Sahabat SMP Edewina, telah pindah ke Korea dan Edewina ingin meneleponnya. Namun alangkah kagetnya Wina saat tahu kalau sang penerima telepon adalah seorang laki-laki.
"Apakah kamu pacarnya Raise?" tanya Wina dengan bahasa Korea yang terbata-bata.
"Raise? Bukan. Anda mungkin salah nomor. Ini dengan Ken."
"Oh, maaf. Soalnya teman saya memberikan nomor ini. Saya dari Indonesia."
"Indonesia? Ibu saya juga orang Indonesia." ujar Ken lalu mengubah cara bicaranya dengan bahasa Indonesia.
"Kamu bisa bahasa Indonesia?" tanya Wina senang.
"Ya. Aku bahkan sudah 6 kali ke Indonesia."
"Wah, senangnya mendapatkan teman dari Korea."
Itulah awal pertemuan mereka. Waktu itu Edwina baru berusia 15 tahun dan ia duduk di kelas 1 SMA.
Mereka akhirnya sering chat. Saling kirim foto dan Edewina hampir pingsan saat melihat foto Kennard Lim yang mirip artis Korea. Apalagi ketika mereka akhirnya bisa Videocall.
Usia kennard 4 tahun lebih tua dari Edewina. Ia sangat lembut dan selalu membuat Edewina merasa bahagia saat berbicara dengannya.
"Kamu sudah punya pacar, Win?" tanya Kennard suatu hari saat mereka Videocall.
"Belum punya."
Kennard tersenyum. "Memangnya tak ada yang menyukaimu di sekolah?"
"Banyak. Namun entah kenapa setiap kali mereka mendekati aku, mereka tiba-tiba saja mundur. Lagi pula aku memang belum mau pacaran."
"Begitu ya?"
"Sebenarnya aku ingin pacaran saat usiaku sudah 17 tahun."
"Kapan kamu akan genap 17 tahun?"
"Dua minggu lagi."
"Berarti aku harus bersabar selama 2 minggu lagi."
"Untuk?"
"Untuk bisa menyatakan cintaku padamu."
Wajah Edewina langsung bersemu merah. Ia bahkan terlihat salah tingkah. Jujur, selama ini ia sudah merasa jatuh cinta pada Ken. Hanya saja ia memang tak mau merusak persahabatan mereka. Walaupun di beberapa kesempatan, Ken memang sudah menunjukannya.
"Win, kamu baik-baik saja kan?" tanya Kennard melihat Edewina hanya terdiam.
"Eh ya...aku baik-baik saja." Edewina berusaha tersenyum walaupun terlihat kalau ia agak kaku.
"Aku menyukai kamu sejak pertama mendengar suaramu. Entahlah ada sesuatu yang membuat hatiku bergetar saat itu. Biasanya aku jika ada orang yang menelepon lalu salah sambung, aku langsung memutuskan sambungan telepon. Namun itu berbeda denganmu."
"Ken...." Edewina semakin salah tingkah.
"Kamu jangan dulu jawab sekarang. Jawablah nanti jika kamu ulang tahun. Aku akan menelepon mu saat jam 12 waktu Manado."
"Baiklah."
Edewina mengahiri panggilan Videocall saat itu dengan hati yang berbunga-bunga. Ia langsung keluar kamar dan menemui maminya.
"Mami...!"
Mahira yang sedang membuat kue menatap anaknya yang memasuki dapur dengan wajah yang gembira.
"Ada apa, nak?"
"Kennard...."
"Temanmu yang dari Seoul itu kan?"
"Ya."
"Apakah dia mau datang ke sini? Kalian kan sudah dua tahun berteman di dunia maya."
"Benar. Kami baru saja selesai Videocall. Dan dia menyatakan cintanya padaku."
Mahira tersenyum melihat putrinya itu nampak bahagia.
"Dan kamu menerimanya?"
Edewina menggeleng. "Belum. Aku bilang ke Ken kalau aku ingin pacaran saat usiaku 17 tahun. Jadi Ken bilang jawabanku atas pernyataan cintanya nanti saat aku berulang tahun ke-17."
"Wah, anak mami akhirnya akan punya pacar ya?"
Edewina mendekati maminya lalu bergelut manja di lengan sang mami.
"Mami nggak marah kan jika Wina punya pacar?"
"Nggak sayang. Mami juga pernah muda. Mami mengerti apa yang namanya jatuh cinta."
"Papi marah nggak ya?"
Mahira tersenyum. "Nggak. Hanya papi pasti ingin agar Wina fokus dengan sekolahnya dulu. Kan Wina sudah naik di kelas 3 sekarang."
"Iya. Wina janji, nggak akan pernah melupakan pelajaran."
"Baguslah."
"Mami, jika Wina ulang tahun, jangan lupa undang papi Teddy ya?"
Mahira mengangguk. "Pasti dong sayang. Papa Teddy juga sudah bilang akan datang. Kan tiap Wina ulang tahun, papa Teddy selalu ada."
"Ok. Mami perlu bantuan?"
"Nggak. Kue nya tinggal menunggu matang saja."
Wina mencium pipi Mahira. "Kalau begitu Wina mau mandi dulu ya?"
Mahira mengangguk. Ia menatap kepergian putrinya dengan hati yang risau. Edewina sebentar lagi 17 tahun. Haruskah ia tahu kebenarannya? Tapi Mahira juga sudah berjanji tak akan pernah mengatakan yang sebenarnya. Edmond sangat menyayangi Edewina. Bahkan Edriges, ayah Edmond juga sangat memanjakan Edewina.
"Sayang, kok melamun? Aku memberi salam namun kamu tak membalasnya."
Mahira terkejut melihat Edmond yang sudah berada di hadapannya. Ia langsung memeluk suaminya dan memberikan kecupan di pipi sang suami.
"Sudah pulang ya?" tanya Mahira.
"Iya. Hari ini aku pulang agak cepat. Melamun apa tadi?" tanya Edmond sambil membelai pipi Mahira.
"Aku hanya berpikir, sebentar lagi Edewina akan berusia 17 tahun. Anak ku itu sudah semakin dewasa."
"Kok anak ku? Anak kita."
Mahira tersenyum. "Iya. Anak kita."
"Memangnya kenapa kalau Edewina sudah berusia 17 tahun?" tanya Edmond.
"Aku sudah tua, dong."
Edmond terkekeh. "Benar. Tapi kamu adalah mami tua yang tetap cantik, menarik dan selalu membuat aku tergoda."
"Ed, nanti ada yang dengar." Mahira menengok ke kiri dan ke kanan. Takutnya nanti ada pelayan yang mendengar.
"Biar saja. Itu memang kenyataannya."
Mahira nampak tersipu malu.
"Kamu masih saja malu saat aku memujimu. Kita sudah hampir 18 tahun menikah dan kau masih seperti itu."
"Ed, kamu mau minum kopi?" tanya Mahira mengalihkan pembicaraan mereka.
Edmond tersenyum. "Ya, sayang. Aku mau. Tapi aku ganti baju dulu ya?" Edmond mencium dahi istrinya lalu segera meninggalkan dapur menuju ke kamar mereka.
********
Jam 12 tengah malam, ponsel Edewina berbunyi. Ia yang memang belum tidur segera mengangkatnya. Panggilan Videocall dari Kennard.
Cowok Korea itu sedang duduk, di hadapannya ada kue HUT kecil dengan angka 17. Ia menyanyikan lagu selamat ulang tahun dalam bahasa Korea.
"Selamat ulang tahun Edewina Carensia Moreno. Semoga diulang tahun yang ke-17 ini, kamu akan semakin dewasa. Bisa lulus SMA dengan nilai terbaik dan bisa kuliah di universitas favorit kamu."
"Terima kasih, Ken."
"Aku tiup lilin ini untuk kamu ya? Namun sebelumnya, silahkan doakan permohonan mu."
Edewina memejamkan matanya. Setelah ia membuka matanya kembali, Ken pun meniup lilin itu.
Edewina langsung bertepuk tangan. Keduanya saling menatap dengan mata yang bersinar indah.
"Win, bagaimana jawabanmu?" tanya Kennard ketika keduanya saling diam beberapa saat.
"Jawaban apa?"
"Maukah kamu jadi pacarku?"
Edewina tersenyum malu. Namun akhirnya kepalanya mengangguk. "Aku mau....!"
"Yes. Salanghaeyo."
Edewina merasakan hatinya berbunga-bunga.
Keesokan paginya, Edewina memang tak sekolah karena ini hari Sabtu. Papi Edmond sedang pergi main golf dengan beberapa teman pengusahanya sedangkan mami Mahira sedang sibuk menyiapkan pesta ulang tahun Edewina yang akan dilaksanakan di halaman rumah mereka.
Papi Edmond sebenarnya sudah mengusulkan untuk dilaksanakan di salah satu hotel keluarga mereka. Namun Edewina tak mau karena semua hotel keluarga ada di pinggir kota sehingga pasti teman-temannya yang tak memiliki kendaraan tak bisa datang.
lagi pula, Edewina suka pesta taman. Dan halaman rumah mereka cukup luas untuk dijadikan area pesta.
"Nona, ada paket untuk anda." ujar Tina, sang kepala pelayan.
"Dari siapa ya?" Edewina menerima paket itu dari tangan Tina dan ia langsung bersorak gembira saat melihat kalau itu dari Kennard. Tak sabar ia membukanya. Dan alangkah terkejutnya ia saat melihat kalau isinya adalah sebuah cincin emas dengan sebuah berlian berwarna putih.
"Mami...!" Edewina langsung berlari ke dapur.
"Ya sayang. Ada apa?"
Edewina mengangkat tangannya dan menunjukan cincin yang ada di jari manisnya.
"Cincin dari siapa?"
"Kennard Lim."
"Oh...., jadi kalian....?" Mahira bertanya sambil menatap putrinya itu.
"Resmi pacaran. Semalam dia Videocall dan aku langsung bilang iya saat dia bertanya apakah aku mau menjadi pacarnya."
"Duh, anak mami yang sedang jatuh cinta. Tapi ingat ya? Sekolah yang utama."
"Ok, mami. Aku mau chat Ken dulu ya? Mau bilang kalau hadiahnya sudah sampai."
Mahira menatap putrinya yang berlari menaiki tangga. Hatinya ikut bahagia. Semoga Ken itu adalah lelaki yang bisa membawa perubahan yang baik bagi kamu, nak.
************
Hallo semua....
semangat terus bacanya ya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
gia nasgia
Next
2024-04-06
0
AahayuE𝆯⃟🚀
baru sedikit nyambung bacanya, trimakasih kak Enny semangat💪
2022-11-01
1
Ajusani Dei Yanti
🥰🥰🥰🥰🥰🥰
2022-10-13
0