Seminggu Kemudian.
Setiap harinya, detik dan menit, Adam merasakan keresahan yang tak pernah ia rasakan. Dia pernah begitu kehilangan, tapi tidak seperti kehilangan saat ini. Seolah rumah ini akan mati, setiap sudut rumah ini ia selalu melihat bayangan Binar, kadang berbicara padanya meskipun dia tak menanggapi, kadang dia melihat Binar yang sedang menggendong dan menimang-nimang baby Abra.
Adam mengusap wajahnya secara kasar, kedua matanya terasa panas, ulu hatinya seakan di tusuk oleh ribuan jarum.
Dia memegang dadanya yang berdebar-debar. Selama seminggu ini dia memfokuskan hatinya, ternyata benar, ia tidak bisa jauh dari Binar, entah semenjak kapan perasaannya tumbuh.
"Aku harus menemui mereka," ucap Adam. Ia hendak melangkah ke lantai atas mengambil jaketnya, tetapi langkah itu kembali berhenti. Dia harus menanyakan dulu keberadaan Binar, entah bersama kedua orang tuanya atau sebaliknya.
"Mam," sapa Adam. Wajahnya sangat frustasi, selama seminggu ini ia tidak enak makan, bahkan tubuhnya pun tidak terawat.
"Apa?!" ketus Mama Mahira. Seolah tidak mau tau apa yang akan Adam katakan. Ia sangat kecewa dengan Adam dan berharap putranya akan memperbaiki semuanya.
"Dimana Binar dan Abra Ma?"
"Oh, setelah seminggu kamu tidak menghubungi mereka, sekarang kamu menanyakan mereka?" sarkas Mama Mahira.
"Ma, aku tidak ingin berdebat, aku ingin memulai hidup baru dengan Binar."
"Ck," desis Mama Mahira. Tapi ada senang du hatinya kala mendengarkan perkataan Adam yang ingin memperbaiki semuanya.
"Adam Mohon Ma," lirih Adam.
"Baiklah, dia berada di jalan Xxx. Kau bisa mendatanginya, dia tidak mau ke rumah Mama dan Papa mu juga sudah menjemput kedua adiknya," ucap Mama Mahira. Ia berharap kedepannya Adam akan mempertahankan Binar.
"Lalu bagaimana dengan Ayu dan anaknya?"
"Ma, nanti aku akan membahas masalah ini dengan Binar,"
"Percuma Adam, kalau kamu tetap menikahi Ayu dengan status istri sah kedua mu, sama saja Binar tidak akan setuju."
"Maaf Ma, nanti aku akan membahasnya." Adam mematikan secara sepihak, dia pun bergegas mengambil jaket dan kunci mobilnya.
Sekitar empat puluh menit, Adam telah memasuki sebuah gang. Dia mengemudikan pelan mobilnya sambil melihat-lihat alamat yang ingin ia tuju. Dia pun menghentikan mobilnya tepat di sebuah rumah berlantai dua, namun tidak terlalu luas. Dia membenarkan alamat ini dan bergegas turun dari mobilnya.
Sementara di dalam rumah.
Binar mendapatkan panggilan dari sang mama Mertua, yang mengatakan kalau Adam ke rumahnya.
"Iya Ma,"
"Maafkan Mama sayang, Mama mengatakan di mana keberadaan mu."
"Iya Ma, gak masalah. Lagian Abra juga merindukan Ayahnya."
"Ya sudah Ma, sepertinya Mas Adam sudah datang."
Binar mematikan panggilannya, dia menarik gorden berwarna putih itu, mengintip celah di depan jendela kaca itu, dan benar saja dia melihat Adam yang berdiri di gerbang rumahnya.
Binar bergegas keluar rumahnya, dia membuka pintu pagar itu dan melihat Adam.
"Mas," sapa Binar.
Adam langsung memeluk Binar, mendekapnya dengan erat. Ia sangat merindukan istrinya itu.
"Maafkan Aku, aku berbuat kejam pada mu."
Binar menatap kedua tangannya yang melayang di udara, entah membalasnya atau tidak. Kemudian menjatuhkannya lagi.
"Sebaiknya kita masuk dulu, Mas." Binar melepaskan pelukannya dan tersenyum simpul.
"Ah, baiklah."
Adam memutari mobil depannya, Binar membuka dua pintu gerbang itu dan mobil hitam milik Adam pun memasuki pekarangan rumah Binar yang tak terlalu luas.
"Dimana Abra?" tanya Adam yang begitu senang.
"Dia di dalam Mas, sama Bi Lia," jawab Binar. Bi Lia pembantu di rumah Adam yang di pindahkan untuk membantu di rumah Binar.
"Ayo, aku tidak sabar melihatnya."
"Pa ... Paa.."
Dari dalam pintu munculah sosok wanita setengah baya yang menggendong Abra. Adam cepat melangkah dan mengambil Abra masuk ke dalam dekapannya.
"Sayang," Adam mencium bertubi-tubi pipi gembul putranya. Hanya Abralah yang menguatkan hubungan pernikahannya yang mulai retak saat ini. Mungkin dengan membujuk Binar, dia akan kembali padanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Siti solikah
nanti kalau ada ayu dan Andra jadi berubah lagi hatinya
2025-04-17
0
tris tanto
lha maknya aturan bilng sblm bertemu dgn binar sm anakkmu,slsaikan mslhmu dl sm ayu gtyuu
2024-02-04
0
Erlina Purwanty Moe
jngan luluh Binar tetep dngan pndorianmu
2022-11-07
1