#kenyataan masa lalu

Suara deruan mobil memasuki pekarangan rumah, Adam membuka pintu mobilnya, dia pun melangkah dengan lelah yang di pikulnya. Merenteng tas kerjanya sambil menghembuskan nafas kasarnya.

Dia pun membuka pintu kokoh bercat putih itu, setiap malam pasti istrinya akan menyambutnya dan akan menanyakan apa saja, hal itulah yang membuatnya bosan. Istrinya sangat cerewet dan membuat telinganya berdengung.

Krek

"Aku sudah makan," ucap Adam tanpa menatap siapa wanita di hadapannya.

Wanita itu mengepalkan kedua tangannya, air matanya mengalir deras, ia sangat merindukan pria di hadapannya, tanpa berpikir panjang ia langsung memeluk erat pria yang ia tangisi setiap malamnya.

Adam membeku, ia kenal dengan wangi tubuh ini. Wanita yang selalu ia rindukan setiap saat.

"Adam,"

Jantungnya berdebar-debar, kedua mata Adam mengembum. Ingatan demi ingatan bagaikan kaset yang berputar dalam pikirannya. Untuk saat ini, tubuhnya bagaikan es batu, tenggorokannya terasa kering.

"Aku merindukan mu, Adam."

"Ay,"

Wanita yang di sapa Ayu itu mengurai pelukannya, dia mengangkat wajahnya, merangkup wajah Adam. Wajah yang selalu ia rindukan setiap malamnya. "Ini aku," lirihnya.

Cup

Ayu sedikit berjinjit, mengecup singkat bibir Adam, tidak ada penolakan dari Adam, ia cukup senang dan kembali memeluk Adam.

Adam mengurai pelukannya, dia memundurkan langkahnya. "Kenapa kau kesini?" tanya Adam dengan mata memerah. Sebisa mungkin dia menahan emosinya.

"Adam, maafkan aku, aku mohon. dengarkan penjelasan ku dulu." Ayu meraih tangan Adam, namun pria itu langsung menepis tangan Ayu.

Wanita itu tidak menyerah, ia yakin Adam masih mencintainya sama sepertinya. "Lihat,"

Dia menunjuk ke arah sofa, putranya dan putra Adam. "Dia putra kita,"

Jeder

Bagaikan di sambar petir, Adam menganga, ia tidak percaya kalau dirinya memiliki anak dengan masa lalunya.

"Saat itu, saat aku pergi, dia tumbuh di rahim ku." Ayu mengelus perutnya. "Aku kesini ingin mempertemukan mu dengannya," imbuhnya.

Adam mengusap kepalanya dan tidak percaya apa yang di katakan oleh wanita di depannya. "Jangan merancau, aku tidak percaya," ucap Adam dengan dingin. Rahangnya mengeras, giginya bergemelatuk. "Dia pasti anak orang lain kan?"

Ayu menggeleng, anaknya murni dari Adam, pria yang ia cintai. "Kau tidak percaya?" Hatinya sangat sakit saat Adam menuduhnya yang tidak-tidak. "Kalau kau tidak percaya, kau bisa membuktikannya, kau bisa test DNA."

"Emm ... "

Bocah itu terbangun dari tidur pulasnya, dia merasa terganggu dengan suara keributan. "Mama,"

Bocah itu menatap Ayu, kemudian beralih pada pria di depannya yang tampak shok. Dia pun tersenyum dan langsung turun dari sofa itu, berlari memeluk kaki Adam.

"Papa," ucapnya sambil memeluk erat. Dia ingat, wajahnya persis dengan foto yang selalu di ceritakan oleh ibunya. "Andra rindu Papa," imbuhnya lagi.

Bertahun-tahun ia merindukan sosok ayah, selalu menanti sang ayah akan menemui dan berharap seperti keluarga lainnya yang utuh, ia ingin bermain dengan ayahnya seperti teman-temannya yang lain.

Adam seakan hilang arah, ia terkejut dengan suami hadiah ini. Apa yang selama ini mantan kekasihnya sembunyikan?

"Aku akan menceritakan semuanya, kau jangan marah."

Adam menyerah, benar, ia memang menunggu alasan wanitanya pergi. Dia ingin mendengarkan langsung.

***

Andra terus menempeli Adam, Ayu mengajaknya jangan mendekati Adam yang masih shoc. Namun bocah itu tidak mau, ia meminta duduk dekat adam sambil bergelanyut manja di lengannya.

"Ibu mu yang melakukan semua ini?"

Adam mengepalkan kedua tangannya. "Jangan berbicara omong kosong!" bentak Adam tidak terima.

Ayu tersenyum miris. Ia masih ingat beberapa tahun lalu. Seorang wanita datang padanya dan menawarkan beberapa uang.

"Maafkan aku, tapi ini kenyataannya. Aku tahu ini menyakitkan, pada saat itu aku butuh uang untuk pengobatan ayah ku."

"Ibu mu menawarkannya, membiyayai pengobatan ayah, dengan syarat aku berpisah dengan mu, meninggalkan mu."

Deg

Hati Adam begitu nyeri, dia tidak percaya apa yang di katakan oleh wanita di depannya. Ibunya penyayang, bahkan dengan Binar saja menjadikan menantu kesayangannya.

"Tanyakan pada kedua orang tua mu, tanyakan pada mereka. Tetapi yang aku lakukan semuanya sia-sia, ayah ku tidak bisa di selamatkan."

Dada Adam naik turun, jantungnya seakan berhenti. Dia pun bangkit tanpa memperdulikan bocah di sampingnya.

"Inilah kenyataannya, aku menyembunyikannya karena aku takut kau akan kesakitan."

Adam menggeleng, dia melangkah pergi tidak perduli dengan bocah yang memanggilnya. Hatinya seakan di hantam oleh tombak es, di bekukan lalu di hancurkan. Satu kenyataan ini membuat hidupnya seakan runtuh dalam sekejap.

Sedangkan Ayu, dia menangis terisak sambil memeluk putranya. Sangat sakit, perpisahan itu hampir membuatnya tidak bertahan hidup, tapi kemudian anugerah terindah datang padanya. Iya, putranya Andra, dialah penyemangat hidupnya.

Terpopuler

Comments

Soraya

Soraya

mampir thor

2025-03-13

0

Firgi Septia

Firgi Septia

perempuan pelakor jalang TDK malu cium suami orang /Puke//Puke/

2024-10-14

1

Susi Sidi

Susi Sidi

kalo aku jadi Ayu aku gak akan minta pertanggung jawaban untuk dinikahi.. cukup minta anaknya tercantum di kk saja.. dipikir2 kaya artis yang lagi Hits minta pertanggung jawaban yah..😝😝

2023-06-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!