<
Nama : Alexander Leonard
Usia : 17 tahun
Konstitusi : 5 [+]
Vitalitas : 6 [+]
Skill :
- pemahaman bahasa : 3/3 [+]
- klon : 1/3 [+]
- berpikir cepat : 1/3 [+]
<
<
<
<
Poin system : 0
Koin emas : 900
"Timo... Timo..." Teriak anak kecil yang berlari menuju kelompok sepuluh orang dengan delapan laki-laki dan dua perempuan.
"Mathias, kemana saja kamu. Kami mengira kamu sudah menghilang di hutan ini!" Kesal Timothi yang merupakan anak kepala desa sekaligus pemimpin kelompok yang saat ini melakukan perburuan dan pengumpulan obat-obatan di dalam hutan.
Terlihat empat orang laki-laki di kelompok tersebut yang menundukkan kepalanya karena kehilangan jejak Mathias saat melakukan perburuan tadi dan kembali ke kelompok Timothi yang sedang mengumpulkan obat-obatan tanpa bersama Mathias.
Akibat hal tersebut, mereka berhenti mengumpulkan obat-obatan dan berusaha mencari Mathias di sekitar perbatasan hutan.
"Dengar Timo, tadi aku bertemu.."
"Kemana saja kamu? Mengapa kamu tiba-tiba meninggalkan Andre dan yang lainnya? Apa yang akan terjadi pada Nina kalau kamu dimakan binatang buas di hutan ini?" Sela Timothi dengan kesal kepada Mathias.
Mendengar Timothi yang memarahinya, Mathias menundukkan kepalanya dengan sedih. Terlihat mata Mathias yang mulai berkaca-kaca berusaha menahan tangis.
Melihat Mathias yang bersedih, Timothi menghela nafas dan berkata, "Jadi mengapa kau meninggalkan kelompok Andre?"
Mendengar pertanyaan Timothi, Mathias mengelap sudut matanya dengan telapak tangan dan menengadahkan kepalanya, "Saat tadi kami berhasil menangkap rusa, aku melihat kelinci di kejauhan dan berusaha menangkapnya untuk makan malam dengan Nina."
Mendengar itu, Timothi merasa kasihan sekaligus kesal.
Orang tua Mathias dan Nina merupakan petualang terhebat di desa mereka. Sekitar enam bulan lalu, mereka berdua menjalankan misi bersama untuk berburu monster yang sering memangsa para pemburu di desa tetangga.
Walaupun misi itu berhasil, namun dari tujuh orang yang pergi hanya tiga orang yang berhasil kembali.
Empat orang termasuk kedua orang tua Mathias meninggal saat melawan monster tersebut dan meninggalkan kedua anaknya di desa.
Ketiga orang yang tersisa menyerahkan seluruh hadiah misi sebanyak dua puluh koin emas kepada Mathias dan Nina lalu bepergian ke Bolum Kingdom dan Iones Kingdom tempat dua rekan korban lainnya berasal untuk mengabari keluarga para korban.
Berkat kejadian itu, penduduk di desa mereka sering membantu Mathias dan Nina dengan menyediakan kebutuhan sehari-hari keduanya.
Namun, hal tersebut ditolak oleh Mathias yang keras kepala dan mengatakan bahwa ayah dan ibu mereka meninggalkan banyak uang kepada mereka.
"Dimana kelincinya? Apa kau gagal menangkapnya?" Tanya Timothi.
"Tidak. Aku berhasil menangkap kelinci itu. Tapi sesaat setelah menangkap kelinci itu aku mendengar suara orang asing di hutan. Jadi aku bersembunyi dan melepaskan kelinci itu sebagai pengalih perhatian." Sahut Mathias.
"Bagus Mathias, keselamatanmu nomor satu." Timothi memuji kecerdasan Mathias. "Apakah dia seorang elf?" Lanjut Timothi bertanya.
"Saat aku mengintipnya dia terlihat normal dan telinganya sama dengan kita." Mathias berpikir mengingat-ingat tampilan orang yang dilihatnya. "Tapi Timo, dia sekarang berjalan menuju arah kerajaan Elf."
"Menuju kerajaan Elf? Apakah dia terlihat berbahaya?" Tanya Timothi sambil berpikir kemungkinan bahwa orang tersebut merupakan pedagang budak yang ingin menculik elf dari hutan besar.
"Tapi dia seorang diri dan terlihat tidak membawa apa-apa. Mungkin dia hanya tersesat di hutan." Lanjut Mathias dengan yakin.
Mendengar itu, Timothi juga berpikir bahwa orang itu kemungkinan tersesat. Ia juga memuji kecerdasan Mathias karena tidak langsung bertemu orang tersebut dan malah menuju kelompok mereka untuk menceritakan kejadian ini.
Walaupun kecil kemungkinan orang itu adalah pedagang budak tapi tidak menutup kemungkinan bahwa ia merupakan seorang penjahat yang bersembunyi di hutan.
Dengan jumlah kelompoknya, Timothi yakin mereka akan aman jika orang tersebut merupakan seorang penjahat.
"Baiklah, mari kita menuju orang itu dan menyapanya. Mathias, kamu pimpin arah menuju orang itu." Perintah Timothi kepada kelompok sebelas orang.
Alexander kini sedang mencoba skill klon dan berpikir cepat yang telah ia naikkan masing - masing satu poin.
Mengaktifkan klon, ia mendapati sosok yang persis menyerupai dirinya di depannya.
Dengan pikirannya, Alex mencoba mengontrol klon di depannya untuk bergerak sesuai dengan kehendaknya.
Awalnya, Alex mencoba menggerakkan klonnya dengan kesadaran sepenuhnya berada di tubuh utama.
Hal itu terbukti cukup sulit seperti halnya mencoba menulis dengan tangan kanannya sedangkan tangan kirinya menggambar suatu lukisan.
Klon itu terlihat bergerak dengan gerakan yang kaku dan aneh, Alex meyakini bahwa ia berhasil melakukan itu berkat skill lainnya yaitu berpikir cepat.
Menurut Alex, jika ia dapat memaksimalkan skill berpikir cepat maka ia dapat mengontrol klonnya sesuka hati walaupun separuh kesadarannya berada di tubuh utama, seperti halnya melakukan multitasking.
Saat ini, tubuh utama Alex dalam posisi berbaring dan berusaha mengosongkan pikiran. Alex mencoba memindahkan kesadarannya ke klon dan menyisakan sedikit kesadaran di tubuh utamanya.
"Ini berhasil." Alex tersenyum mengangkat tangannya sejajar dengan mata.
Berpikir sebentar, Alex mencoba sesuatu yang tiba-tiba terlintas di dalam kepalanya.
"Tampilkan sistem."
<
Nama : Alexander Leonard
Usia : 17 tahun
Konstitusi : 5 [+]
Vitalitas : 6 [+]
Skill :
- pemahaman bahasa : 3/3 [+]
- klon : 1/3 [+]
- berpikir cepat : 1/3 [+]
<
<
<
<
Poin system : 0
Koin emas : 900
"Ohhhh. Ini berhasil." Alex tertawa bahagia.
Membuka inventory, ternyata barang-barang di dalamnya dapat dikeluar-masukkan oleh klonnya juga.
"Bukannya hal ini cukup curang?" Kata Alex dengan senyum di wajahnya.
Tiba-tiba, Alex merasakan tubuhnya ditekan oleh sesuatu, klon Alex dengan kesadaran didalamnya bingung lalu menolehkan kepalanya melihat seekor kelinci sedang berdiri di atas tubuh utamanya yang sedang berbaring dengan secuil kesadaran di dalamnya.
Melihat itu, Alex dengan kesal mencoba mengusir kelinci tersebut.
Kelinci itu menolehkan kepalanya ke arah klon Alex. Dengan bingung, kelinci itu melihat bolak - balik antara tubuh utama Alex dan klonnya yang terlihat serupa.
Terdiam, kelinci itu seperti memikirkan sesuatu lalu mengencingi pakaian tubuh utama Alex dan melarikan diri.
"Kelinci sialan." Teriak Alex dengan kesal merasakan tubuhnya basah walaupun kesadaran utamanya sedang berada di dalam klon.
"Baiklah, melihat sekarang aku ada di dalam hutan, aku akan menjadikanmu kelinci bakar yang enak sambil menunggu waktu kembali selesai." Teriak Alex mengeluarkan pistolnya dari inventory berniat menjadikan sang kelinci menjadi makanannya sambil menunggu cooldown kembali ke planet biru selesai.
Alex berlari mengejar kelinci dan mengarahkan pistolnya ke arah kelinci.
"Timo.. Timo.. Lihat, itu orang yang kutemui tadi." Tedengar suara anak kecil berteriak dengan kata-kata yang tidak Alex mengerti sehingga membuat klonnya yang baru saja mengejar kelinci bersembunyi di pepohonan mengamati siapa yang datang.
Di kejauhan, terlihat belasan orang yang dipimpin oleh seorang anak kecil berjalan dengan hati-hati menuju tubuh utamanya yang sedang berbaring.
Alex mempersiapkan pistol di tangannya, waspada jika mereka berniat melakukan hal yang buruk.
Seorang pemuda menahan anak kecil yang berjalan di depan lalu berjalan seorang diri menuju tubuh utamanya.
"Hei bangun, apa yang kau lakukan di sini?" Pemuda itu mencoba membangunkan tubuh Alex yang terlihat pingsan di tengah hutan.
Alex tidak mengerti apa yang dikatakan oleh pemuda tersebut.
Namun melihat ekspresi serta gerakan mereka, klon Alex yang bersembunyi di balik pepohonan merasa mereka tidak berniat buruk.
Alex bingung apa yang harus ia lakukan. Jika tubuh utamanya bangun dan mereka mengajukan beberapa pertanyaan, Alex tidak akan bisa menjawabnya sebab ia tidak mengerti apa yang ia katakan.
Berpikir sebentar, Alex mengingat skill pertamanya yaitu pemahaman bahasa dan mencoba membuat situasi yang membuat ia dapat mendengarkan percakapan kelompok tersebut.
Alex yakin skill pemahaman bahasa akan membuatnya cepat dalam mempelajari bahasa lain.
Klon Alex memasukkan pistolnya kembali ke dalam inventory lalu duduk sambil bersandar ke sebuah pohon.
Klon Alex mengosongkan pikiran mencoba memindahkan kesadarannya kembali ke dalam tubuh utama.
Di depan pemuda itu, tubuh utama Alex perlahan membuka matanya dengan perlahan.
"Aaa... Aaa... Aaa..." Alex berpura-pura kesulitan berbicara. Tangan kanannya terlihat berputar-putar di atas perutnya dengan gerakan lemah lalu ia kembali pingsan.
"Sepertinya dia pingsan karena kelaparan. Tio, Stevi masak rusa yang tadi kita buru. Yang lain akan mencari kayu bakar." Perintah Timothi kepada yang lain.
Alex yang tidak mengerti apa perkataan pemuda itu tetap tertidur, namun dengan klonnya yang bersembunyi tidak jauh dari tempat itu, ia melihat beberapa orang membersihkan kaki rusa yang mereka bawa sedangkan beberapa orang yang lain berkeliling mengumpulkan kayu bakar.
Melihat itu Alex tersenyum senang dan berpikir bahwa aktingnya sangat baik.
Meninggalkan tubuh utamanya di penjagaan mereka, ia berjalan perlahan ke arah kelinci sialan tadi lari dan berniat memberikan kelinci itu bayaran atas penghinaan yang tadi kelinci itu lakukan pada tubuh utamanya.
<
Nama : Alexander Leonard
Usia : 17 tahun
Konstitusi : 5 [+]
Vitalitas : 6 [+]
Skill :
- pemahaman bahasa : 3/3 [+]
- klon : 1/3 [+]
- berpikir cepat : 1/3 [+]
<
<
<
<
Poin system : 0
Koin emas : 900
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Viva Rrq
sedikit saran, tampilkan status saat ada perubahan aja
2022-10-19
5
DINA OCTAVIA
status muluk yg di liat ,
2022-10-16
2