Bab 7
"Kau ingin ketaman kan. Biar aku temani tapi jangan lama-lama aku masih ada urusan"
"Jika kau benar-benar sibuk pergilah. Aku bisa sendiri"
"Ketaman denganku sekarang atau tetap di kamar ini"
"Resek banget sih loh jadi dokter."
"Saya hitung sampai tiga jika anda masih ngomel-ngomel juga. Jangan harap bisa ketaman" ucap exsel kemudian mulai berhitung
"Satu"
"Dua"
"Ti..."
"Oke-oke. Ketaman sekarang"
"Butuh kursi roda"
"Nggak perlu. Kaki gue cuma keseleo bukan lumpuh"
"Kau sepertinya tidak menyanyangi tubuhmu"
"Menyukainya atau tidak itu bukan urusanmu" ucap zhea mencoba turun dari ranjang
"Hati-hati. Bawa infusmu" ucap exsel membantu zhea berjalan yang terpincang-pincang dan beranjak pergi dari sana.
"Benar-benar gadis aneh. Gadis lain biasanya akan menangis walau hanya terluka sedikit. Tapi dia... Seperti tidak merasakan sakit apapun. Dia juga tidak menghiraukan luka diwajahnya. Benar-benar tidak seperti gadis pada umumnya"
Disaat berjalan menujuh taman rumah sakit mereka bertemu dengan lira dan Tiffany. Ini bukan pertama kalinya zhea bertemu dengan ibu kandungnya itu. Mereka sering bertemu karena Tiffany dan zhea pernah satu sekolahan dahulu.
Dan yang paling menyakitkan bagi zhea adalah selama 3 tahun mamanya itu selalu menjadi wali mengambil raportnya Tiffany. Sementara dirinya tidak satupun orang disisinya, tak jarang dia membayar tukang ojek untuk mengambil raportnya.
"Ma, itu dia kak exsel cepat mah aku nggak mau di obatin orang lain" ucap Tiffany lalu berlari menghampiri exsel dan zhea.
"Kak exsel" ucap Tiffany
Exsel dan zhea pun berhenti berjalan dan menoleh ke arah sumber suara.
"Zhea. Kau kenapa" ucap lira yang melihat zhea. Tapi zhea tidak menanggapinya dan mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Kalian ngapain disini" ucap exsel.
"Tangan Tiffany tersiram air panas, kami menghubungimu tapi sepertinya kau sibuk. jadi kami kesini untuk memeriksanya" ucap lira
"Kakak lihat tanganku bahkan memerah"
"Lebay banget sih, kesiram air doang reaksinya sampai segitunya" ucap zhea beranjak pergi.
"Zhea, kamu kenapa bisa seperti ini" ucap lira menghalangi jalan zhea.
"Minggir"
"Kenapa tubuhmu banyak sekali luka-luka seperti ini"
"Bukan urusan anda. Sebaiknya anda Minggir" ucap zhea karena melihat lira tak bergeming zhea pun memutar arah jalannya.
"Zhea tunggu" ucap lira memegang tangan zhea
"Lepas" ucap zhea menghempaskan tangannya.
"Zhea, beristirahatlah kondisimu benar-benar buruk sekarang"
"Bagaimanapun keadaan saya itu bukan urusan anda. Anda urus saja anak dan suami anda yang kaya itu"
"Zhea cukup" ucap lira yang mulai emosi
"Kenapa anda marah. Apa anda tersinggung nyonya lira siyah yang terhormat"
"Kalian saling kenal" ucap exsel yang sedari tadi menyimak percakapan mereka
"Tidak, mereka orang asing bagiku" ucap zhea
"Zhea, apapun yang terjadi kau tidak boleh bicara seperti itu kepada mama" ucap Tiffany
"Kenapa tidak. Kalian bukan siapa-siapa bagiku"
"Zhea cukup. Mama adalah orang yang melahirkanmu. Kau tidak pantas bicara kasar padanya" ucap Tiffany
"Oh ya. Jangan lupakan satu hal bahwa dia hanya melahirkanku dan mencampakkan ku. Atau apakah anda sekarang meminta bayaran untuk itu nyonya. Bukankah uang lebih segala-galanya bagimu nyonya lira siyah" ucap zhea menatap tajam lira
PLAKKK
Karena emosi refleks lira menampar pipi zhea.
"Tante, apa yang kau lakukan. Kau melukainya" ucap exsel yang melihat wajah zhea berdarah. Karena lira menampar tepat di wajahnya yang terluka.
"Ini pasti perih" ucap exsel lalu meniup wajah zhea yang terluka.
"Zhea ma- mama nggak sengaja sayang. Maafkan mama"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 281 Episodes
Comments