#Ana Ku bukan Anak Penghalang Anak Mu

"Papa!" teriak seorang anak kecil dengan nyaring.

Semua orang yang yang berada di ruang tamu itu pun menoleh ke asal suara itu, anak kecil yang di sapa Andra itu pun berlari ke arah Adam dan melingkarkan kedua tangannya ke kaki adam, memeluknya dengan erat.

Adam segera melepaskan tangan yang mencengkram tangan Binar, dia malah memandang anak kecil di hadapannya.

"Ma-maaf, Andra ingin menemui mu Mas, jadi aku bawa ke sini," ucap Ayu sambil melirik Binar.

"Papa, Andra kangen Papa. Andra mau di gendong Papa," ucap Andra sambil tersenyum, ia mengacungkan kedua tangannya untuk di gendong.

"Aku ingin berbicara dengan mu," ucap Ayu.

Wanita itu mengangguk dan terlihat takut. Dia mendekati putranya, "Sayang kamu tunggu di sini, ada sesuatu yang ingin Mama bicarakan dengan Papa mu," ucapnya.

Andra pasrah, dia pun mengangguk. Sedangkan Ayu malah mengekori Adam untuk menjauh dari Binar dan Bi Mira.

"Sebelum hasil test itu keluar, aku ingin bocah itu tidak memanggil ku Ayahnya," ucap Adam dengan tegas. Dia tidak ingin tertipu oleh Ayu yang meskipun adalah masa lalunya.

"Baik Mas, tapi saat ini aku tidak bisa mencegah Andra. Tolong jangan sakiti dia, aku akan menerima kalau Mas memang ingin melakukan test DNA dan kalau hasilnya memang seratus persen, aku ingin Mas memberikan status pada Andra," ucap Ayu. Dia datang kesini hanya demi putranya. Tapi seandainya Adam masih mencintainya, ia akan memperjuangkan cintanya agar Adam mau menerimanya kembali.

"Untuk memberikan status, Mas harus menikahi ku kan. Tidak masalah kalau aku harus menjadi istri kedua."

Adam mengerutkan keningnya, ia tidak menjawab. Pikirannya saat ini sedang kacau, dia tidak ingin menjawab apa pun dan memilih pergi.

***

"Binar, dia siapa?" tanya Papa Ardey, dia melihat Adam kecil versi anaknya.

Binar menatap anak kecil yang menatapnya itu. "Dia cucu Papa, putra Mas Adam dengan Ayu."

Papa Ardey memijat pelipisnya. Karena lelah dengan suaminya, ia pun duduk dan beberapa kali menghela nafas.

"Papa," sapa Ayu, dia menghampiri pria yang pernah ia temui beberapa tahun lalu. Dia pun ingin menyelami papa Ardey namun pria itu memalingkan wajahnya.

"Papa,"

Adam menyela mereka, dia pun duduk berhadapan dengan papa Ardey. Andra tersenyum setelah ayahnya kembali.

Bocah itu bergelanyut manja di depan Adam, tapi seorang bayi yang masih tak tahu apa-apa dia tidak ingin ayahnya di pegang oleh orang lain.

Abra menangis, tangannya terulur meminta di gendong oleh Adam. Tapi Pria itu selalu menatap Andra. Entahlah, dia bingung dengan kedepannya.

"Binar, ayo kita pergi, kita temui Mama mu."

"Sama kakek ya sayang," ucap Papa Ardey, dia tidak tega dengan bocah gembul yang di gendong Binar. Anak itu selalu menatap Adam dan ingin meminta di gendong.

"Tunggu Pa," cegah Adam. Dia pun beranjak dan mengambil Abra di dalam gendongan Binar. Abra langsung terdiam dan sesegukan menatap sang ayah.

"Sayang, mau ke ayah kan?"

"Pa, kenapa Papa menggendong dia? Papa cuman punya Andra, bukan punya orang lain."

Papa Ardey berdecak, dia menatap tajam Ayu. "Kau tidak bisa mengatakannya kalau ayahnya bukan hanya untuk dia."

Ayu merasa tersindir, jelas ia tidak terima karena Andra tidak mendapatkan kasih sayang semenjak kecil. Bukan salahnya Andra, tapi salahnya kedua orang tua mantan kekasihnya yang tega memisahkan seorang anak dengan ayahnya.

"Papa seharusnya mengetahui kalau Andra kehilangan kasih sayang dari Papanya, sedangkan anaknya Binar, dia mendapatkan kasih sayang ayahnya. Semenjak kecil dia merasakan pelukan ayahnya."

"Begitu? kau merasa putra ku mendapatkan cinta dari seorang ayah?" tanya Binar. Dia tidak terima, memang benar ada Abra kadang di gendong oleh Adam, tapi percayalah hatinya di penuhi masa lalunya, seakan tidak iklas. Itu pun hanya karena dia yang memohon.

"Demi Abra, aku memohon pada kekasih masa lalu ini. Dia suami ku, dia ayah dari putra ku, tapi sama sekali di dalamnya tidak berperan sedikit pun. Kau mengatakan putra ku mendapatkan kasih sayang? tidak, aku memohon pada kekasih masa lalu mu untuk menggendong Abra, sekarang aku ingin membongkar semuanya."

Binar langsung merampas Abra dengan kasar dari tubuh Adam. Tentu saja Adam tidak terima apa lagi Abra langsung menangis kencang. "Abra, dia tidak akan menjadikan penghalang untuk putra mu mendapatkan kasih sayang dari kekasih mu, dan kau," Binar menunjuk wajah Abra. "Seorang anak pasti butuh status kan, aku mengijinkan kalian menikah dan aku tidak peduli, aku bersyukur kau tidak muncul di hadapan ku dan Abra. Ayo sayang, kita tidak butuh dia."

Binar langsung berbalik, dia melangkah dengan cepat dan tidak peduli wajah syok Adam. Tentu saja pria itu semakin tak mengenali Binar, wanita yang dulunya lembut dan penuh cinta, kini seakan ingin mencakar wajahnya.

#Jangan lupa tekan Likenya dan berikan tipsnya ya kak🙏😁

Terpopuler

Comments

Siti solikah

Siti solikah

bagus binar

2025-04-17

0

Maryati Yati

Maryati Yati

bagus binar...

2025-02-20

0

Safa Almira

Safa Almira

haha

2025-01-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!