"Lusa kita akan berangkat,karna semakin cepat akan semakin lebih baik untuk Tasya anakmu!"
ucap tante Oliv dengan lembut."Saya akan meminta pada dokter Alex agar mempersiapkan semua yang dibutuhkan oleh Tasya."
"Tante,,,apa saya boleh bertanya?"
tanya Elen dengan sopan,ia ingin tau bagaimana caranya untuk mengembalikan semua uang yang akan tante Oliv keluarkan untuk biaya pengobatan Tasya nantinya.Elen memang tidak terlalu peduli bagaimana caranya untuk mengembalikanya,tapi dia merasa juga harus perlu tau,agar suatu saat tidak berimbas pada Tasya.
"silahkan Elen,,,apa yang ingin kamu tanya kan?"
kata tante Oliv."Saya mau tanya pada tante, apa yang harus saya lakukan nanti untuk membayar semua biaya pengobatan Tasya?"
Tanya Elen dengan hati-hati,takut menyinggung perasaan tante Oliv. Tante Oliv tersenyum datar kala mendengar pertanyaan Elen,baginya wajar-wajar saja jika Elen bertanya demikian,mengigat zaman sekarang sangat rawan penipuan.
"Elen,,,tante tau kamu pasti masih ragu sama tante,tapi sekarang itu tidak penting! yang terpenting adalah Tasya bisa segera sembuh.Untuk mengenai hal itu,kamu cukup bekerja pada tante,karna tante memiliki beberapa usaha."
Tante oliv berusaha menjelaskan pada Elen dengan lembut,agar Elen merasa nyaman dan merasa tidak terlalu terbebani.
"Baik tante terimakasih banyak!,saya tidak tau bagaimana harus membalas kebaikan tante."
Hari ini adalah hari keberangkatan Elen dan Tasya kejakarta,yang didampingi beberapa tim medis,mengingat kondisi Tasya yang masih sangat lemah.
"Elen,,,baik-baik dijakarta ya dek!,kabari kakak terus"
ucap Milka dengan deraian airmata,ia memeluk adik sematawayangnya itu dengan haru,dan beralih ke Tasya ponakanya.
"Tasya sayang,,,cepat sembuh ya nak,,,jangan pernah lupa untuk selalu berdoa!."
Setelah tangis haru perpisahan,akhirnya merekapun berangkat kejakarta.selama 2 jam perjalanan mereka tempuh dan akhirnya pesawat yang mereka tumpangi tiba dibandara Internasional Soekarno Hatta.
Setelah sampai di parkiran,ternyata sudah ada yang menjemput.terliha seorang lelaki yang sangat tampan tak lupa dengan kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya.
"Elen,,,kenalkan,ini adalah putra saya!"
Lelaki tampan itu memicingkan matanya dibalik kacamata hitamnya,netra coklatnya memperhatikan setiap inci tubuh wanita yang ada didepanya.
Kulit putih mulus,hidung mancung yang mungil,rambut ikal,serta bola mata legam yang sangat bening."
"saya Elenora Estefania Edo." Ucap Elen memperkenalkan nama panjangnya.
"Ellio Pedro Hawkins" ucap Elio dengan senyumnya yang sangat menawan.
Mata Ellio menangkap sosok mungil yang ada disamping Elen,wajah pucat pasi namun sangat manis,duduk dalam diam dikursi rodanya. Ellio membungkukkan badanya,mensejajarkan tubuhnya agar sama tinggi dengan gadis mungil yang ada di depanya.
" dan kamu nona manis,,,nama kamu siapa?"
tanya Ellio pada Tasya.Elilo memang mudah bergaul pada semua orang,dia ramah dan memiliki selera humor yang tinggi,terkadang dia dan oma Osi sering membuat orang pusing dengan kelakuan mereka berdua yang sangat kocak,namun dibalik kekocakanya dia memiliki sifat playboy tingkat dewa.
Nama saya Natasya om,,,panggil Tasya aja!"
jawab Tasya pada Ellio.
"em,nama yang cantik secantik orangnya!,,,umur kamu berapa nona manis?"
Tanya Ellio yang tidak bosan memandangi Tasya dan sesekali melirik Ellen, dan orang yang Ellio lirik tidak menyadari bahwa lelaki tampan itu terus saja memperhatikanya dari balik kacama hitamnya.
"Tujuh tahun om!" jawab Tasya singkat.
Ellio kita berangkat sekarang,,,kasihan Tasya,dia sudah sangat kelelahan. ucap tante Oliv menyudahi perkenalan.
Dalam perjalanan Ellio sering mendengar Tasya memanggil Elen dengan sebutan mama,dalam hati Elio bertanya" Siapa sebenarnya Elen dan Tasya,dan apa yang terjadi pada mereka?" padahal awal ia melihat Elen,dia sudah jatuh cinta pada pandangan pertama.
Sekarang dia buang jauh pikiran itu,sepleboy-pleboynya dia, tabu baginya untuk berambisi pada istri orang,meski tadi Ellio sempat tergugah hatinya pada wanita yang memiliki mata bening sebening embun pagi itu.
Ellio melajukan mobilnya,dan sesekali melirik wanita kecil yang baru saja ia kenal itu.
"Beruntung sekali lelaki yang sudah menjadi suami mu.Kau sangat cantik Elen!"ucap Ellio dalam hati.
"Ayahnya Tasya ada di mana Elen?"
Elen menarik nafas berat kala mendengar pertanyaan yang tidak ingin ia dengar.karna jika mengingat suaminya itu hatinya sangat hancur.
Elen mengalihkan pandanganya keluar jendela sambil menatapi gedung-gedung pencakar langit, yang ada di kedua sisi mobil yang ia tumpangi.Elen sengaja agar tante Oliv tidak melihat air matanya yang sudah menetes sejak tadi.
"sudah meninggal tante!"
"ma-maaf Elen,tante tidak bermaksud-?
"tidak apa-apa tante!"
Ucap Elen sambil menghapus air matanya.
"sudah lama?"
"baru sembilan bulan tante!"
"a-apa?"
Tante Oliv membekap mulutnya sendiri karna tidak percaya dengan perkataan Elen.Bagaimana mungkin wanita ini tegar seperti yang ia lihat.Suaminya baru sembilan bulan pergi meninggalkanya dan anaknya Tasya.Di tambah kenyataan pahit bahwa putrinya megidap kanker otak.
Elen terisak kala mengingat mendiang suaminya,sebenarnya ia tidak ingin mengingat almarhum suaminya itu.karna ia ingin fokus pada kesembuhan Tasya putri yang sangat ia kasihi itu.
"dia meninggal karna kecelakaan saat akan bekerja!"
Elen menceritakan semua perihal kecelakaan yang sudah menimpa suaminya Marcel pada tante Oliv.
"ya Tuhan,tegar sekali kamu Elen!"
Ellio hanya menyimak perbincangan antara ibu dan wanita bertubuh mungil yang baru di kenalnya itu.Meski Elen terlihat tegar,tapi Ellio bisa melihat kerapuhan pada diri Elen,Ellio dapat melihat dari tatapan mata bening milik wanita mungil itu.
Tante Oliv berusaha menghibur Elen dengan bercerita tentang daerah tempat asal Elen berada.
Mereka menempuh perjalanan dari bandara ke mansion selama beberapa menit.Saat sudah sampai,Elen ingin membantu Tasya untuk keluar,namun belum sempat ia meraih tubuh putrinya itu,Ellio sudah lebih dulu mengangkat tubuh Tasya dan membawanya untuk masuk.
Tante Oliv memanggil para maid untuk mengantar Elen ke kamar yang sudah di siapkan atas perintah sang nyonya.
Sesampainya di kamar,Ellio membaringkan tubuh lemah Tasya di tempat tidur.
"terimakasih tuan!"ucap Elen.
"panggil Ellio saja,atau El!"
"makasih kak El!" Ucap Elen karna merasa tidak sopan kalau hanya menyebut namanya saja.
"nah itu baru bagus!"
"ah ya Elen,jika kau butuh bantuan,jangan sungkan-sungkan untuk memangil pelayan,karna aku akan meminta mereka untuk melayani mu dengan baik!"
"terimakasih sekali lagi kak!"
"baiklah Elen,aku akan segera keluar,dan jangan lupa akan apa yang sudah ku pesan!"
"baik kak!"
Setelah Ellio berlalu,Elen tak henti-hentinya merasa bersyukur.Ditengah badai yang menghantamya bertubi-tubi namun masih ada secercah harapan untuk dapat selamat dari badai tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 202 Episodes
Comments