Sambil harap - harap cemas aku melangkahkan kakiku ke kamar mandi. Aku menampung air seni dalam wadah yang sudah tersedia di kotak test packnya. Setelah selesai aku mencelupkan alat test pack ke wadah tersebut. Dalam beberapa detik naek dua garis merah, air mataku langsung jatuh ke pipi. Aku menangis haru setelah penantian lebih dari sepuluh tahun akhir nya garis dua yang ditunggu - tunggu datang juga.
Selama lebih dari sepuluh tahun pernikahan kami belum juga di karunia keturunan. Aku dan suami sudah melalukan berbagai cara pengobatan supaya bisa hamil, dari yang alami, herbal bahkan medis. Semua belum membuahkan hasil. Dan pada akhir nya aku menyerah pasrah dan berusaha ikhlas.
Sudah satu tahun belakangan ini kami tidak berobat medis lagi. Aku lelah dengan semua treatment yang dijalani. Dari USG, cek darah dilabaratorium, HSG yang sangat menyakitkan.
Konsul tiap bulan nya ke SPOG. Cuman memang belum sampai ke program IVF ( In-vitro fertilization ) atau bahasa pasaran nya proses bayi tabung, karena itu membutuhkan biaya yang sangat mahal. Aku sudah menanyakan kepada perawat nya membutuhkan biaya sekitar 70 - 80 juta. Sementara kami belum punya uang sebanyak itu mengingat suami yang baru beberapa tahun naik jabatan.
Kami memutuskun membeli rumah duluan daripada proses bayi tabung, karena sudah capek harus pindah - pindah rumah kontrakan tiap tahun nya. Karena setelah konsul sama dokter bayi tabung ini tidak 100% berhasil. Mengingat usia saya sudah 33 tahun jadi kemungkinan nya cuman 70%. Dengan masih ada selisih 30% kemungkinan gagal.
Aku memamg sangat beminat tapi saat itu aku belum punya uang yang cukup buat melanjutkan program ku. Aku memutuskan buat menabung dulu selama satu tahun atau dua tahun buat mengumpulin duit sebeaar 100 juta buat menjalankan program IVF tersebut.
Setahun lebih aku tidak ada lagi berobat, baik itu yang herbal maupun ke spesialis. Hari ini Allah mengabulkan do'a - do'a di setiap sujud ku.
Dengan berlinang air mata aku keluar dari dalam kamar mandi, aku menuju kamar tidur dan meraih hp untuk vidio call mas Suthan karena aku sudah tidak sabar buat mengabari nya secepat mungkin.
Aku mulai menelpon nya dan tidak berapa lama beliau mengangkat telepon dariku.
"Ada apa sayang?" katanya.
Karena aku memang jarang sekali menelpon mas suthan pada waktu jam kerja apalagi buat vidio call, palingan kalau ada sesuatu yang mau dikatakan aku hanya mengirim pesan wa saja.
"Lihat ini mas," kataku sambil menunjukkan test pack ke layar hp.
"Jadi benar kita bakalan punya anak?" tanya suami sambil menunjukkan ekspresi wajah yang bahagia.
"Iya mas,aku hamil." jawab ku sambil berlinang air mata
"Nanti malam kita ke Spog ya sayang, pulang mas kerja." suami ku dengan semnagat mengatakan nya.
"Iya mas." jawabku.
"Ya udah jangan kerjain apa pun dirumah, jaga kesehatan, baju kotor di laundri aja, masak juga gak usah dulu, pesan makanan dari online aja. Yang penting jaga kesehatan jangan banyak gerak nanti malam kita ke dokter Spog." kata suami panjang lebar.
"Baik mas." kataku dan setelah nya mengucapkan salam lalu mematikan hp.
Aku tidak sabar untuk mengabari mamaku di kampung, aku mau membagi kabar bahagia ini juga buat beliau. Karena bukan aku saja yang sering di hujat mulut - mulut jahat orang lain, bahkan orang tua ku pun sering menangis pulang kerumah karena mulut - mulut tetangga dan teman wirit nya yang sering menanyakanku anak ibuku, apakah aku sudah hamil atau belum. Mereka juga sering menyindir mamaku dengan kata -vkata yang pedas. Setelah pulang kerumah mamaku menelpon aku sambil menangis menceritakan perkataan orang kepadanya.
Aku memang tidak menangis pada waktu ibuku bercerita aku berbesar hati menenangkannya. "Sudah lah mak jangan lagi terlalu di dengar kan omomgan orang, anak itu bukan adonan kue yang bisa kita cetak sendiri dari tepung dan bahan pengembang," kataku. "Biar aja mereka mau ngomong apa, toh belum tentu hidup mereka lebih bahagia dari pada kita." sambung ku lagi.
"Klo Allah sudah berkehendak kun fayakun katanya. Semua akan terjadi tiada yang mustahil buat Allah.Dan aku percaya suatu saat nanti Allah bakalan titip kan juga buat aku anak, dan mama akan punya cucu juga dari aku." Kata ku optimis buat menyemangati hati mamaku yang lagi sedih.
Setelah nya aku yang menangis tersungguk - sungguk pada saat sujud terakhir di sholat ku. Aku lebih terluka kalau orang melukai hati orang tua ku. Kalau mereka menghinaku mandul aku memang menangis dan dalam hati aku berkata, Allah lebih hebat dari kalian, kalau Allah berkehendak saat ini juga aku bisa hamil. Tapi mungkin belum tepat waktu nya buat aku saat ini mengemban amanah tersebut.
Awal - awal setahun sampai lima tahun pernikahan setiap orang menanyakan sudah belum punya anak? atau sudah berapa anak kalian? Aku pasti menangis sesampai dirumah. Tetapi setelah melalui proses yang panjang aku sudah mulai dapat menguasai emosiku. Aku menyikapinya dengan hati yang tenang.
Kadang perkataan orang sangat - sangat menyakitkan. Ada yang menyamakan aku dengan kucing nya yang sudah bertahun - tahun belum beranak juga. Ada yang mengatakan tahun depan kalau kamu gak hamil juga suami mu bakalan menceraikan mu, ada yang bilang ehh kamu perempuan yang tidak subur sambil tersenyum jahat.
Banyak perkataan yang menyakitkan yang sudah aku terima, dan ujung - ujung nya sajadah tempat sujud ku yang jadi saksi bisu air mata ku tempat mencurahkan semua isi hati ku.
Dunia memang seperti itu, waktu gadis kapan nikah, sudah nikah kapan punya anak, setelah punya anak kalau tidak lengkap laki - laki dan perempuan juga salah dimata mereka. Kenapa tidak ada anak laki - laki mu atau sebalik nya. Kalau anak sempurna ada laki - laki
dan perempuan pasti ada lagi yang ditanya,di mana sekaloh, kelas berapa dan rengking berapa. Seakan tidak ada puas nya manusia ini.
Hari ini Allah telah menunjukkan Kuasa nya buat aku, apa yang aku harap kan dan ingin kan selama sepuluh tahun belakangan ini telah di kabul kan Allah. Aku hamil, aku akan memiliki anak. Tangis haru tak terbendung lagi jatuh dan jatuh lagi air mata ini. Air mata bahagia, tak henti - henti nya aku mengucapkan kata Alhamdullillah terima kasih ya Allah atas kesempatan ini.
Aku sangat bahagia sekali, aku menelpon ibuku, beberapa kali aku mencoba menelpon tapi di layar hp cuman memanggil, ini berarti ponsel ibuku tidak ada kuota atau sinyal nya yang lagi susah. Aku memutuskan menelpon melalui telepon seluler biasa tidak melalui wa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments