Bab 13
"Kan bisa mandi nggak ngebasahin lukanya. Emang wajah kamu nggak perih apa"
"Pas kena air tadi ya perih, sekarang udah nggak apa-apa kok"
"Oh iya. Memar di tangan kamu itu karena apa. Sepertinya bukan karena kecelakaan"
"Oh,ini. Ini tuh gara-gara preman-preman sialan itu. Gara-gara melarikan diri dari preman-preman itu aku kecelakaan"
"Kamu itu hebat banget ya, tahan gitu dengan rasa sakit. Cewek-cewek lain biasanya luka seujung kuku aja parno takut meninggalkan bekas. Lah kamu, wajah luka pun nggak dihiraukan"
"Karena cewek-cewek lain lebih beruntung daripada aku. Jika mereka sakit akan ada orangtua mereka untuk mengurusi mereka. Sedangkan aku, aku tidak bisa seperti mereka"
"Kenapa"
"Sudahlah kau tau perlu tau. Ayo kita pulang, Tante pasti nungguin kita"
"apa bisa berjalan" zhea mengangguk.
Merekapun kembali kerumah.
"Kamu dari mana aja zhea"
"Jalan-jalan bentar Tante. Mau lihat-lihat suasana disini"
"Oh ya sudah ayo duduk, kita makan"
Merekapun makan, tiba-tiba handphone exsel berdering.
"Nomor tak di kenal" ucap exsel
"Angkat saja, siapa tahu ada yang penting" ucap Sarah.
Exsel pun menerima panggilan telpon itu.
"Hallo, Zhe lho dimana. Katanya minta jemput. Tapi lho sendiri yang nggak ada di rumah sakit" ucap Rere di seberang sana.
Tanpa sepatah katapun exsel lalu memberikan ponselnya pada zhea "temanmu" ucapnya.
Zhea lalu mengambil ponsel exsel "Hallo" ucapnya.
"Ya ampun Zhe, lhi dengar nggak sih gue ngomong apa tadi"
"Nggak. Ada apa"
"Malah nanya ada apa lagi. Gue tanya lho Dimana. Tadi aja ribet pinta jemput, udah di jemput malah lho nya yang ilang"
"Gue udah pergi dari rumah sakit"
"Apa om Leon yang bawa lho pergi"
"Jadi lho yang beritahu mereka"
"Gue keceplosan Zhe. Hallo, hallo" zhea sudah memutuskan sambungan telpon.
"Besok, aku bawa kamu kerumah sakit. Untuk periksa lebih lanjut. Takutnya nanti ada tulang-tulang kamu yang retak. Mengingat kau sudah dua kali kecelakaan"
"Nggak usah. Lagian kalo ada yang retak, patah atau apapun itu pasti akan terasa sakit. Tapi aku nggak merasa apapun"
"Itu karena kamu tidak terlalu mempedulikan tubuhmu"
"Zhea, periksa saja, itu juga demi kebaikan kamu"ucap Sarah. Karena terpaksa zhea akhirnya menuruti Sarah. Karena dia tidak enak untuk menolak.
"Baik, Tante"
Setelah makan mereka bertiga laku duduk di sofa.
"Ini salep kamu oleskan ke luka wajah kamu sama memar di kedua tangan kamu" ucap exsel
"Udah nggak usah. Lagian cuma memar doang dua atau 3 hari lagi juga sembuh"
"Kamu nggak takut luka-luka kamu itu membekas apa. Terlebih lagi di wajah kamu"
"Nggak"
"Jangan begitu zhea. Kita sebagai wanita harus memperhatikan penampilan. Apalagi kamu ini seorang gadis. Sayang dong cantik-cantik tapi mukanya ada bekas luka" ucap Sarah
Zhea lalu mengambil salep dari tangan exsel dan mengolesi ke wajahnya. Exsel yang memperlihatkannya pun berucap "jangan oleskan di lukanya. Tapi di pinggiran lukanya"
"Aku nggak bisa lihat"
"Sini biar aku bantu" ucap exsel lalu mengambil salep itu dari tangan zhea
"Aku bisa sendiri"
"Udah diam. Nggak usah banyak omong" ucap exsel lalu mengolesi luka di wajah zhea.
Zhea menatap wajah exsel dengan lekat "ganteng juga" batinnya.
Selesai mengolesi luka wajah zhea exsel lalu mengolesi memar di tangan zhea.
"Aku bisa sendiri" ucap zhea menarik tangganya
"Udah nggak apa-apa".
"Zhea, yang dirumah sakit tadi itu orangtuamu"
Ucap Sarah. Zhea hanya mengangguk.
"Terus, gadis yang disampingnya apa itu saudaramu"
"Bukan, dia istrinya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 281 Episodes
Comments