Seseorang berpakaian prajurit kerajaan Magna sedang menunggangi kudanya dengan cepat,ia memacu kudanya melewati hutan white rose.
Dia telah tiba di tepi hutan white rose,laju kudanya berlahan menjadi lebih pelan,dengan hati-hati mereka melewati aliran sungai Blue mirror yang jernih hingga tiba diseberang di kawasan kerajaan Pulchara.
"Tap..tap..tap!"
Suara langkah kaki seseorang yang berlari menuju ruangan aula kerajaan Pulchara.
"Hormat yang mulia raja Alfredo,seorang prajurit utusan kerajaan Magna ingin menghadap" pengawal kerajaan melapor kepada raja Alfredo .
"Persilahkan dia masuk!" perintah raja Alfredo. Sang pengawal menunduk tanda mengerti dan segera berlalu.
"Hhh...saatnya telah tiba Sirra." tutur raja Alfredo kepada sang perdana menteri Sirra yang berdiri di samping singgasananya.
"Ya, yang mulia" jawabnya datar.
"Hormat yang mulia Raja Alfredo,saya utusan dari kerajaan Magna, hendak menyampaikan pesan dari Raja Edward." ujar sang utusan.
"Silahkan kau bacakan!" perintah raja Alfredo.
"Kepada Raja Alfredo dari kerajaan Pulchara, melihat keadaan yang terjadi akhir-akhir ini yang melibatkan nama baik dan kehormatan putra mahkota Kerajaan Magna pangeran Enzo dan seluruh rakyat kerajaan Magna,kami memperingatkan agar masalah ini di selesaikan dalam tempo dua hari,apabila dalam waktu tersebut tidak ada penyelesaian atas masalah ini maka kami akan mengirimkan pasukan prajurit kerajaan Magna untuk merebut kerajaan Pulchara demi mengembalikan nama baik dan kehormatan putra mahkota kerajaan Magna pangeran Enzo dan seluruh rakyat Magna!" utusan kerajaan Magna selesai membaca pesan dari Raja Edward dan segera menggulung gulungan pesan yang ia baca tadi.
"Bagaimana selanjutnya yang mulia raja Alfredo ?" perdana menteri Sirra bertanya dengan santun.
"Untuk utusan ini aku serahkan padamu, selanjutnya segera beritahu anggota dewan kerajaan, semua menteri dan pejabat lainnya untuk mengadakan rapat kerajaan!" perintah raja Alfredo suaranya menggema di seluruh aula wajahnya seketika menegang dan kepalan tangannya terlihat sangat kencang.
Perdana menteri Sirra mengangguk dengan hikmat,lalu dia berkata
"Jebloskan utusan ini ke penjara,kirim pesan untuk semua anggota dewan kerajaan dan Mentri untuk berkumpul di aula kerajaan sekarang!" tegas perdana menteri Sirra wajahnya tak kalah tegang dari sang raja.
Sebenarnya raja Alfredo cukup paham dengan keadaan sang sahabat raja Edward ini, walaupun raja Edward adalah sahabatnya sedari kecil tapi keputusan yang dia ambil pastilah keputusan yang dibuat oleh dewan kerajaan dan para menteri kerajaan Magna.
Sementara itu putri Artha sudah kembali berada di kerajaan Pulchara,dia hendak menuju kamar sang ibu, permaisuri Anastasia.
"Ya,tuhan bagaimana hal ini bisa terjadi,apakah perang benar-benar akan dimulai." beberapa pelayan kerajaan berkumpul dan berbisik -bisik satu sama lain, mereka terlihat panik dan ketakutan,seperti nya kabar tentang penyerangan yang akan di lakukan prajurit kerajaan Magna sudah mulai menyebar luas.
"Eheem..!" dayang yang menyertai putri Artha berdehem memberi tanda pada para pelayan yang sedang bergosip untuk segera berhenti.
Para pelayan tersebut segera bubar ,mereka berbaris dalam satu baris dan membungkuk kepada putri Artha.
Putri Artha berjalan semakin cepat ke arah kamar permaisuri Anastasia.
"Braak..!" suara pintu kamar dibuka dengan kuat.
Permaisuri Anastasia dan para dayang yg sedang bersiap menoleh ke arah suara.
"Ibunda..!" putri Artha berlari menghambur ke arah sang ibu.
"Putriku!" permaisuri Anastasia memeluk erat tubuh sang putri,Isak tangis mereka mulai terdengar.
"Ibunda,bagaiman ini?,apakah kerajaan Pulchara akan benar-benar berperang melawan kerajaan Magna,ibu?" air mata putri Artha mengalir di pipinya,rasa cemas dan takut berpadu di dada sang putri .
"Anakku apapun yang terjadi nanti aku pastikan kau akan selamat dari sini!" permaisuri Anastasia menggenggam tangan sang putri ,ia tahu perasaan anaknya saat ini,semua orang bahkan dirinya sendiri merasakan hal yang sama,cemas dan takut akan keadaan yang mungkin terjadi.
Putri Artha menggelengkan kepalanya"Tidak ibu,kita akan tetap bersama apapun yang terjadi." ujar putri Artha.
Permaisuri Anastasia mengeratkan pegangan tangan nya pada sang putri,dia bangga dengan keteguhan hati putri bungsunya itu.
Sangatlah wajar bila rakyat kerajaan Pulchara cemas dengan berita tersebut,karena kerajaan Magna adalah kerajaan paling besar dengan pasukan tentara paling kuat di antara semua kerajaan yang ada saat ini.
Tidaklah sebanding dengan kerajaan Pulchara yang luas wilayahnya hanya seperempat kerajaan Magna.
"Mari kita pergi." ucap permaisuri Anastasia sambil mengandeng tangan putri Artha.
Bersama - sama mereka berdua dan para dayang serta pengawal pergi menuju aula kerajaan Pulchara untuk mengikuti rapat kerajaan dengan yang lainnya.
Di tempat lain di kerajaan Magna, pangeran Adrian mondar-mandir tak karuan,pikiran nya kalut,ia tak menduga ternyata putri Artha tidak mau ikut melarikan diri bersamanya,malah lebih memilih untuk tetap bertahan di kerajaan Pulchara saat keadaan sedang genting seperti ini.
"Ah,paman Valentine!",ujarnya ,dia teringat dengan sang Jendral yang merupakan mentri pertahanan kerajaan Magna.
Jenderal Valentine sedang berjalan melewati taman bunga di belakang kerajaan.
"Paman Valentine!!" panggil Pangeran Adrian.
Jenderal Valentine berhenti dan menoleh ke arah suara. Dilihatnya pangeran Adrian berlari ke arah nya.
"Paman, tunggu sebentar!" ujar pangeran Adrian dengan terengah-engah.
"Apa yang bisa saya bantu pangeran?" tanya jendral Valentine.
"Paman Valentine, apakah kita akan benar-benar menyerang kerajaan Pulchara?" tanya pangeran Adrian terlihat putus asa.
"Semuanya masih mungkin terjadi yang mulia." bijak jendral Valentine.
Pangeran Adrian ragu untuk mengatakannya,tapi ia tahu ini satu-satunya jalan yang bisa ia lakukan.
Sementara itu suasana aula kerajaan Pulchara terlihat suram,tampak ketegangan dan kecemasan di wajah-wajah setiap yang hadir di sana.
"Para anggota dewan kerajaan,para menteri kerajaan dan pejabat kerajaan lainnya,situasi yang kita hadapi saat ini sangatlah genting,kita hanya punya dua hari untuk memberikan jawaban yang tepat untuk menyelesaikan masalah ini,bila ada yang mau memberikan ide kami persilahkan."ujar perdana Mentri Siira membuka rapat kerajaan siang itu.
Semua Yang ada di aula kerajaan terdiam, suasana menjadi hening,dalam kondisi seperti sekarang ini tidak banyak yang dapat mereka lakukan lagi.
" Yang mulia,ijin untuk berbicara." ketua dewan penasihat kerajaan Pulchara tuan Darensky berdiri dari tempat duduknya.
Tuan Darensky adalah seseorang yang sangat di segani di kerajaan Pulchara,di usianya yang sudah uzur beliau masih memiliki kharisma yang luar biasa,beliau telah banyak berbuat dan memberikan ide-idenya yang brilian untuk kemajuan kerajaan Pulchara sejak kepemimpinan raja sebelumnya.
"Silahkan tuan Darensky." ujar raja Alfredo.
"Sesungguhnya,masih ada satu jalan yang bisa kita tempuh untuk dipertimbangkan."ujarnya bijak sambil mengelus jengot nya yang panjang dan putih .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments