waktu menunggu giliran mengantri dia berniat membeli kembali cendol pelanggan yang sudah jadi.

"Maaf Neng saya juga mau cepat"

"Saya beli 10 ribu deh Bang"Bujuk Ghina.

"Antri aja deh Neng"Tolak si Abang halus.

"15 ribu deh"Tawar Ghina lagi.

Abang itu nampak bingung, dia sama keburunya dengan Ghina. Sebagai kang go-food dia harus cepat mengantarkan pesanan pelanggan. Mana abis ini harus beliin makanan lain sedangkan si pelanggan pesannya jalur kilat bin gledek. Hayo...harus segera kan nganterin pesanannya.

"Neng, itu mah namanya toko di atas toko, kedai di atas kedai. Sabar atuh Neng, pelanggan saya bisa kabur kalo Neng Ghina ngotot begini" Si Kang cendol langganan Ghina ini paham dan kenal betul dengan tabiat Ghina. Pengennya serba kilat tapi kan tetap harus ngantri.

"Kang...bayaran Ghina bakal di babat habis sama anak majikan"Keluhnya memelas.

"Di kasih waktu berapa menit sih??"Tanya nya sambil terus membuatkan pesanan pelanggan.

"15 menit"Ghina mengarahkan 5 jarinya tiga kali kepada Kang cendol.

"Gila!, perlu Akang kasih obat pencuci perut nggak cendolnya?? biar kapok tu anak majikan"

"Hahaha, jangan Kang. Ntar Ghina juga yang repot. Ayolah bikin punya Ghina aja dulu. Pleaseeee"Ghina memohon pada Kang cendol kemudian melirik sekilas pada pelanggan yang lagi ngantri di depannya.

Di pandang pandang cakep juga ni orang, senyum terus sama Ghina dari tadi. Ghina kan jadi malu, salah tingkah juga.

"Sabar"Jika ada kontes manusia paling adil sekomplek mungkin Kang cendol lah pemenangnya. Demi apa pun dia kaga bakal menerobos antrian hanya demi seorang Ghina. Hahahha, ternyata persahabatan mereka nggak erat erat banget kan.

"Ugh!! Ghina doa kan yang kaga baik lho Kang"

"Eh pake ngancam! Akang ngambek lho, kaga di bikinin cendolnya mau??"

"Maaf!! ampun Kang, canda doang!"Ujarnya mesem mesem.

Kang cendol mencibir Ghina sembari memberikan cendol yang sudah dia racik pada si pelanggan.

"Makasih Kang"Ujarnya sembari membayar. Memberikan pecahan 5000 dua lembar pada Kang cendol dengan senyumnya.

"Udah kan, sekarang punya Ghina"

"Enak aja, giliran mbak sono"Tunjuk Kang cendol pada mbak mbak muda yang hamil besar.

"Ya salam, hamil pula mbak itu. Mana berani Ghina menyalip antrian"Gumamnya menghela napas.

"Nih"Sebungkus cedol di berikan pelanggan cowok tadi kepada Ghina.

"Eh"Ghina melongo.

"Buruan ambil, ntar telat nganterin cendolnya"

"Hehehhe, makasih Abang cakep"Senyum manis andalan Ghina dengan dua gigi kelincinya membuat luluh hati si pelanggan.

Gadis itu memberikan uang 5000 kepadanya. Namun dia menolak.

"Kaga mau di bayar??"

"Ambil aja"

"Udah cakep baik hati kaga sombong, dermawan pula. Kaga kaya si ono___"Ujung mata Ghina melirik Kang cendol.

"Pernah di getok pake centong cendol kaga Neng??"Tatap kang cendol horor.

Bulu kuduk gadis itu merinding. Ngeri banget tawaran Kang cendol.

Ghina mundur perlahan"Belom dan kaga mau ngerasain Kang"

Si Akang mendengus kaya banteng.

Pelanggan cowok itu terkekeh melihat tingkah Ghina. Gadis cantik yang ceria, itulah kesan pertamanya terhadap Ghina.

"Bang makasih ya"Ujarnya perlahan menjauh.

Cowok itu mengangguk.

"Duluan ya Bang"

"Iya, hati hati"

"Kang"Sempat sempatnya Ghina memanggil Kang cendol.

"Apa lagi sih!?"

"Saranghae Kang"Teriak Ghina dengan gelak tawa.

Meninggikan suara Kang cendol kembali mengancam Ghina"Mau saya sleding sampe Korea Neng??"

"Galak amat kaya gukguk tetangga"Teriak Ghina lagi.

Kang cendol kesal bukan kepalang, sedangkan Ghina ngacir dari kedai kang cendol dengan gelak tawa. Meninggalkan Kang cendol yang hanya bisa geleng geleng kepala.

Gadis itu kembali bersenandung di atas motor bebek kesayangannya. Melajukan kuda besi, eh salah..bebek besi butut itu menuju kediaman Charllote.

Waktu terus berjalan, tepat di menit ke 35 menit Ghina tlah sampai di kediaman Charllote. Gara gara ngantri Ghina jadi telat banget, padahal jarak sekolah sama kedai kang cendol deket banget kok, kediaman Charllote juga deket banget dari jangkauannya. Ibarat kata nih bersin di sekolah saja Ghina udah bisa sampe ke kedai cendol, begitu juga dari kedai cendol ke kediaman Charllote. Deket banget kan??!

"Siang Neng Ghina"Mr.So lebih dulu menyapa Ghina. Rekan kerja sang Ayah ini tersenyum lebar kepadanya.

"Siang Mr.So"Sahut Ghina sendu.

Mr.So yang bernama asli Solihin ini menatap Ghina lekat lekat.

"Kok lesu Neng?"

Gadis itu menarik bibirnya ke bawah"Tuan Joen ada Mr??"

"Kuliah Neng"

Tubuh kecil Ghina merosot di pagar gerbang"Dasar Tuan Joen jahat!! nggak bilang kalo dia lagi di kampus"Pekiknya kesal bukan kepalang.

Mr.So membuang napas berat"Di kerjain lagi Neng??"

"Kayaknya iya deh Mr"

Pria paruh baya itu tertawa geli. Joen dan Ghina selalu saja nggak bisa akur, selalu saja saling menyulitkan. Seperti sekarang ini, Joen memesan cendol kepada Ghina tapi dengan sengaja tak memberi tahu bahwa dia sedang berada di kampus. Niat banget kan ngerjain Ghina nya.

"Ya udah deh, Ghina masuk ke dalam ya Mr"Ujarnya pasrah.

"Iya Neng, senyum dong. Jangan sedih di kerjain terus sama Tuan muda"Mengepalkan tangan dan mengangkatnya ke udara, dia memberi semangat kepada Ghina"Semangat Neng"

Gadis itu tersenyum pahit, apa hendak di kata. Kali ini Joen berhasil membuatnya susah, awas kau Tuan Joen!!Teriak hati Ghina.

Terseok seok Ghina memasuki pekarangan besar kediaman Charllore, melewati taman bunga dan kolam ikan.

"Ikan oh ikan kenapa engkau....."Jongkok di depan kolam gadis itu bagai orang gila yang lagi ngomong sama ikan.

"Kenapa...apa nya yang kenapa??"Ujarnya ngomong sendiri.

Lelah di kerjain Joen, lelah mengejar waktu, panas panasan naik motor di tengah hari demi membeli cendol buat Tuan muda setengah devil, tubuh kecil Ghina singgah sebentar di tempat itu. Duduk di kursi taman dekat pohon nan rimbun.

"Kalian pernah di jahilin sesama ikan kaga??"

"Kaga"Sahut suara yang sengaja di kecil kecilkan.

"Enak dong, beda sama aku. Bertahun tahun aku selalu di kerjain sesama manusia namun beda kasta, ugh!pengen aku santeeee__" Kata kata Ghina terhenti. Ngajakin ikan ngomong terus ikannya nyahut??

"Sejak kapan kalian bisa ngomong??"

"Sejak sekarang"Sahut suara itu lagi.

"Gila, kaya sinetron di chanel ikan terbang dong. Kalian aneh tau"Celetuknya lagi.

"Kamu yang aneh"

"Eh...songong pula ikan ini, mau aku goreng??"Ancamnya. Kasihan si Ghina, saking lelahnya selalu di jahili Joen sekarang otaknya rada rada miring. Dari tadi lancar bener ngobrol sama ikan.

"Coba aja goreng aku___, uhuk uhuk"Suara itu tersedak dan suaranya pun mengungkap siapa dia sebenarnya.

"Tuan Jung"Pekik Ghina mencari keberadaan pengisi suara ikan.

Jung terpingkal di sela sela tanaman rimbun, ni cewek beneran kocak apa kelewat bego. Perutnya geli bagai di kocok kocok dan mentertawakan kebodohan seorang Ghina.

Cemberut, menekuk wajah dengan bibir monyong karena kesal. Hari ini benar benar hari yang menyebalkan.

"Udah gila apa baru hampir gila??"Tanya Jung duduk di sebelah Ghina yang tertunduk kesal. Dia emang oon, dan tertangkap basah dalam kebodohan itu sangat memalukan banget.

Ghina tak berniat menjawab pertanyaan Jung, udah jelas Tuan muda ini senang sekali melihat kebodohannya.

"Cie manyun, jangan lama lama manyunnya ntar memble permanen tu bibir"Ledek Jung.

Ghina menelan ludah, masih menahan diri demi kebaikan dirinya. Dia masih muda, harus pandai menahan emosi agar tak gemar marah marah. Salah satu impian Ghina adalah menua dengan wajah minim kerutan!

"Cie ngambek"Ledek Jung lagi.

"Udah Tuan"Sahutnya mencoba tertawa.

"Cie ketawa"

"Tuan...."Suaranya mulai jengah.

"Cie ngomong sama ikan"

"Tuan Jung!!"Teriak Ghina habis kesabaran.

"Buakakakkaka"Jung semakin tertawa berhasil membuat Ghina kesal.

"Kasihan cantik cantik gila"

"Ya elah Tuan, udah dong ngeledeknya"Wajah manis itu mulai terlihat masam. Dia benar benar lelah hari ini. Keringatan karena panas panasan, ke rumah majikan malah yang pesan cendol kaga ada di rumah, pake curhat sama ikan pula. Di ledekin di ketawain di katain gila, sekuat kuatnya hati Ghina dia tetap cewek yang punya air mata.

Jung meredam tawanya, meski masih ingin tertawa namun pria itu mencoba untuk tidak tertawa lagi.

"Siapa yang pengen kamu santet?? aku apa Joen??"Teringat curhatan Ghina pada si ikan tadi membuat Jung penasaran kepada siapa Ghina hendak melayangkan santet nya. Wew sadis juga ni anak koki.

"Nggak ada"Sahutnya datar.

"Aku ngeselin ya??"Kini Jung duduk sejajar dengan Ghina di kursi taman.

"Iya"Sahut Ghina tanpa basa basi. Dari kecil dirinya sudah sering ikut sang Ibu bekerja di kediaman Charllote, tumbuh dan besar mengikuti sang Ibu bekerja di sini membuat Ghina akrab dengan anak anak majikan Ibunya.

Dari kecil sudah menjadi bahan ejekan dua Tuan muda di sini membuat Ghina tak sungkan lagi beraduk argumen pada Joen juga Jung.

"Sama Joen kesel nggak??"

"Beh kesel banget Tuan"Jujur Ghina. Yah...tingkat kejahilan Joen memang lebih tinggi di banding kejahilan Jung padanya, tapi tetap saja sama sama jahil.

"Berarti Joen dong yang mau kamu santet??"

"Enggak kok, canda doang kok Tuan. Ghina nggak mau mati di tolak bumi gegara main santet"Ucapnya lagi.

Jung menarik senyum di bibirnya, dia tau Ghina cuman asal ngomong kok tadi. Dia tau betul karakter Ghina yang cuman kasar di mulut tapi lembut di hati.

"Maafin Tuan muda yang cakep ini ya, hari ini aku udah puas jahilin kamu. Nanti sore sampe malam aku nggak akan jahil lagi"Jarinya membentuk hurup V mengarah pada Ghina.

Ghina menatap Jung tak percaya.

"Biasa aja dong liatinnya, aku memang cakep kok. Awas jatuh cinta"Peringat Jung.

"Hupffhhh!! Tuan memang penuh pesona tapi nggak mempan sama saya"Celotehnya sambil beranjak dari kursi taman. Sudah cukup duduk santai di sana, dia harus segera membantu Ibu di dapur.

"Beneran pesonaku nggak ngefek ke kamu??"Tanya Jung mengiringi langkah Ghina ke area dapur.

"Iyalah Tuan, Tuan mah B aja di mata saya" Sahutnya cuek bebek.

"Keseringan aku kerjain jadi kamu nggak terpesona gitu sama aku??"

"Hem"Ghina mengangguk.

Jung menarik lengan Ghina dan menatap Gadis itu lebih dekat.

Bulu mata yang panjang dan lentik, mata yang tajam dengan bola mata yang indah. Ghina yang cewek merasa tersaingi dengan kecantikan bola mata dan mulu mata lentik alami Jung.

"Gimana?? hati kamu bergetar?? ada yang ingin kamu ucapin?"Ujar Jung sangat percaya diri akan pesonanya.

Ghina menganguk pelan.

Jung tersenyum puas"Pesona seorang Jung memang nggak bisa di tolak wanita manapun" Rasa percaya diri membuatnya melambung tinggi ke angkasa, dia pun menjauh kembali dari wajah Ghina.

Ghina menarik Tengkuk Jung, tubuhnya yang tinggi membuat Ghina berjinjit mengejar pandangan pria itu. Mata mereka kembali beradu namun kali ini Ghina yang memimpin aksi, tak berkedip Ghina menatap lekat ke dalam mata Jung.

1 detik...

2 detik....

3 detik....

Ada yang bergetar di hati salah satu dari mereka. Dan yang jelas itu bukan hati Ghina.

"Ck, Tuhan nggak adil banget sih. Tuan cowok tapi di kasih mata dan bulu mata yang cantik begini"

"Eh??"Kata kata Ghina membuat Jung melotot. Hello!!! Jung pikir Ghina terpesona dengan wajah tampannya, gadis ini punya hati nggak sih?? atau...

"Kamu penyuka sesama jenis ya Ghin?"Pertanyaan Jung membuat Ghina menatapnya malas.

"Enak aja, saya normal Tuan"Mereka menyusuri lorong menuju dapur.

"Aku cakep banget lho tapi kamu nggak berdebar pandang pandangan sama aku?? kaya barusan??"

"Hahahhaha"Tawa Ghina pecah. Bergema memenuhi lorong panjang itu.

"Dih kok malah ketawa sih??? serius kamu nggak deg deg an??"

Ghina menutup mulutnya yang masih tergelak tawa.

"Hei jawab dong"Desak Jung. Baru kali ini ada cewek nggak meleyot di tatap begitu dekat olehnya. Harga dirinya merosot jatuh ke dasar bumi di depan seorang Ghina sang anak koki.

Merasa Jung kesal akan tingkahnya Ghina semakin mentertawakan Jung. Sekarang giliran Ghina yang mentertawakan pria tinggi ini.

Gemas terus di tertawakan Ghina, Jung mengacak ngacak rambut gadis itu hingga berantakan.

"Anak singa"Ledek Jung. Rambut Ghina sangat berantakan dan...memang seperti rambut singa.

"Jahat kan. Katanya udah cukup nakalnya hari ini"Serunya menghindari tangan jahil Jung.

"Hahahha, bonus dong"Ghina si cebol tak bisa menghindari serangan tangan Jung. Merengek minta di lepaskan Jung malah semakin mengacak ngacak pucuk kepala Ghina.

"CEBOL!!"Teriak Joen di ujung lorong.

To be continued...

Happy reading. Jangan lupa like fav dan komennya kakak 😄

Salam anak Borneo. 

Terpopuler

Comments

Maya●●●

Maya●●●

antara jung dan joen pilih yang mana😁

2023-03-09

0

Maya●●●

Maya●●●

jangan" jung yang jatuh cintrong duluan😁

2023-03-09

0

Maya●●●

Maya●●●

jung sama joen adik kakak kah?

2023-03-09

0

lihat semua
Episodes
1 Ceriwis
2 Kang paksa!
3 Perkara Cendol
4 Kang buli kena buli
5 Nona Nari yang anggun.
6 Rahasia Joen.
7 Cie cieeeeee
8 Maskot lucu
9 Tumbal unyu-unyu
10 Cendol, oh cendol.
11 Idola kampus
12 Si gadis nano-nano.
13 Perkara roti.
14 Sekedar kekasih saja.
15 Gara-gara kacang ijo.
16 Selamat jalan
17 Ada kami di sini
18 Menjadi kita
19 Tersenyumlah!
20 Pernikahan
21 Drama 3 bersaudara
22 Kucing betina yang nakal
23 Andrea si ulat berbulu
24 Kebaikan gadis baik
25 Trik bermain layangan
26 Sesal seorang Jung
27 Langkah mundur Andrea
28 Nelangsa
29 Bisikan hati
30 Kegelisahan
31 Romeo dan Juliet kediaman Charlotte
32 Trauma
33 Pernyataan Jung.
34 Waktu bersamamu
35 Mabuk cinta
36 Insecure
37 Kelinci Tuan Joen.
38 Failed kiss
39 Milik aku
40 Keresahan Naria
41 Kau yang sangat menarik
42 Lampion
43 Lantak
44 Keinginan Joen
45 Bullying
46 Menangislah
47 Mantra untuk Andrea
48 Toko bunga
49 Penyelidikan
50 Sang pelaku
51 Aron vs Alex
52 Pesona kakak kelas
53 Keributan di awal hari
54 No parfum please!!!
55 No parfum please! 2
56 Calon bayi
57 Hari kasih sayang
58 Jerat cinta
59 Bermain
60 Cemburu
61 Aron Vs Alex 2
62 Pegangan erat
63 Ujian Cinta
64 Angin segar
65 Cinderella
66 Semua sayang Andrea
67 Penyembuhan
68 Hwaiting, Jung!
69 Menyusuri ingatanmu
70 Panggilan Andrea
71 Akhir kalam
72 Novel"Naria"
73 Novel anyar
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Ceriwis
2
Kang paksa!
3
Perkara Cendol
4
Kang buli kena buli
5
Nona Nari yang anggun.
6
Rahasia Joen.
7
Cie cieeeeee
8
Maskot lucu
9
Tumbal unyu-unyu
10
Cendol, oh cendol.
11
Idola kampus
12
Si gadis nano-nano.
13
Perkara roti.
14
Sekedar kekasih saja.
15
Gara-gara kacang ijo.
16
Selamat jalan
17
Ada kami di sini
18
Menjadi kita
19
Tersenyumlah!
20
Pernikahan
21
Drama 3 bersaudara
22
Kucing betina yang nakal
23
Andrea si ulat berbulu
24
Kebaikan gadis baik
25
Trik bermain layangan
26
Sesal seorang Jung
27
Langkah mundur Andrea
28
Nelangsa
29
Bisikan hati
30
Kegelisahan
31
Romeo dan Juliet kediaman Charlotte
32
Trauma
33
Pernyataan Jung.
34
Waktu bersamamu
35
Mabuk cinta
36
Insecure
37
Kelinci Tuan Joen.
38
Failed kiss
39
Milik aku
40
Keresahan Naria
41
Kau yang sangat menarik
42
Lampion
43
Lantak
44
Keinginan Joen
45
Bullying
46
Menangislah
47
Mantra untuk Andrea
48
Toko bunga
49
Penyelidikan
50
Sang pelaku
51
Aron vs Alex
52
Pesona kakak kelas
53
Keributan di awal hari
54
No parfum please!!!
55
No parfum please! 2
56
Calon bayi
57
Hari kasih sayang
58
Jerat cinta
59
Bermain
60
Cemburu
61
Aron Vs Alex 2
62
Pegangan erat
63
Ujian Cinta
64
Angin segar
65
Cinderella
66
Semua sayang Andrea
67
Penyembuhan
68
Hwaiting, Jung!
69
Menyusuri ingatanmu
70
Panggilan Andrea
71
Akhir kalam
72
Novel"Naria"
73
Novel anyar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!