VVIP Room
"Permisi Tuan, apa tidak sayang uangnya, 5 juta itu gaji saya 1 bulan tuan," tanyaku. "Baiklah aku akan membayarmu 2x lipat dari gajimu setelah kamu menemaniku disini," jawabnya. "Omo benarkah," Jawabku sambil menuangkan wine ke gelasnya lalu ku mainkan lagu lagu romantis untuk menghangatkan suasana.
"Minumlah bersamaku," pintanya lagi. "Pria matang dan tampan ini banyak maunya," batinku bergejolak. "Tapi Tuan saya tidak berani, rumah saya jauh,saya harus naik ojol nanti," jawabku.
"Aku akan mengantarmu, sekarang minumlah," pintanya. Kami pun bersulang. "Apa kamu baru pertama kali minum?" tanya Richard. "Iya, Hmm manis pahit ya rasanya," jawabku.
Setelah menghabiskan 1 gelas lalu kepalaku mulai pusing mataku berkunang-kunang. Namun sesuatu yang hangat keluar dari lembah lembabku. Aku merasa gairahku memuncak, perasaan apa ini. batinku bergejolak.
"Ayo kita berdansa, apa kamu sudah mabuk?"tanyanya. "Hmmm," jawabku sambil mengaitkan tanganku ke tangannya untuk menemaninya berdansa.
Lalu..
"Vanya ikuti langkahku," ucap Richard sambil mengajariku berdansa setelah aku bolak balik menginjak kakinya, kita berdua pun tertawa.
"Maaf Tuan," ucapku yang hanya setinggi dadanya mencium aroma maskulin dari tubuh atletis nya, begitu menggodaku, lalu aku pun nekat menyerang bibirnya yang dari tadi ingin sekali ku sesap.
"Vanya kamu mab,, hmmmmppffhhhh mabuk?" ucapan Richard pun belibet karena aku mendadak menciumnya, diapun menahan tengkuk ku untuk memperdalam ciuman kami. Pelan-pelan dia mengajariku cara bertukar saliva yang benar karena awalnya ciumanku terlihat sangat kaku.
Ciumannya pun turun ke leher lalu turun ke dadaku di bukanya kemeja putih seragam waiter ku, dilihatnya bukit kembar ku yang sintal menggoda, dibukanya kaitan bra ku sehingga membuka akses untuk nya menelusuri ku.
Tak terasa Lenguhan kecil keluar dari mulutku, diangkatnya tubuhku ala bridal style ke private room yang ada disana. Richard pun melucuti semua pakaianku, dan tampaklah seluruh tubuhku yang mulus seputih susu dia pun semakin mantap untuk memakanku hidup-hidup.
Mungkin karena pengaruh alkohol pada wine itu yang membuatku tidak kuasa untuk menolak sentuhannya. "Vanya apa kamu masih perawan?" tanyanya sambil menghentikan kegiatan nikmat itu sejenak. "I iya tuan, ini pertama kalinya aku di sentuh lelaki," jawabku jujur.
"Arghhhh, Im sorry," ucapnya penuh penyesalan. "No I kiss you first , because i like you, i like you from the first time I saw you (aku menciumu karena aku sudah lama menyukaimu saat pertama kali melihatmu),"ucapku. Karena wine lah keberanian ku memuncak sehingga aku pun menembaknya dengan lancar. "Really? but Im a married man(benarkah, tapi aku pria yang sudah menikah)," jawabnya jujur.
"I knew it from the ring on your right finger(aku sudah tau dari cincin di jari kananmu)," ucapku lagi. "Jadi kamu tau kalo aku sudah menikah dan tetap menyukaiku?" tanya Richard karena masih tak percaya kalo aku menyukainya secepat itu. "Iya aku menyukai mu dalam diam, tak berharap mendapat balasan," ucapku jujur dari lubuk hatiku.
*
*
*
Lalu Richard memelukku dan menutupi tubuh polosku dengan selimut. "Vanya jujur aku punya kekurangan, kekuranganku yaitu tidak bisa memuaskan wanita yang menjadi pasanganku," ucapnya sambil curhat kepadaku. "Benarkah? aku akan membantumu menyembuhkan penyakitmu Tuan," ucapku sambil dada bidangnya aku sentuh dengan jari telunjukku , seolah aku buat gambar gajah disana dengan jari lentikku.
"Ssshhh hentikan Vanya kamu membangunkannya lagi," ucapnya sambil menahan hasratnya sekuat tenaga. "Kenapa tak kau coba masukkan saja ke dalam milikku tuan?" tanyaku. "Tidak aku tidak mau menodai gadis perawan seperti mu," tolaknya keras. " Siapa tahu aku adalah penawar penyakit mu tuan, aku tulus, sungguh," ucapku meyakinkan Richard.
"Ayo aku antarkan kamu pulang, ku bantu memakai pakaian mu," jawabnya mengalihkan perhatian ku. "Vanya apa kamu juga seperti ini dengan pengunjung lain?" pertanyaannya menyinggung perasaan ku. Lalu akupun menamparnya
Plak!
"Jaga bicaramu Tuan! Aku bukan gadis murahan, menyesal aku menyukai mu!" ucapannya sangat menyinggung perasaanku, Aku pun pergi meninggalkannya dan bergegas pulang. "Vanya maafkan aku, tunggu Vanya, tunggu!" Ucapnya sambil berteriak.
*
Akupun pergi sambil menangis tanpa menoleh ke belakang, biarlah rasa cinta ini ku kubur dalam dalam.
✨
✨
✨
? Rumah Danuarta
Malam itu setelah lelah bekerja, sesampainya di rumah, Aku membuka pintu dan ibu sudah menunggu ku di ruang tamu.
Lalu..
"Ahhh ibu cukup, sakit Bu, sakit," ucapku merintih kesakitan sambil memegangi kepalaku yang perih karena dijambak keras lantaran aku tidak membawa uang. "Aku sudah tidak tahan lagi dengan kelakuanmu, kamu mau membiarkan tubuhku dan anak-anakku kurus kering hah? Pulang larut malam, berangkat pagi sekali, sini kamu! dasar gadis tak tau terimakasih!" ucap ibu tiriku dengan menghajar tubuhku.
...Bugg!...
"Rasakan itu!" Ibu pun berlalu pergi sambil terlebih dulu menendang pundak dan punggung ku keras. "Aahhh," rintihku sambil melihat di depan kaca, memar kebiruan di atas dadaku dan punggungku yang mulus. Sebenarnya diam diam aku membuka rekening tabungan untuk menyimpan gajiku disana. Selama ini tubuhku yang menjadi samsak hidup ibu tiriku, untuk berobat pun kadang tidak ada pegangan uang sama sekali karena isi dompetku selalu di kuras olehnya.
*
*
*
🏚️ Universitas Indonesia
Seminar perusahaan Konstruksi dan Pembukaan pendaftaran Magang.
Incoming Call
FERY
("Dimana Lo nya?Buruan udah mulai seminarnya," ucap Fery yang sudah duduk di dalam gedung tempat seminar itu berlangsung.)
"Iya ini udah Deket gue, jangan lupa sisain kursi kosong sebelah lo!" Ucapku lagi sambil memegang ponsel dan berlari kebingungan.
("Iya beres, cepetan!" )
Call ended.
*
*
"Selamat pagi Rekan Rekan Mahasiwa, pasti sudah tidak sabar nih melihat dan mendengar kan kisah sukses para pengusaha muda lulusan Arsitektur Alumni kampus kita. Seperti pembicara kita satu ini dia merupakan CEO Thompson Corp perusahaan konstruksi yang sudah merajai Mega proyek di negara ini. Baiklah langsung saja kita panggilkan Mr Richard Thompson," ucap MC itu mempersilahkan Richard naik ke panggung aula kampus itu.
"Prok prok prok suit..suit..suit..artis ya pak..ganteng banget," seru mahasiswi saat ketampanan paripurna Richard nampak sangat mencolok.
"Good morning everyone. Nama saya Richard Thompson saya CEO dan Pendiri Thompson Corp
semua tahu ya?" tanya Richard kepada audience yang rata-rata mahasiswa jurusan teknik tersebut.
"Tahuuu pak prok prok prok," seru para mahasiswa itu. "Kami membuka banyak sekali lapangan kerja dan juga bagi yang mau magang, kalian bisa mendaftar langsung ke resepsionis kami di depan aula ini."
BLA..BLA..BLA..
" Aduhh telat gue," ucapku sambil kubuka pintu aula seminar itu dan berjalan mengendap ngendap menuju ke kursi penonton yang nampak sangat penuh. Aku lihat sekitar, tak kutemukan Fery dan Norman teman seangkatanku di sana sangking penuhnya. Lalu aku duduk saja di sembarang kursi yang letaknya paling depan tepat di belakang kursi pembicara."
Kemudian..
"Bagi yang baru datang bisa bantu jadi asisten sementara saya ke depan," perintah Richard kepadaku, mata kami pun bertemu.
Deg!
To be continued..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Imas Maela
jodoh
2022-11-19
0
𓆩𝓮𝓵➛
kasihan ma Vanya keluarganya gd hati mau enaknya aja, dijadiin samsak lagi
2022-08-27
2
𓆩𝓮𝓵➛
nahh, baru dateng dah jadi asisten beruntung bgt ya kan...
2022-08-27
2