...༻✿༺...
Ramanda termasuk siswi yang bersih dari masalah. Terutama saat di sekolah. Itulah alasan kenapa dia disukai oleh para guru. Ramanda juga rutin ikut ekstrakulikuler sains dan teater.
Waktu sudah menunjukkan jam tujuh pagi. Ramanda sudah ada di kelas. Ia duduk dan mempelajari materi pelajaran untuk jam pertama.
Tak lama kemudian, bel pertanda masuk berbunyi. Bertepatan dengan itu pula ponsel Ramanda berdering. Orang yang menghubungi adalah Morgan. Ramanda menjawab sambil mendengus kasar.
"Kenapa?" tanya Ramanda dengan nada malas.
"Bisa kasih tahu jalan pintas masuk ke sekolah nggak? Gue telat. Hehehe..." ujar Morgan dari seberang telepon.
"Enggak. Lo kenapa nggak minta bantuan teman lo aja sih!" balas Ramanda.
"Lo kan teman gue. Ayolah, Ra... Gue butuh keajaiban..." mohon Morgan.
"Ngaco lo. Keajaiban apaan juga! Ya udah, lo mending muter ke belakang sekolah. Lo panjat tembok lewat sana. Nanti gue siapin meja buat lo lompat. Berharap aja lo nggak kepergok sama guru BK," ujar Ramanda.
"Makasih ya, Ramanda sayang..." mendengar Morgan berucap begitu, Ramanda langsung mengakhiri panggilan telepon lebih dulu.
Ramanda beranjak dari kelas. Dia ke belakang sekolah dan mengambil meja tak terpakai. Kini Ramanda tinggal menunggu Morgan.
"Cepetan! Nanti keburu ketahuan!" desak Ramanda. Bicara melalui telepon.
Di sisi lain, Morgan baru memarkirkan motor ke depan sebuah toko. Dia segera pergi ke bagian belakang sekolah. Di sana Morgan agak bingung. Sebab tembok yang mengelilingi sekolah terbilang tinggi. Ia butuh sesuatu agar dapat memanjat tembok tersebut.
Atensi Morgan tertuju ke pohon besar yang menjulang tinggi. Ia lantas memilih memanjat pohon itu. Dalam sekejap, Morgan mampu menaiki pohon di bagian terdekat dengan tembok pembatas sekolah. Dari sana dia bisa melihat Ramanda menunggu. Gadis tersebut tampak menyilangkan tangan di dada sambil menyandar ke dinding.
"Ramanda sayang..." panggil Morgan pelan. Membuat Ramanda berjengit. Mata cewek itu melotot karena merasa kaget menyaksikan Morgan di atas pohon.
"Gila! Gue tadi kan suruh lo manjat tembok. Bukannya manjat pohon!" Ramanda merasa tak percaya.
"Manjat pohon lebih mudah." Morgan menyahut sambil perlahan berdiri. Dia siap melompat ke atas tembok sekolah. Jaraknya sendiri terbilang cukup jauh dari posisi Morgan sekarang.
"Hati-hati, Gan..." Ramanda yang melihat, kini khawatir.
"Tenang aja. Gue udah sering hadapin segala macam bahaya," tanggap Morgan. Ia memberanikan diri melompat. Meskipun begitu, satu tangannya tetap berpegangan pada batang pohon.
Morgan sukses mendarat ke atas tembok sekolah. Walau dia harus sempat terhuyung dalam sesaat.
"Morgan!" Ramanda reflek memanggil karena cemas kalau Morgan akan terjatuh.
Raut wajah Morgan juga terlihat panik. Namun itu tidak berlangsung lama. Sebab dia bisa bertahan dengan baik. Kekhawatiran akan terjatuhnya menghilang dalam sekejap.
"Gue nggak apa-apa." Morgan tersenyum lebar. Dia langsung melompat ke bawah. Tepat ke meja yang sudah disiapkan Ramanda sejak awal.
"Lo sebaiknya kembaliin mejanya ke gudang! Gue mau langsung ke kelas." Ramanda beranjak meninggalkan Morgan. Tetapi langkahnya harus terhenti, tatkala melihat Pak Dito berjalan mendekat. Dia tidak lain adalah guru BK yang kebetulan berkeliling untuk memeriksa seluruh lingkungan sekolah.
Ramanda tak punya pilihan selain kembali ke belakang sekolah. Dia masuk ke gudang untuk bersembunyi.
"Khawatirin gue ya? Lo itu perhatian banget sih. Gue bisa sendiri kok." Morgan yang masih ada di gudang, berucap begitu saat melihat kedatangan Ramanda.
"Hush! Diam! Ada Pak Dito!" kata Ramanda. Berucap dengan pelan namun penuh penekanan.
Morgan membulatkan mata. Dia bergegas berdiri ke belakang Ramanda.
"Pak Dito siapa?" tanya Morgan.
Ramanda memutar bola mata jengah. "Dia guru BK di sekolah ini. Galak banget tahu nggak," jelasnya dengan nada berbisik.
"Hmmm... segalak apa? Lebih galak dari lo nggak?" Morgan bertanya sembari meletakkan dagu ke pundak Ramanda.
"Ish!" Ramanda yang kesal, langsung mendorong perut Morgan dengan sikunya. Cowok itu otomatis mundur ke belakang.
"Tuh. Baru dibilang, galaknya udah keluar," komentar Morgan seraya terkekeh.
Ramanda berdecak kesal. Dia memilih tidak memperpanjang pembicaraan dengan Morgan.
Tap...
Tap...
Tap...
Terdengar suara derap langkah kaki kian mendekat. Ramanda perlahan melangkah mundur. Tatapannya tidak teralih dari celah yang ada di bawah pintu. Dari sana dia dapat menyaksikan bayangan yang berdiri. Ramanda sangat yakin kalau itu adalah Pak Dito.
Morgan yang juga mengetahui betapa dekatnya posisi Pak Dito, segera meraih tangan Ramanda. Kemudian membawa cewek itu bersembunyi ke dalam lemari besar. Di sana keduanya harus berdiri berdempetan. Karena ruangnya yang bisa terbilang sempit untuk memuat dua orang sekaligus.
Morgan membiarkan Ramanda masuk lebih dulu. Lalu barulah dirinya. Posisi mereka dalam keadaan saling berhadapan. Ramanda bahkan bisa merasakan hembusan nafas Morgan yang menghantam seluruh wajahnya.
Ceklek!
Pintu terbuka. Untung saja Morgan dan Ramanda sudah bersembunyi. Keduanya hanya perlu bertahan sampai Pak Dito pergi.
Tiba-tiba terdengar suara ponsel berdering. Pak Dito yang merupakan pemilik ponsel, langsung mengangkat panggilan tersebut. Sialnya dia tidak kunjung pergi dari gudang.
Sementara itu di lemari, Morgan mengembangkan senyuman sambil menatap Ramanda. Gadis itu sendiri justru membalas dengan mata yang mendelik sebal.
"Lo kalau macam-macam, awas aja." Ramanda memperingatkan.
"Lo harum banget, Ra. Gue..." Morgan tidak bisa lanjut berkata. Dia mendadak memejamkan mata. Wajahnya meringis karena tak sengaja mengendus debu. Keinginan untuk bersin begitu menuntut Morgan.
Ramanda yang paham, sigap menutup hidung sekaligus mulut Morgan. Dia tidak akan membiarkan pelariannya berakhir sia-sia. Ramanda akan melakukan apa saja agar dirinya tidak mendapat poin minus di sekolah.
Meski hidung dan mulutnya sudah dibekap Ramanda, rasa ingin bersin tetap menyelimuti Morgan. Dia tidak bisa menahan. Bertepatan dengan itu, Pak Dito melenggang keluar dari gudang.
Ramanda lantas melepas bekapannya. Lalu mendorong Morgan agar bisa keluar dari lemari. Cowok itu akhirnya bisa mengeluarkan bersin. Ia mengalami bersin berkali-kali.
"Ayo ikut gue. Gue yakin, Bu Dina udah masuk kelas. Gue punya ide agar kita dibolehin masuk kelas." Ramanda membawa Morgan ikut bersamanya. Ia mengajak cowok tersebut ke kelas.
Benar dugaan Ramanda, Bu Dina sudah ada di kelas. Gurunya itu bahkan sudah menerangkan materi pelajaran di depan kelas.
"Maaf telat, Bu. Morgan sakit. Tadi aku temanin dia ke UKS dulu. Tapi sekarang kayaknya udah mendingan." Ramanda memanfaatkan alergi Morgan agar selamat dari poin minus. Hal tersebut membuat Morgan melirik tajam ke arahnya.
"Lo licik juga ya," imbuh Morgan.
Ramanda yang mendengar, dengan cepat menginjak salah satu kakinya. Alhasil Morgan hanya bisa bertahan. Ia meringiskan wajah dan terpaksa ikut dengan rencana Ramanda.
"Benarkah? Ya sudah. Kalian bisa duduk ke tempat masing-masing." Upaya Ramanda sukses besar. Bu Dina memperbolehkannya dan Morgan duduk tanpa harus menerima hukuman.
Satu hal yang tidak diketahui Ramanda, Erli sedang melotot tajam ke arahnya. Cewek itu tentu cemburu terhadap kedekatan Ramanda dengan Morgan.
"Kayaknya gosip tentang Ramanda itu benar deh. Dia emang cewek murahan." Erli berbisik kepada Fida dan Najwa. Dua temannya itu mengangguk setuju.
"Lihat aja dulu, Er. Kalau semakin keterlaluan, baru kita labrak dia," usul Najwa. Matanya juga ikut mendelik ke arah Ramanda.
Usai menebar kebencian kepada Ramanda, Erli segera memperhatikan Morgan. Dia memberikan tatapan cemas untuk cowok itu.
"Kamu nggak apa-apa kan, Beb? Kalau sakit harusnya bilang ke aku dulu," cicit Erli. Tempat duduknya tidak begitu jauh dari posisi Morgan.
"Im fine." Morgan mengembangkan senyuman simpul. Dia mengakhiri ucapannya dengan memberikan ciuman ke telapak tangan. Kemudian mengarahkannya kepada Erli. Hal tersebut berhasil membuat Erli terkekeh malu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Kristina Sinambela
maaf Thor bumil yg satu ini kurang tertarik dgn cerita nya ramanda 😭😭,karena awalnya suka cerita Zhafran, Juju Thor saya bingung dgn ngidam saya agak memilih dlm BCA novel 😭,pdhl masa gadis gk gitu selagi gendre nya ttg romantis pasti suka,ini beda.
2022-08-29
1
s_ayy
othor sayang double up nya dongg😁
2022-08-28
1