<
Nama : Alexander Leonard
Usia : 17 tahun
Konstitusi : 5 [+]
Vitalitas : 6 [+]
Skill :
- pemahaman bahasa : 3/3 [+]
- klon : 1/3 [+]
- berpikir cepat : 1/3 [+]
<
<
<
<
Poin system : 0
Koin emas : 900
Di tengah halaman luas yang berada di pusat desa, berkumpul puluhan orang mengerumuni Alex dan kelompok sebelas Timothi yang baru pulang dari dalam hutan.
Di depan kelompok kami, Mathias membusungkan dadanya di depan seorang anak kecil berusia enam tahun yang tengah berlari sambil mengulurkan tangannya ke depan.
Alex berpikir bahwa anak kecil itu adalah Nina adik perempuan Mathias yang ia ceritakan sepanjang perjalanan setelah melihat Mathias menangkap anak itu ke dalam pelukannya serta menyombongkan kisah-kisah heroik selama perjalanannya di dalam hutan yang dikarang olehnya.
Mengingat perkataan Timothi akan keberadaan orang tua Mathias dan Nina yang meninggal sejak enam bulan lalu ia merasa kasihan terhadap keduanya.
Seorang pria paruh baya yang datang bersama Nina berjalan ke depan kelompok Timothi, "Jadi berapa banyak yang kalian dapatkan selama perjalanan ini?"
"Kami berhasil mengumpulkan bahan ramuan sebanyak sekantong penuh dan empat keranjang. Tapi kami juga berhasil memburu empat ekor rusa." Timothi berjalan ke depan memimpin kelompok itu.
"Bukankah empat keranjang lebih sedikit dari minggu lalu? Kita tidak terlalu membutuhkan persediaan makanan. Seharusnya kamu tidak membuang begitu banyak waktu dalam mencari makanan." Pria paruh baya itu terlihat sedikit kesal mendengar hasil mereka dalam perjalanan kali ini.
'Jadi tujuan utama mereka di dalam hutan mengumpulkan tanaman herbal untuk membuat ramuan obat? Apakah ada penyakit serius di desa ini?' Pikir Alex mendengarkan pecakapan mereka.
"Tidak kepala desa, waktu perburuan kami bahkan lebih singkat dari minggu lalu, namun kami menghabiskan banyak waktu karena menemukan orang yang tersesat di dalam hutan." Balas Timothi melemparkan tanggung jawabnya kepada Alex.
'Sial, bukankah kami menjadi seperti teman baik selama perjalanan kembali dari hutan? Ada apa dengan alasan seperti itu. Dan bukankah Timothi mengatakan ia adalah anak dari kepala desa? Mereka tidak terlihat seperti ayah dan anak di sini.' Alex memelototi punggung Timothi dengan tatapan kesal karena menjadikannya sebagai alasan mereka, walaupun ia pikir memang itulah yang sebenarnya terjadi.
Kepala desa mengamati kelompok selama beberapa saat lalu pandangannya tertuju pada Alex.
"Siapa dia?" Tanya kepala desa penasaran.
"Namanya Alexander, mantan budak yang dilepaskan oleh para elf dan berkeliaran di dalam Great Forest." Jawab Timothi tidak menjelaskan keseluruhan cerita kebohongan Alex.
Kepala desa mengamati Alex sebentar lalu memerintahkan penduduk desa, "Malam ini kita tetap merayakan perlindungan Dewa Hutan terhadap desa kita. Tolong persiapkan semuanya, dan untuk rombonganmu ikut denganku ke dalam aula desa untuk membahas sesuatu." Kepala desa menolehkan kepalanya ke kelompok Timothi sebelum melangkah ke dalam bangunan yang cukup besar di dekat mereka.
Alex berpikir bahwa ia tidak akan diinterogasi atau sebagainya oleh kepala desa, "Ayo.. Kau juga ikut Alex sepertinya kepala desa ingin membahas beberapa hal." Ujar Timothi beberapa langkah di depannya dan memanggilnya setelah melihat Alex terdiam di tempat.
'Yah, sepertinya itu tidak mungkin. Melihat aku adalah orang tak dikenal di desa ini.'
Di dalam aula desa Tio dan Stevi terlihat sedang menyiapkan minuman untuk semua kelompok sedangkan anak laki-laki merebahkan tubuh mereka di lantai melepaskan semua rasa lelah mereka.
"Apakah ini masih belum cukup untuk membeli ramuan obat itu ayah?" Timothi terlihat santai tidak seperti di pertemuan sebelumnya, begitu juga dengan anak-anak lainnya yang berbaring di lantai.
"Bukan begitu, bendahara desa kita sekarang sekitar tujuh belas keping gold yang hanya cukup untuk membeli tujuh belas ramuan obat itu. Perdagangan pada bulan ini mungkin akan mendapatkan sekitar tiga gold. Tapi itu tidak akan mencukupi untuk persediaan ramuan obat kita." Kepala desa menjelaskan kepada Timothi.
"Tapi bukankah ayah terlalu khawatir, wabah itu sepertinya tidak mematikan." Timothi beralasan sambil bersikap santai.
"Bukan seperti itu." Mata kepala desa terlihat bergetar lalu mengalihkan pandangannya ke arah Alex. "Namamu Alexander bukan?"
"Iya kepala desa. Kepala desa dapat memanggilku Alex." Alex mengulurkan tangannya memberi salam.
Kepala desa ikut menjabat tangan Alex membalas salamnya. "Namaku Owen, seperti yang mungkin kau tahu aku adalah ayah Timothi sekaligus kepala desa di desa ini. Aku tidak akan menanyakan asal usulmu karena aku tahu Timothi dapat mengenali apakah kau baik atau jahat. Tapi ada yang ingin ku tanyakan kepadamu."
Alex awalnya tenang tetapi setelah mendengar akhir kalimat ia terlihat sedikit gugup. "Apa itu kepala desa?"
"Yah... Sudah berapa lama kau tersesat di dalam hutan?"
"Aku sudah berada di dalam hutan sekitar dua bulan yang lalu. Majikanku sebelumnya dibunuh oleh para elf karena ingin menculik beberapa dari mereka dan menjadikannya budak..."
"Baiklah mari kita bahas ceritamu lain kali. Aku percaya kepada penilaian Timothi." Potong Owen di tengah kalimat Alex. "Tapi apa kau yakin itu sejak dua bulan lalu kau berada di Great Forest." Lanjutnya.
"Yahh... Ya Seharusnya sekitar dua bulan yang lalu." Alex sedikit gugup takut ia akan memberikan jawaban yang tidak seharusnya.
"Sepertinya itu akan baik-baik saja." Owen bergumam pelan.
Timothi yang mendengar gumaman ayahnya tahu bahwa ada yang tidak beres. "Apakah ada sesuatu yang buruk terjadi ayah?"
Owen menolehkan kepalanya ke kepala desa lalu menghela nafas sedih. "Apakah kau tahu mengapa sejak sebulan lalu ayah membentuk kelompok kalian dan memberi misi dalam pengumpulan ramuan herbal setiap minggunya?"
"Bukankah itu untuk membeli ramuan obat dari penyakit yang ayah ceritakan?" Timothi bertanya bingung.
"Sebenarnya aku tidak menceritakan semuanya. Sekitar dua bulan lalu terdapat dua orang di desa Qiwu yang terjangkit suatu penyakit. Seminggu setelah itu mereka meninggal. Beberapa hari setelah itu penduduk lain di desa Qiwu juga mendapat penyakit tersebut dan dalam sebulan hanya tersisa dua puluh lima orang yang berhasil selamat berkat ramuan obat yang dibawa oleh pedagang ke desa Qiwu." Owen menjelaskan semuanya kepada Timothi dan Alex yang ikut mendengarkan di sampingnya.
Alex dan Timothi terkejut mendengar suatu penyakit yang sangat mematikan.
"Jadi wabah yang ayah ceritakan sebelumnya semematikan itu?" Tanya Timothi menatap ayahnya.
"Yah begitulah. Aku merahasiakannya dari kalian semua karena takut akan menyebabkan kekhawatiran. Tapi tidak hanya berhenti di situ saja. Tadi pagi aku mengunjungi desa Muru yang bersebelahan dengan desa mereka namun kepala desa mereka menghentikan aku di gerbang desa dan mendesakku pergi dari sana. Ia mengatakan beberapa penduduk di desa mereka sudah terjangkit penyakit itu dan takut akan menularkannya kepadaku yang akan menyebarkannya ke desa kita." Owen terlihat sedikit sedih mengetahui kesulitan yang dialami oleh kenalannya yaitu kepala desa Muru.
"Karena itu aku berniat membeli sebanyak mungkin ramuan obat yang dibawa pedagang kepada kita nanti sebagai persediaan dan antisipasi jika penduduk desa kita mulai terjangkit penyakit. Mungkin dengan beberapa tabungan yang dimiliki warga desa ditambah bendahara desa kita akan cukup membeli sekitar lima puluh ramuan obat. Tapi kita masih kekurangan sekitar dua puluh lagi. Meskipun begitu memberitahu para warga untuk mengumpulkan tabungan mereka sendiri merupakan pilihan terakhir kita karena itu pasti menimbulkan kepanikan tersendiri di dalam desa." Jelas Owen kepada Timothi yang ikut didengar oleh Alex.
"emm... Kepala desa, apakah kau mengetahui apa penyakit itu?" Alex tiba-tiba menyela pembicaraan mereka.
Owen melihat Alex yang sedari tadi berada di samping Timothi dan menyadari bahwa ia terlalu panik sehingga membiarkan orang luar mendengarkan pembicaraan mereka. "Apa kau tahu cara membuat ramuan?" Tanya kepala desa kepada Alex.
Mendengarkan pertanyaan itu Alex berpikir sesaat lalu menjawab, "Iya aku sedikit tahu cara membuat ramuan. Namun itu tergantung penyakitnya" Jawab Alex. Tentu Alex tidak mengerti sedikitpun tentang ramuan dan obat-obatan yang ditanyakan kepala desa.
Namun jika Alex tahu jenis penyakitnya, bukankah ia bisa membeli obat di dunianya dan memberikannya kepada kepala desa?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
ADRIAN
ok.
2022-10-27
1