Jerat Candu Istri Sewaanku
Dave , pria tampan ini sedang memandang seorang gadis yang sedang menghitung uang cash yang di berikan Dave padanya beberapa saat yang lalu. Setelah menandatangani surat perjanjian jika Joana akan menikah dengan Dave minggu depan.
"Pas....!" Ucap Joana kemudian bergegas memasukan semua uangnya ke dalam tas.
"Selama satu tahun kau akan menjadi istri sewaan ku. Di depan keluarga ku, kau harus bersikap sangat mesra. Pandai-pandailah bermain akting. Aku tidak ingin pernikahan kontrak kita ini terbongkar."
"Aku mengerti. Jadi, jangan ulangi perkataan mu terus menerus." Sahut gadis dua puluh dua tahun yang begitu keras kepala ini.
"Ku lihat dari latar belakang mu, sepertinya kau bukan anak yang berasal dari keluarga menengah kebawah. Kenapa kau mau menjadi istri sewaan ku?" Tanya Dave penasaran.
"Jangan lupa perjanjian mu Dave," ucap Joana pada pria tiga puluh tahun itu.
"Jangan panggil aku dengan sebutan nama. Biasanya memanggil ku dengan sebutan mesra."
"Contohnya?"
"Suami ku!" Jawab Dave membuat Joana tertawa.
"Sungguh membuat ku geli," ucap Joana.
"Aku pergi dulu, kabari aku jika sudah sampai waktunya. Aku ingin menikmati uang mu dulu," ujar Joana kemudian bergegas pergi.
Lekuk tubuh Joana yang begitu indah di tambah lagi dengan wajah cantik dan rambutnya panjangnya membuat Dave menelan ludahnya kasar.
Buru-buru Dave mengusap wajahnya kasar, pria ini mendadak gelisah saat merasakan jika burungnya yang bersembunyi di dalam celana bangun.
"Ah, sadar Dave." Pria ini menepuk-nepuk wajahnya sendiri. "Gadis itu bukan tipe mu, Dave. Kau tidak berencana untuk menikah karena memiliki istri itu menyusahkan!"
Ya, pria ini selalu menganggap jika perempuan adalah makhluk yang manja dan hanya bisa menyusahkan saja. Maka dari itu Dave memutuskan untuk tidak menikah seumur hidupnya tapi kedua orang tuanya selalu mendesak Dave untuk menikah.
Malam hari, di ruang makan seperti biasa Dave makan malam bersama.
"Minggu depan aku akan menikah," ujar Dave memberitahu kedua orang tua dan adiknya.
Makanan yang baru saja masuk ke dalam mulut langsung tersembur keluar saat mendengar ucapan Dave.
"Kenapa kalian ini sangat jorok?" Dave meletakan kedua sendoknya tak nafsu makan.
"Kakak serius akan menikah?" Tanya Davina, adik perempuan Dave.
"Hai Dave, jangan bercanda!" Ujar tuan Darius.
"Aku serius pi, minggu depan aku akan segera menikah." Sahut Dave.
"Oh, benarkah anak laki-laki yang ku besarkan selama tiga puluh tahun ini akan menghapus status jomblonya?"
Nyonya Andina tidak percaya.
"Dengan siapa kakak akan menikah?" Tanya Davina penasaran sekaligus tak percaya.
"Namanya Joana, dia sebatang kara. Aku sungguh sangat mencintainya, aku terharu melihat perjuangan hidupnya." Bual Dave serasa ingin muntah.
"Mami dan papi tidak melarang mu menikah dengan siapapun yang terpenting bagi kami kau ingin menikah," ucap nyonya Andina.
"Segera siapkan pernikahan ku!" Titah Dave pada nyonya Andina.
"Oh tentu. Kami akan menyiapkan pernikahan luar biasa untuk mu sayang ku!"
Makan malam selesai, keluarga Dave mulai sibuk mengatur acara pernikahan Dave dan Joana malam itu juga.
Melihat sang ibu yang begitu antusias atas pernikahannya, tentu saja Dave merasa bersalah karena sudah membohongi keluarganya.
Malam telah berganti pagi, Joana sibuk mencari gaun yang pantas untuk dirinya karena hari ini Dave akan mengajaknya pergi bertemu dengan keluarga Dave.
"Oh sialan!" Umpat Joana. "Tidak ada gaun yang bagus untuk ku. Ada pun harganya mahal sekali."
Dave yang sejak tadi menunggu di mobil mulai merasa kesal. Ini adalah salah satu alasan Dave tidak ingin menikah, ia sangat malas mengantar perempuan pergi berbelanja.
"Apa yang kau lakukan hingga kau belum membeli satu pun gaun hah?" Sentak Dave yang kesal.
"Tidak ada gaun yang pantas untuk ku. Yang di sana ada tapi harganya sangat mahal."
"Uang yang ku berikan pada mu sangat banyak kemarin. Kenapa kau ini sangat perhitungan sekali?"
"Tentu saja aku perhitungan, karena aku akan membayarnya dengan waktu selama satu tahun."
"Cepat ambil, terserah mau harga berapa. Aku yang bayar!" Ujar Dave yang sudah pusing.
Joana tersenyum lebar, gadis ini dengan cepat mengambil gaun tersebut dan berganti di sana.
"Oh Dave, aku tidak memiliki sepatu yang bagus. Masa iya aku ketemu keluarga mu dengan penampilan seperti ini?"
Dave menoleh ke arah bawah lalu pria ini menghembuskan nafas kasar. Benar, sepatu yang di kenakan Joana adalah sepatu lusuh sangat mengganggu pandangan mata Dave.
"Pilih yang kau suka, cepat!" Titah Dave.
Tak berapa lama Joana sudah rapi dengan penampilan barunya. Dave tidak ingin membuang waktu berharganya, pria bergegas melajukan mobil menuju ke kediamannya.
Setibanya di sana, Joana langsung mendapatkan sambutan hangat dari kedua orang tua dan adik Dave.
"Oh, cantik sekali." Nyonya Andina memuji Joana.
"Calon kakak ipar ku ini cantik sekali. Pasti anak mereka cantik karena perpaduan kak Dave dan kak Joana sangat indah." Ujar Davina.
"Diam kau!" Sentak Dave pada adiknya. "Kau masih sekolah, belajar sana!"
Davina langsung cemberut, punya kakak laki-laki tapi sama sekali pernah bersikap romantis.
"Hai, jangan seperti itu pada adik mu. Kasihan dia," ucap Joana membela Davina.
"Jangan sesekali membela adik ku yang nakal itu!"
"Kalian ini kenapa jadi bertengkar hah?" Ujar tuan Darius. "Joana, sekarang kau tinggal dengan siapa?" Tanya tuan Darius ramah.
"Joana tinggal sendiri, orang tuanya entah di mana!" Jawab Dave.
"Hai, papi mu bertanya pada ku. Kenapa malah kau yang menjawab?" Protes Joana.
"Kau harus mengubah sikap mu, Dave. Jika kau galak-galak, nanti istri mu takut." Ujar nyonya Andina.
"Kalian sudah melihat calon istri ku kan? Kalau begitu kami pergi dulu....!!" Ujar Dave tanpa sopan santu langsung mengajak Joana pergi.
Dave menarik tangan Joana, membuat Joana mengisyaratkan permintaan maaf pada keluarga Dave.
"Aduh, melihat sikap Dave. Apa Joana bisa bertahan ya pi?"
Mendadak nyonya Andina khawatir.
"Papi yakin jika Joana bisa menaklukkan anak nakal itu!"
"Mari bertaruh pi...!" Tantang Davina.
"Siapa takut. ayo!!"
"Mami juga dong pi."
"Papi yakin jika Joana bisa menaklukkan Dave," ucap tuan Darius.
"Di lihat dari sudut pandang ku, mereka hanya pura-pura saja!" Ujar Davina begitu yakin.
"Aduh, kalau begini mami milih yang mana?"
"Mami jadi saksi aja!" Ujar tuan Darius.
"kalau Davina menang, papi harus menyediakan lima tiket gratis liburan keliling dunia."
"Jika papi yang menang, kamu harus melayani papi bagai raja selama satu bulan. Kamu akan menjadi pembantu pribadi papi."
"Baiklah. Siapa takut?"
Mereka sepakat atas taruhannya, nyonya Andina yang menjadi saksi atas taruhan mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Ddek Aish
mampir thor
2024-11-21
0
dita18
baru mampir thoorrr
2023-07-09
0
Pricilia Latupeirissa
penasaran
2023-07-08
0