Bab 14
KE ESOKKAN HARINYA...
Zhea ikut exsel kerumah sakit untuk periksa. Dimobil hanya ada keheningan. Hingga suara dering ponsel exsel memecahkan keheningan mereka.
"Hallo, Saya akan kesana sekarang" ucap exsel lalu memutuskan sambungan telpon
"Siapa"
"Pasien langganan"
"Maksudmu, kau seorang dokter pribadi"
"Hem mereka menjadikanku dokter keluarga mereka. Aku juga nggak tahu alasannya kenapa mereka memilihku"
"Bearti kau orang yang hebat"
MEREKAPUN SAMPAI DI TEMPAT TUJUAN...
"kau ingin ikut atau tunggu disini" ucap exsel
"Seberapa lama kau disana"
"Aku tidak bisa memastikan seberapa lamanya"
"Kalau begitu aku ikut saja" ucap zhea mereka lalu masuk kerumah itu. zhea membulatkan matanya ketika dia melihat foto keluarga berukuran besar terpajang di ruang tamu rumah itu. Itu adalah foto lira, Antony dan Tiffany.
Exsel yang melihat zhea tiba-tiba berhenti berjalan pun berucap "kenapa berhenti. Mereka ada diatas"
"Kau dokter pribadi keluarga mereka" ucap zhea menunjuk foto keluarga itu.
Exsel yang melihat foto itu pun teringat jika zhea adalah anak kandung Tiffany.
"I-iya" ucap exsel gugup karena melihat wajah zhea yang menahan amarah.
"jika aku tahu ini rumah mereka aku tidak akan Sudi menginjakkan kaki di rumah ini. Dan jika, aku tahu dari awal kau bagian dari mereka aku tidak akan mau mengenalmu ataupun tinggal bersamamu" ucap zhea lalu beranjak pergi.
"Zhea" ucap exsel ingin mengejar zhea namun langkahnya terhenti ketika lira dan Tiffany menghampirinya.
"Kak exsel kau sudah datang" ucap Tiffany
"Tante mendengar kau menyebutkan nama zhea tadi. Apa Tante tidak salah dengar" ucap lira
"Tidak Tante. Aku memang kesini bersamanya. Tapi dia sudah pergi sekarang setelah melihat foto itu"
",Kalian menyuruhku cepat-cepat kesini siapa yang sakit apakah om Antony"
"Nggak kak papa udah berangkat ke kantor. Aku hanya mau kakak memeriksa tanganku apakah sudah tidak apa-apa"
"Jadi ini urusan mendesak yang kalian katakan tadi. Lain kali tolong jika hanya hal sepele jangan memintaku untuk datang. Karena dirumah sakit banyak pasien yang membutuhkanku. Dan masalah tanganmu Tiffany, aku sudah bilang kemarin itu hanya perlu di oleskan salep. Saya permisi dulu" ucap exsel beranjak pergi.
Exsel kembali kemobil dia tidak menemukan zhea disana.
"Kemana zhea. Apa dia benar-benar pergi. Dia mungkin tidak jauh dari sini karena kakinya masih sakit" ucap exsel lalu masuk kemobil mencari Zhea.
"Dimana dia, bisa-bisanya aku melupakan hal yang begitu sesintif baginya. Kalau mama tahu dia pergi mama pasti mama akan memarahiku nanti"
Beberapa saat kemudian exsel pun menemukan zhea yang berjalan di depan mobilnya. Dia lalu mengklason zhea supaya zhea berhenti. Tapi zhea tidak menghiraukannya.
Exsel lalu keluar dari mobil dan mengejar zhea.
"Zhea" ucap exsel memegang tangan zhea
"Lepasin" ucap zhea menghempaskan tangannya.
"Kamu mau kemana"
"Bukan urusan anda"
"Jangan begini. Jika kau pergi mama akan memarahiku nanti. Setidaknya jika kau ingin pergi pamit dulu sama mama"
"Anda bisa mengatakan pada Tante bahwa saya pulang kerumah orangtua saya"
Tiba-tiba ponsel exsel berdering lagi.
"Sebentar" ucap exsel lalu mengambil benda ponselnya di saku celananya.
"Rumah sakit" ucap exsel lalu menerima panggilan masuk itu
"Hallo ada apa"
"El razka. Oke, saya sebentar lagi sampai dirumah sakit".
Zhea yang menyimak pembicaraan telpon exsel pun berucap "El razka. Ap maksudmu El razka anaknya tuan marga"
"Iya El razka adikmu. Kemarin setelah kau pergi dari rumah sakit, baby sister nya elrazka membawanya kerumah sakit. Karena demam tinggi "
"Aku tidak pernah menganggapnya sebagai adik"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 281 Episodes
Comments