Bab 6
Keesokan harinya
Zhea yang baru sadar membuka matanya dan melihat sekelilingnya. "Rumah sakit" gumamnya
Zhea lalu beranjak duduk dia memegangi kepalanya yang terbalut perban "kenapa rasanya sangat sakit".
Zhea melihat tangannya yang berinfus lalu mencoba melepaskannya.
"Apa-apaan sih pake infus-infus segala. Udah kayak orang penyakitan aja" ucapnya
Exsel memasuki ruangan zhea dengan seorang suster. Ketika exsel masuk dia yang melihat zhea mencoba melepaskan infusnya pun menghentikan zhea.
"Hey, jangan dilepas" ucap exsel
"Kau, jadi kau benar-benar seorang dokter" ucap zhea yang melihat exsel.
"Jika kau ingin ke kamar mandi kau bisa membawa infus ini bersamamu tidak perlu melepaskannya secara paksa seperti tadi"
"Siapa juga yang ingin pergi ke kamar mandi. Aku ingin keluar dari rumah sakit ini"
"Kau tidak boleh pergi sekarang kondisimu belum stabil. Terlebih lagi kakimu"
"Kakiku masih bisa berjalan kau tak perlu khawatir. Dan biarkan aku pergi" ucap zhea memotong ucapan exsel. Lalu mencoba melepaskan infus itu kembali.
"Jangan dilepas. Jika kau benar-benar ingin pulang hubungi orangtuamu biar mereka yang menjemputmu"
"Aku tidak punya orangtua aku ataupun keluarga"
"Jika begitu kau tidak boleh pulang sebelum kesahatanmu stabil"
"Kau benar-benar menyebalkan. Pinjamkan aku ponselmu, aku akan menelpon temanku" exsel lalu memberikan ponselnya pada zhea
Zhea menelpon Rere.
"Hallo, siapa" ucap Rere di seberang sana
"Ini gue, cepat lho datang kerumah sakit dan bawa gue pulang"
"Lho dirumah sakit. Kenapa"
"Udah nggak usah banyak tanya lebih baik lho kesini cepetan"
"Aduh Zhe, kalo sekarang gue benar-benar nggak bisa. Gue ada ujian 10 menit lagi. Gue suruh Niko atau Rio aja ya yang jemput lho"
"Nggak, nggak. Bisa ribet gue kalo mereka yang jemput. Ya udah lho cepetan selesaiin ujian lho abis itu jemput gue di rumah sakit"
"Oke, oke. Rumah sakit yang mana"
"Apa nama rumah sakit ini" tanya zhea pada exsel
"Medica hospital" ucap devano
"Lho dengarkan. Rumah sakit medica hospital"
"Iya-iya. Ntar sore gue jemput lho udah dulu ya ujian gue udah mau mulai ini" lalu memutuskan sambungan telponnya.
Rere yang berada di parkiran kampusnya bertemu dengan Leon dan cathlin.
"Rere" ucap Leon
"Eh om, ngapain kesini"
"Om dipanggil sama dekan. Katanya zhea sudah 2 Minggu ini tidak datang ke kelas, padahal dia selalu pergi tiap harinya. Apa kamu tahu zhea Dimana sekarang"
"Dia baru aja ngabarin kalo dia dirumah sakit"
"Dirumah sakit. Kenapa dengan dia"
"Aku juga nggak tahu om. Dia meminta aku menjemputnya tapi aku ada ujian"
"Dirumah sakit mana dia"
"Blue hospital, om"
Leon langsung menarik tangan cathlin dan meninggalkan Rere.
"Astaga. Nih mulut nggak bisa di ajak kompromi banget sih. Bisa-bisa gue di amuk zhea nanti" ucap Rere menepuk nepuk mulutnya yang kecoplosan.
DI RUMAH SAKIT
"Tunggu infusnya habis dulu baru kamu bisa pulang" ucap exsel
"Iya, iya"
"Suster ambilkan makanan untuknya"
"Nanti aja, aku belum lapar. Aku bosan di kamar ini, bolehkah aku keluar menghirup udara segar"
"Suster temenin dia ke taman"
"Maaf dok, sebentar lagi jam kerja saya selesai. Dan akan di gantikan oleh teman saya. Jika perlu saya akan menyuruh teman saya untuk menemaninya"
"Nggak usah gue bisa sendiri. Apa-apaan pake di temenin segala emangnya aku bayi"
"Takutnya nanti kau kabur"
"Heh, apa urusanmu jika aku kabur"
"Semua biaya administrasimu aku yang bayar lagi pula kondisimu belum membaik"
"CK, jadi itu alasanmu menahanku disini. Pake alasan kondisi belum membaik segala. Tenanglah, aku akan membayar semua uangmu itu"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 281 Episodes
Comments