Menjadi orang ketiga

"Yakin tidak enak tuan? Tapi kok makanannya habis?" sindir Dinda, membuat Reno tiba-tiba menjadi salah tingkah.

Reno menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal, ia celingukan, apalagi saat melihat piringnya benar-benar bersih tanpa tersisa sedikitpun makanan kecuali tulang-tulang ayam.

"Emm itu karena,,"

"Karena apa tuan?" sambung Dinda.

"Iya karena aku merasa lapar saja, jadi terpaksa aku habiskan makanan tidak enak buatanmu itu," elak Reno dengan gugup.

Sebenernya masakan Dinda itu rasanya enak, tapi Reno enggan mengakuinya.

"Tidak apa-apa terpaksa di habiskan, daripada tidak di makan kan mubazir jadinya tuan," kata Dinda dengan nada lembut.

Biarpun Reno selalu berbicara dengan nada ketus, sering kali membentak dirinya, Dinda tetap berbicara lembut pada Reno.

Dinda membereskan piring-piring bekas makan mereka, lalu ia mencucinya, setelah selesai Dinda kembali ke meja makan dan ternyata Reno masih duduk disana.

"Kamu sudah selesai?" tanya Reno dengan tatapan datar.

"Sudah," jawab Dinda singkat.

"Duduklah!"

Dinda duduk di kursi sebelah Reno duduk, tubuhnya merasa gemetaran karena takut pada Reno.

"Mama menyuruh kita pergi bulan madu, aku mau tapi bulan madu kita Vira ikut dengan kita, ingat jangan kasih tahu mama atau papa," kata Reno dengan entengnya, tanpa merasa bersalah, Reno terlihat cukup santai.

Seketika hati Dinda bagaikan di sambar petir di pagi hari, masa iya bulan madu juga harus mengajak Vira yang tidak lain adalah kekasihnya Reno.

"Kenapa tidak tuan dan Vira saja yang pergi bulan madu, daripada aku jadi orang ketiga, haruskah seorang istri sah menjadi orang ketiga?" cetus Dinda.

"Hey, kamu sudah berani mengaturku? Ingat ya! Vira itu kekasihku, dan kamu hanyalah gadis pembayar hutang jadi jangan harap aku akan menghargaimu," sentak Reno, seraya menggebrak meja dengan tangan kekarnya, Dinda pun kaget dan ia langsung memejamkan matanya karena takut.

"Menyentuhmu saja aku jijik!!" sambung Reno sambil menunjuk wajah cantik Dinda dengan jari telunjuknya.

Dinda hanya terdiam, ia sadar ia hanya gadis pembayar hutang yang tidak boleh mengharapkan hal lebih dari seorang Reno, laki-laki yang tengah kini menjadi suami sahnya.

"Ingat aku ini tuanmu! Dan kamu hanyalah pembantuku, ya anggap saja begitu! Maka turuti semua perintahku!" dengan kasar Reno meraih dagu Dinda, dan menekan dagu Dinda agak keras, membuat Dinda meringis karena kesakitan.

"Baiklah tuan," jawabnya dengan pasrah dan Reno akhirnya melepaskan tangannya dengan kasar dari dagu Dinda.

"Bersiaplah untuk pergi!" kata Reno dengan kasar, Dinda mengangguk. "Tapi aku tidak punya baju," lirihnya dengan nada ketakutan, Dinda datang ke rumah Reno memang tidak membawa apa-apa, saat ini juga Dinda memakai baju milik Vira, karena di suruh oleh Reno.

"Sudahlah, nanti kita beli saja! Sekarang ayo kita pergi, aku juga mau jemput Vira dulu," kata Reno dengan kasar lagi.

Hati Dinda begitu tersayat, ia ingin menangis namun ia berusaha menahan air matanya. "Jika bukan karena bapakku, pasti aku tidak akan berada di rumah yang seperti neraka ini," batin Dinda dalam hatinya.

"Kenapa diam saja?!" Reno menyentak Dinda dengan sorot mata tajam. "Ayo pergi sekarang! kamu mau membuat Vira ku sayang menunggu kelamaan karena tangisanmu yang menjijikkan itu," sambung Reno, melihat Dinda meneteskan air matanya di kedua pipinya, Reno pun tidak merasa ibah sama sekali.

Padahal Dinda sudah berusaha menahan air matanya, namun akhirnya jatuh juga membahasi kedua pipi mulusnya.

Reno melangkahkan kakinya lebih dulu, Dinda mengikuti Reno di belakang Reno.

Sesampainya di mobil, Dinda hendak membuka pintu mobil milik Reno, namun lagi-lagi Reno menatapnya dengan sorot mata tajam.

"Siapa yang suruh kamu duduk di depan, itu khusus buat Vira. Kamu duduk di belakang sana!" titahnya dengan kasar, Dinda hanya mengangguk dan ia membuka pintu mobil yang belakang lalu naik.

Reno juga naik dan ia langsung menyalakan mesin mobilnya, untuk segera menuju ke rumah Vira.

Di dalam mobil Dinda hanya duduk seraya menundukkan kepalanya, sedangkan Reno sibuk dengan ponselnya karena sedang menelepon Vira yang tidak lain adalah kekasih kesayangannya.

"Hallo sayang, bersiaplah! Aku sedang berjalan menuju ke rumahmu."

"Aku sudah siap sayangku, oh iya istri barumu itu ikut?"

"Iya dia ikut, tapi nanti aku maunya bulan madunya sama kamu, jadi tidak usah hiraukan gadis itu!"

Reno mematikan saluran telponnya, Vira senyam-senyum sendiri. "Selamanya Reno akan mencintaiku, kasian kamu gadis udik," batin Vira dalam hatinya.

Sebagai istri sah hati Dinda cukup sakit mendengar percakapan Reno dan kekasih hatinya itu, namun Dinda bisa apa? Bagi Reno, Dinda hanyalah benalu prnganggu dan kehadirannya tidak di inginkan oleh Reno sama sekali.

Tiba-tiba ponselnya kembali berdering, Vira langsung mengangkat telpon itu dengan senang hati.

"Hallo om, ada apa?" tanya Vira dengan nada manja.

"Sayangku, kamu temanin aku malam ini dong di hotel biasa," rengek seseorang laki-laki yang usianya sudah tidak muda lagi.

"Om hari ini aku pergi sama Reno," tolaknya dengan nada lembut.

"Baiklah, kamu hati-hati," seseorang itu pun langsung mematikan saluran telponnya.

Sambil menghela nafas berat, laki-laki yang tidak muda lagi, ia terlihat kesal saat dengar Vira akan pergi bersama dengan Reno.

***

Setelah beberapa lama menempuh perjalanan yang lumayan lama, akhirnya Reno sampai di depan rumah Vira, dan Vira sudah siap di depan rumah dengan satu koper besarnya.

Reno turun dari dalam mobil, ia pun menyuruh Dinda turun dari dalam mobil, Dinda hanya menurut.

"Bawakan koper Vira!"

"Aku tidak mau kalau dia sampai kecapean!"

Sentak Reno dengan kasar, Dinda menghela nafas berat tapi ia langsung mengambil koper milik Vira dan di masukan ke bagasi mobil.

Reno dan Vira sudah masuk ke dalam mobil, Dinda juga sudah masuk ke dalam mobil.

Reno kembali menyalakan mesin mobilnya dan langsung melajukan mobilnya menuju ke tempat untuk mereka berbulan madu.

"Sayang, coba kalau kita hanya berdua saja, itu pasti akan lebih nyaman," ujar Vira, ia menatap Dinda dari sepion dengan tatapan tidak suka, bagi Vira, Dinda adalah seorang penganggu.

"Lain kali kita pergi berdua, inikan karena mamaku yang meminta sayang, aku saja sebenarnya malas pergi dengan gadis udik itu, rasanya berasa pergi dengan pembantu," ujar Reno dengan sinis, sama sekali ia tidak memperdulikan perasaan Dinda.

Berada di tengah-tengah orang-orang yang tidak punya perasaan, rasanya Dinda ingin sekali keluar dari mobil itu, namun Dinda tetap berusaha tenang dan pura-pura tidak mendengar obrolan dua sejoli yang sedang kasmaran itu.

"Aku juga heran dengan mamamu itu, kenapa bisa memilihkan seorang istri udik seperti ini untukmu," ujar Vira dengan tatapan penuh hinaan pada Dinda, lagi-lagi Vira melihat Dinda dari sepion.

"Entahlah sayang, kan selera mama memang yang kalem-kalem," ujar Reno cuek.

"Padahal jelas-jelas cantikan aku dan dari body juga seksian aku," dengan bangga Vira membanggakan dirinya sendiri.

"Goyanganku juga lebih mantap," lanjutnya tanpa merasa malu sama sekali.

"Sudah jangan di bahas, lagian aku juga belum pernah merasakan goyanganmu kan," cibir Reno dengan genit.

Vira tertawa kecil, memang Reno belum pernah merasakan goyangannya selama ini, karena setiap mau melakukan itu pasti aja ada gangguan, lebih sering mabuk berlebihan dan akhirnya sama-sama tidur tanpa melakukan sesuatu.

"Lagian kamu sukanya tidur," balas Vira dengan genit juga.

Melihat pemandangan yang ada di depannya saat ini, sebenarnya Dinda ingin sekali muntah dasar manusia-manusia tidak punya hati, mereka berdua itu gila, apalagi Vira jelas-jelas di belakangnya ada istri sahnya namun sebagai sesama wanita, Vira tidak sangatlah tidak punya hati.

Setelah beberapa lama menempuh perjalanan yang lumayan jauh, akhirnya sampailah di sebuah hotel mewah di tengah-tengah kota yang cukup indah.

Reno langsung memarkirkan mobilnya, lalu mereka semua turun dari dalam mobil dan langsung menuju ke dalam hotel.

"Selamat malam," sapa pelayan hotel dengan sopan.

"Selamat malam nona, saya Reno dan mama saya sudah memesan kamar khusus untuk saya," ujar Reno.

"Oh Tuan Reno, iya Nyonya Rena memang sudah memesan kamar khusus untuk bulan madu, ini kunci kamarnya," ujar sang pelayan, seraya memberikan kunci kamar khusus pada Reno.

Reno menerima kunci itu dengan senang hati, Vira juga senyam-senyum penuh kemenangan, apalagi melihat Dinda yang begitu malang rasanya ingin sekali tertawa lepas.

"Saya pesan satu kamar lagi yang biasa saja, yang kecil juga tidak apa-apa, soalnya hanya untuk pembantu saya, lalu bawakan minum 10 botol ke kamar khusus!" kata Reno pada pelayan hotel.

"Baik tuan," jawab sang pelayan.

Setelah beberapa lama akhirnya mereka pun di antar ke kamar masing-masing, aturan Dinda yang mendapatkan kamar khusus namun Dinda malah mendapatkan kamar biasa dengan ukuran yang tentunya tidak sebesar kamar khusus.

"Dada gadis udik, aku nikmati bulan maduku dengan suamimu dulu ya," ujar Vira sebelum masuk ke dalam kamar khusus.

Dinda hanya diam, dan dia langsung masuk ke kamar yang sudah di sewakan oleh Reno, letak kamar Dinda juga tidak terlalu jauh dari kamar Reno dan Vira.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Zana aripin

Zana aripin

om yg call vira tu sape ya. Adakah ayah reno?

2023-01-09

1

lovely

lovely

mnjijikan s Reno Dinda bodohhh nya jd cewekkk 😡

2023-01-01

0

Eka ELissa

Eka ELissa

ya beda dong dinda ma vira reno...
vira jalang udh bekas om"..
lha dinda...gadis msih segeln blom trsentuh spa pun reno suami bodoh y aj mlhn rela sntuh"..jalang vira bekas..om"...

2022-08-27

1

lihat semua
Episodes
1 Sah menjadi suami -istri
2 Masakan Dinda
3 Menjadi orang ketiga
4 Kamar terpisah
5 Sarapan pagi
6 Kerjaan Dinda
7 Hanya sebatas teman
8 Makan bertiga
9 Di buat gila oleh 2 wanita
10 Dia adalah bosku
11 Dasar manusia bodoh
12 Bebek jelek
13 Hanya gadis sewean
14 Vira, itu suara siapa?
15 Main peluk-pelukan
16 BBQ bersama
17 Reno kenapa?
18 Vira dan Dinda bertemu
19 Seperti pemain sinetron
20 Kamu menodaiku
21 Rasa kecewa Reno
22 Dua hari telah berlalu
23 Ke cafe Dinda kerja
24 Seperti cacing kepanasan
25 Vira di RS
26 Ria tidak bodoh
27 Gundik murahan
28 Haruskah Dinda tahu?
29 Ke kantor Restu
30 Miskin seketika
31 Satu minggu berlalu
32 Reno full senyum
33 Mulai cemburu
34 Tom & Jerry
35 Ke acara ultah Leo
36 Dia adalah istriku
37 Kemarahan Reno
38 Harus menyelidiki
39 Bukan cinta buta
40 Sikap manis Reno
41 Panti asuhan
42 Reno mulai bucin
43 Cerita masalalu
44 Sama-sama otak mesum
45 Minta hak sebagai suami
46 Usaha Reno, tidak ingin ada rahasia
47 Sudah tidak ada rahasia
48 Beberapa hari telah berlalu
49 Masa-masa pengantin baru yang terlambat
50 Status baru Dinda
51 Menjadi istri yang diinginkan
52 Walaupun terlambat
53 Para jomblo mencari cinta
54 Yah gagal gara-gara Devan
55 Devan jadi obat nyamuk
56 Gelar Papa Muda
57 Undangan pernikahan Devan
58 Kabar duka
59 Takdir Devan & Nissa
60 Akhir yang bahagia (TAMAT)
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Sah menjadi suami -istri
2
Masakan Dinda
3
Menjadi orang ketiga
4
Kamar terpisah
5
Sarapan pagi
6
Kerjaan Dinda
7
Hanya sebatas teman
8
Makan bertiga
9
Di buat gila oleh 2 wanita
10
Dia adalah bosku
11
Dasar manusia bodoh
12
Bebek jelek
13
Hanya gadis sewean
14
Vira, itu suara siapa?
15
Main peluk-pelukan
16
BBQ bersama
17
Reno kenapa?
18
Vira dan Dinda bertemu
19
Seperti pemain sinetron
20
Kamu menodaiku
21
Rasa kecewa Reno
22
Dua hari telah berlalu
23
Ke cafe Dinda kerja
24
Seperti cacing kepanasan
25
Vira di RS
26
Ria tidak bodoh
27
Gundik murahan
28
Haruskah Dinda tahu?
29
Ke kantor Restu
30
Miskin seketika
31
Satu minggu berlalu
32
Reno full senyum
33
Mulai cemburu
34
Tom & Jerry
35
Ke acara ultah Leo
36
Dia adalah istriku
37
Kemarahan Reno
38
Harus menyelidiki
39
Bukan cinta buta
40
Sikap manis Reno
41
Panti asuhan
42
Reno mulai bucin
43
Cerita masalalu
44
Sama-sama otak mesum
45
Minta hak sebagai suami
46
Usaha Reno, tidak ingin ada rahasia
47
Sudah tidak ada rahasia
48
Beberapa hari telah berlalu
49
Masa-masa pengantin baru yang terlambat
50
Status baru Dinda
51
Menjadi istri yang diinginkan
52
Walaupun terlambat
53
Para jomblo mencari cinta
54
Yah gagal gara-gara Devan
55
Devan jadi obat nyamuk
56
Gelar Papa Muda
57
Undangan pernikahan Devan
58
Kabar duka
59
Takdir Devan & Nissa
60
Akhir yang bahagia (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!