Sedangkan di lain tempat Erza sedang duduk duduk sambil memainkan senar gitarnya yang disana ada Rio, Dimas dan Anggra mereka berempat sudah bersahabat sejak mereka masuk di kelas 1 SMK PW (prawisata)
"Za, lu gak niat balik apa sama si Cindy" kata Rio karna setiap harinya Cindy seperti mencuri perhatian Erza setiap mereka bertemu.
"Gak" jawabnya singkat
"Et dah Za, Cindy itu ceweknya tajir, pinter, primadona juga tuh di sekolah kita" timpal Anggra
"Gini ya, sekalinya gwe setia gwe bakal setia, tapi jika gwe dihianati udah deh jangan ngarep gwe balik lagi" kata Erza menimpali kata Anggra
sedangkan Rio dan Anggra hanya manggut manggut sambil ber "Oh" ria karna mereka mengerti sifat Erza. jika di ibaratkan itu seperti "sekali ku kejar tak akan ku lepas, jika ku lepas tak akan ku kejar lagi" yah mungkin seperti itulah prinsip Erza jika mengenai CINTA
Anggra yang hanya duduk sambil mengunyah kacang kacangan yang sedari tadi pun melempar ke arah Dimas yang sedari awal hanya diam diam dan diam seperti patung tak bergerak.. (ya hiyalah mana ada patung goyang goyang😅)
"Woy Dimas diam aja le kea batu bata, gerak kagak ngomong apa lagi, jangan jangan lo kagak nafas juga ya?" kata Anggra pada Dimas sesekali melempari Dimas dengan kulit kacang yang pasti isinya di kunyah trus di telan dong yah hehe. Dimas yang mendapatkan lemparan kulit kacang pun mulai berbicara setelah dari tadi dia hanya diam
"Huanjir lu kalau ngomong saring deket kek tu mulut, gwe masih sehat wal afiat gini di katain kagak nafas, mata lo katarak kali ya, udah main lempar lempar aja mang gwe tempat sampah apa" kata Dimas yang terlihat kesal karna Dimas yang di lempari kulit kacang oleh Anggra.
"Makanya kalau temen ngomong itu lu ikut nimbrung kek, ni malah diem kea patung tak bernafas" kilah anggra
"Lo be*o apa tol*l si, apa jangan jangan otak lu udah kagak waras ya, apa udah berpindah ke dengkul lo makanya gak berfungsi dengan normal" kata Dimas yang tersulut esemosi
"Huenak aja lu, otak gwe masih normal, masih berdiam diri di tempatnya" jawab Anggra dengan gaya santuy nya
Namun Dimas tak membalas perkataan Anggra yang mengajaknya ribut. Yaah memang terkadang Dimas dan Anggra suka beradu argumen gak jelas seperti itu. Walaupun Dimas yang sedikit pendiam namun sekalinya buka suara dia ngomong panjang kali lebar trus diam lagi seribu bahasa.
Erza pun menengenahi perdebatan yang tidak berfaedah nya Dimas dan Anggra
"woy lu pada kagak pada pulang, ngerusuh aja lu pada" kata Erza yang setelah melihat
dimas Dan Anggra selesai adu mulut
dan yang memang kebetulan waktu itu menunjukkan pukul dua puluh satu lebih empat puluh lima menit
"Ae lah Za santai dong bro santai, kagak baek marah marah nanti cepet tuek kata nenek gwe" kata anggra kepada Erza dengan ciri khasnya yang selalu santay kea dipantai, karna ketika Erza sudah marah maka tak akan ada yang bisa membantah perintahnya kecuali sang bunda Saras tercinta. Anggra dan Dimas pun langsung diam tak bersuara
Rio yang dari tadi hanya menyaksikan Anggra dan Dimas berdebat hanya menyaksikan mereka tanpa berniat meminta mereka untuk berhenti
Tepat jam 10 malam Rio pun pamit pulang pada sang empunya rumah
"Ya udah bro gwe pulang dulu, lo siap siap besok untuk tampil" kata rio mengingatkan Erza
"Iya gwe inget, ya udah hati hati lo bro" kata Erza yang sudah tenang
"Ya udah bro gwe juga balik pulang lah" sambung dimas pada Erza dan Anggra hanya menganggukkan kepala
"Ok lo semua pada hati hati lah ya. " kata Erza pada ke tiga sahabatnya itu
Rio, Dimas dan Anggra pun pulang
-------
Di lain tempat, Delisa yang kini tengah memikirkan kata kata untuk meminta nomer telpon pacar nya Farah, agar besok dia tidak dikatakan PHO. Dan menyusun kalimat untuk bisa memastikan si Farah bahwa dia tidak berniat buruk terhadap kekasihnya atau hubungan si Farah. {Perlu diketahui juga disini bahwa Delisa tidak suka merebut kekasih orang lain, walaupun dia sendiri jatuh hati setengah mati pada seorang pria dia tidak akan memaksa orang untuk mencintai atau membalas perasaannya, jika memang orang yang dia cintai mempunyai seorang kekasih dia akan merelakan walau dia juga tahu bahwa sakit hati tak sesakit tergores belati}
"Oh astagaa, kira kira besok Farah reaksinya gimana ya kalau gwe minta telpon pacarnya" gumam delisa dalam hati, sambil mengetuk ngetuk dagu nya dengan jarinya walau dia sendiri sedikit merasa takut dan malu. "Ya udah gwe coba aja dulu, smoga aja Farah gak segalak yang orang orang katakan" gumam nya, karna Farah terkenal galak dan tidak tanggung tanggung untuk membuat orang malu di hadapan teman teman sekelasnya. Apalagi yang sekarang Delisa akan hadapi yaitu meminta nomer telpon kekasih nya Farah secara terang terangan.
Delisa pun mengirim kan pesan untuk Julia karna Julia termasuk sahabatnya Farah
Delisa: "Jul, gwe takut kalau kalau besok Farah akan berfikiran buruk ke gwe"
tidak menunggu lama Julia pun membalas pesan chat dari Delisa
Julia: "Udah lo tenang aja, besok gwe bantu lo ngomong sama si farah Ok😉" kata Julia
Delisa pun langsung membalas pesan Julia
Delisa: "umh iya deh Jul, makasi ya udah mau bantu in gwe" ucap Delisa pada Julia
Julia: "Santai aja Del, lu kek anggap gwe orang lain aja"
Julia yang memang sudah menganggap Delia seperti Saudaranya sendiri
Delisa: "Haha iya si. ya udah Jul smpe ketemu besok👋" kata Delia yang mengakhiri percakapan mereka
Julia: "Hahah woke, tapi lu harus jemput gwe besok ya"
Delia: "Oke deh sahyong 😘"
Julia: "Sumpeh jijik gwe, Gwe gak doyan sesama"
kata Julia dengan bergidik ngeri membaca pesan terakhir dari sahabatnya itu
Sedangkan Delia Yang membaca pesan Julia hanya tertawa tanpa dibalas nya karna jika terus trus an dibalas maka akan menjadi percakapan yang panjang, sepanjang jalan nan ibu kota.
Delisa pun mengingat bahwa besok ada acara untuk merayakan Hari guru bersama kaka kelas, adik kelas maupun teman teman seangkatan dengan nya, Delisa pun berfikir mungkin itu kesempatan yang bagus untuk menemui Farah agar tidak terburu buru di kejar waktu.
"Besok hari guru, gwe ngajak Julia bolos gak ya? kalau bolos paling gwe ajak dia ke perpustakaan Umum buat cari novel novel baru. Tapi si pak satpam yang Killer belum tentu ngijinin murid murid keluar sebelum waktunya." Delisa yang berbicara sendiri, karna Delisa tidak terlalu tertarik dengan acara yang seperti itu, jikalau memang iya harus nonton itupun karna di paksa oleh teman temannya.
Jam dinding pun menunjukkan jam sebelas malam tak terasa mata Delia pun mulai merasa mengantuk Delia pun ahirnya bersiap siap untuk tidur, namun sebelum tidur Delia pergi ke kamar mandi untuk gosok gigi dan mencuci muka nya. Ketika Delia telah keluar dari kamar mandi Delia pun mengambil buku Novel yang dia baca nya sebelum tidur karna itu adalah ritual Delisa sebelum tidur. Setelah mata Delisa terasa lelah ahirnya tanpa disadari Delisa pun tertidur dengan buku novel yang berada di atas wajahnya sebagai penghadang cahaya agar mata nya tidak terlalu silau karna lampu kamarnya yg cukup terang. Delisa sengaja tidak mematikan lampu kamar tidurnya karna Delisa akan diganggu oleh makhluk makhluk yang dia sendiri tidak tahu bahwa itu sengaja atau tidak sengaja mengganggunya karna Delisa sering kali mendengar namanya di panggil panggil, yang terkadang suara itu terdengar seperti suara mama yang bahkan sudah tertidur lebih awal atau sering kali Delisa mendengar suara yang mirip tante nya.
selain Delisa yang mendengar nama nya kerap di panggil kadang Delisa pun mendengar seperti orang tertawa atau bahkan menangis atau bahkan seperti orang yang menyapu halaman seperti suara sapu lidi yg terdengar cukup keras di telinga Delisa.
********
**Author minta maaf guys kalau banyak typo yang berserakan, karna ini novel pertama author. Mohon dukungannya cocol jempol dan tinggalkan jejak kalian di komentar guys.. dan jangan lupa vote novel ini ya agar author semakin bersemangat untuk berkarya
kritik dan saran dari kalian juga penting bagi author untuk memperbaiki part selanjutnya
sarangheo 💖**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Li Na
like
2020-07-11
1