Leo mengajak kita makan siang ke restoran yang agak jauh dari kampus sambil mengobrol santai di dalam mobilnya, Nadia yang lucu dan supel memecahkan kecanggungan kami. Aku yang memang agak malas dari awal cuma menjawab iya dan tidak dengan pertanyaan yang Leo lontarkan. Setelah itu sampailah kita di Restoran yang dituju.
✨
✨
✨
Cafe and Resto
"Yuk pesan aja yang kalian suka sepuasnya," ucap Leo mencoba ramah kepada kami. "Siapp kak," jawab Nadia antusias sambil kakinya menendang kaki ku yang dari tadi diam tak bersemangat. "Iya makasih," jawabku dengan berat hati.
Lalu seseorang yang sudah lama kurindukan selama ini, datang dengan beberapa orang lelaki dan perempuan, seperti nya ada rapat penting disini, dia terlihat sangat tampan dan mencolok dengan badan tegap tinggi menjulang dan rambutnya yang di biarkan agak berantakan terlihat begitu macho. "Hmm gue permisi ke toilet dulu kak, Nad," ucapku pamit sambil mataku terus tertuju pada Richard.
New Message Just Now
"Lo liat tuh arah jam 1, itu baru selera gue," pesanku pada Nadya.
("Buset dah pak Richard CEO Thompson Corp, sayang gue gak ikut seminarnya kemaren, jadi lo bertiga deh yang dapet free Pass magang," ucap Nadya menyesali ketidakhadirannya di seminar Richard tempo hari.)
"Basi lo Nad udah jaman kapan tuh masih lo bahas, lo liat tuh yang matang memang lebih menawan," ucapku sambil mataku tidak melihat kearah jalan.
("Iya tapi sayang laki orang Nya, sadar deh lo!" pesan Nadya ingin menyadarkan Vanya)
"Lo liat apa yang gue lakuin sekarang," pesan Vanya lagi.
Outfit ku yang saat itu, memakai T-shirt berwarna merah menyala dan mini skirt yang menampilkan kaki jenjangku yang putih mulus, nampak sangat mencuri perhatian. Lalu aku berpura-pura menabraknya karena dia tidak menyadari kehadiranku.
Bug!
"Ahh maaf saya buru buru ke toilet,"Ucapku.
"Kamu gak punya mata ya eh kamu liat kemeja mahal Bossku jadi kusut!," ucap seorang wanita cantik dan sexy di sampingnya. "Hah?!" ucapku kesal dan cemburu. "Siapa sih tante-tante ini galak amat, batinku.
"Alda bicaralah yang sopan, dia mahasiswa yang akan magang di perusahaan kita,Tunggu!" Vanya! Are you alright?" Richard terkejut saat bertemu Vanya di tempat itu karena hampir 2 bulan setelah Vanya keluar dari Rumah Sakit dan memindahkannya ke appartment, Richard tidak pernah sama sekali mengunjungi Appartment Vanya, Vanya pun tidak berani menghubunginya lantaran ada belenggu anjing pelacak yang siap mernerkam Vanya kapan saja kalau Vanya tetap nekat menghubungi pria tampan itu.
Sedangkan kebutuhan gadis itu sudah di penuhi oleh sugar daddynya melalui atm yang dibawakan pada saat mereka menjadi pasangan kekasih.
"Mister, hmmm saya permisi dulu." pamit Vanya pergi dari sepuluh pegawai Richard yang sepertinya sudah tidak sabar untuk memulai rapat. Sebenarnya Vanya ingin Richard mengejarnya saat itu juga tapi apa boleh buat sepertinya pekerjaannyalah yang lebih penting, yang memang tidak bisa di ganggu gugat.
"Kalian bisa memulai rapatnya tanpa aku," Richard dengan rasa bersalahnya telah pergi untuk melakukan perjalanan bisnis 2 bulan ke seluruh benua Asia dikarenakan perusahaan konstruksinya di berbagai negara di Asia cukup pesat perkembangannya mau tidak mau sebagai pemilik sekaligus CEO Richard harus datang langsung memberikan dukungan dan juga reward.
"Vanya tunggu bisakah kita duduk di sofa itu, apa kamu buru-buru?" Richard mencegah Vanya pergi dan menahannya.
"Baiklah," wajah cantik Vanya yang tadinya muram karena bentakan dari Alda sekertaris Richard berubah menjadi ceria kembali walau tidak di tunjukannya, Vanya memainkan peran sebagai kekasih yang merajuk kali ini.
Keduanya pun duduk di sofa yang lumayan dekat dengan letak meja Leo dan Nadya duduk. Leo dan Nadya takjub bagaimana bisa seorang mahasiwa biasa seperti Vanya mengenal dekat pengusaha muda sukses yang wajahnya hampir tiap minggu menjadi cover majalah bisnis itu. Begitupun juga Alda yang sehari-harinya tidak pernah melihat Richard tersenyum penuh makna seperti tadi pada seorang wanita bahkan kepada Veronica sekalipun.
"Tuan bukannya sudah lupa ya ama aku?" tanya Vanya sambil bibirnya di monyongkan hingga 5cm.
"Hmmm lumayan nih, sekarang udah ngomongnya lebih informal aku kamu, dan mulai sekarang panggil aku dengan nama jangan memanggilku dengan sebutan Tuan atau mister, bukankah kamu masih kekasihku?" tanya Richard lagi saat di rasa panggilan Tuan atau Mister membuat mereka seperti boss dan karyawan.
"Lalu kamu ingin aku panggil apa Tuan eh, duh salah lagi jadinya."
"Terserah kamu gadis kecil," Richard dengan gemas memencet hidung mancung gadis itu hingga memerah.
"Aww Richard hentikan! ups..maaf aku tidak,"
"Begitu lebih baik, panggil aku Richard, aku jadi ngerasa lebih muda 10 tahun sekarang, haha."
"Lalu apa kamu akan terus meninggalkanku sendiri di appartment itu, sebenarnya aku bosan kalo tugas kuliahku selesai tidak ada yang ku kejakan lebih baik aku kembali bekerja di Bar itu."
"Im sorry sebenarnya 2 bulan ini aku ada bisnis trip ke seluruh negera di benua Asia aku sangat sibuk sampai-sampai tidak bisa memberimu kabar, tetapi pacar kecilku ini ternyata juga tidak merasakan rindu yang sama dengan yang kurasakan karena dia tidak menghubungiku sama sekali."
"Hmmm aku takut, takut kalo harus menghubungimu terlebih dahulu, memangnya aku ini siapa aku kan cuma kekasih gelapmu."
"Hei hubungi aku sesuka hatimu Vanya, karena kesibukan yang membuatku tidak sempat mnghubungi gadis cantik ini."
"Oh iya? 24 jam? tidak-tidak bagaimana kalo istrimu melabrakku, aku tidak keberatan jika aku tidak bisa menghubungimu, walau aku kangen."
BLUSH
"Kangen jangan ditahan nanti jadi jerawat batu, nih udah ada jerawatnya nih." ucap Richard setelah Vanya mengatakan bahwa dirinya kangen sambil wajahnya memerah seperti tomat lalu menunjukkan jerawat Vanya yang ada di keningnya.
"Oh ya? aku nggak pernah berjerawat kok coba lihat."
"Nih sudah hilang jerawatnya , cup." Richard tidak bisa menahan untuk tidak menggoda gadis itu bagaimana tidak selama ini, belum ada wanita yang benar-benar membuatnya bergairah seperti pada Vanya. Richard pun memberkan kecupan di kening mulus gadis itu yan tak sengaja di lihat oleh Alda.
"Ya tuhan pak Richard bisa berubah begitu di depan gadis itu guys."
"Apanya yang berubah Al?" tanya Arman.
"Tuh tu tu dia tuh, pak Richard memberikan kecupan ke kening gadis itu, ini nggak akan gue biarin, gue yang udah demen lama ama doi gak pernah sekalipun dapat perhatian walau gue udah mati-matian ngelayanin dia, gue rela berkorban demi dia bahkan di suruh mati pun gue rela!"
"Ya elu nya aja yang bego, heh pak Richard itu udah punya istri cantik dan super sexy lagi, tapi kalo aku jadi pak Richard aku akan jadiin gadis itu sugar baby gue, mana cantik masih muda, kulitnya mulus dadanya berisi, senyumnya membuat lelaki mana pun jatuh hati padanya, udah mendingan elu mundur aja!" kata-kata Arman mmang benarlah adanya.
Senyum Vanya setelah mendapat kecupan di keningnya.
"Terus..apa kamu, nggak akan ke appartmentku malam ini?' tanya Vanya sambil menundukkan kepalanya dan memainkan kain mini dressnya.
"Itu sudah aku rencanakan sayang, aku baru datang dari bisnis trip tadi malam, jadi aku baru akan menghubungimu hari ini, eh ternyata kita dipertemukan disini, baiklah persiapkan dirimu nanti malam, mandilah yang wangi dan bercukurlah, karena aku akan memasukimu."
DEG
To be continued..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Imas Maela
waaah... vanya pasti semngat...
2022-11-19
0
𓆩𝓮𝓵➛
Vanya siap" aja, siap menerjang tuh mau dibobol 🤣🤣🤣 kukasih kopi kak biar melek, semangat trus kk
2022-08-27
3
𝓙𝓪𝓷𝓲𝓮 🍵
Hai kak ippiiieeee maap bgt aq br sempet mampir kesini aq sibuk bgt akhr2 ini 🥰🥰🥰aq ksh 🌹🌹🌹 lgsg nih bwt kakak biar makin semangat lagi upnya 😘
2022-08-27
1