Riko bahkan tidak membutuhan paron untuk melakukan refine pada senjata milik Rhea. Berkat skill barunya yang terbuka Hand of Haephestus, Riko hanya perlu menyatukan Kristal yang baru ditambangnya tadi dengan Magatama Staff. Satu per satu Kristal dia keuarkan lantas ditempelkan pada senjata tersebut. Cahaya putih menyilaukan muncul setiap penyatuan berlangsung.
Riko yang juga baru pertama kali menggunakan skill tersebut pun turut kagum. Ia tidak yakin kalau Rhea melihat caranya bekerja, mengingat kedua mata perempuan itu tertutup kain. Namun, setelah sepuluh kali penyatuan tanpa gagal, Rhea mengangguk-angguk puas.
“Aku bisa lihat kemampuanmu yang luar biasa. Udah kuduga kamu juga seorang irregular,” komentar Rhea kemudian.
“Irregular?” tanya Riko tak paham.
“Waktu bermain secara online dulu, apa kamu adalah player tertinggi di kelasmu?”
“Maksudmu di job blacksmith? Yah, aku emang blacksmith dengan level tertinggi waktu itu,” jawab Riko tanpa menyebutkan bahwa ia juga sebenarnya adalah player tertinggi di antara semua kelas.
“Ini sebenarnya adalah data yang belum bisa dipastikan. Tapi aku juga adalah player tertinggi di kelas sage. Dari pengamatanku, semua player tertinggi di kelas masing-masing mendapatkan keistimewaan yang berbeda dari player lain. Sebagai seorang sage misalnya, kemampuan dasar kami adalah memanipulasi elemen dasar sihir. Masing-masing sage memiliki keahlian yang berbeda. Ada sage yang memilih untuk meningkatkan kemampuan elemen tanah, ada juga yang api, dan sebagainya.
“Keahlianku adalah memanipulasi energi. Setiap makhluk bahkan benda di dunia ini memiliki energi. Itulah yang kumanfaatkan untuk membuat sihir-sihirku, seperti misalnya membuat portal teleportasi seperti waktu itu. Tapi karena aku seorang irregular, sistem memberiku kemampuan tambahan yaitu kemampuan membaca pikiran. Tidak ada sage lain yang memiliki kemampuan seperti ini.
“Itu juga berlaku untukmu. Sejak kamu keluar dari portal dimensi di alun-alun Rembang tempo hari, aku langsung tahu kalau kau baru aja mengalahkan seekor Baphomet seorang diri. Dari situ aku mulai sadar kalau kamu juga pasti seorang irregular,” terang Rhea panjang lebar.
“Jadi kamu tahu kalau portal itu emang kebuka sendiri? Bukan kamu yang buka?” protes Riko.
Rhea tertawa kecil. “Aku nggak punya kemampuan buat mengintervensi portal dungeon. Maaf karena aku nggak jelasin keadaannya waktu itu. Aku masih belum yakin sama kemampuanmu waktu itu. Tapi hari ini kamu jelas-jelas udah membuktikan kalau kamu emang irregular.”
“Jadi akhirnya aku bisa diakui sebagai player pemburu kan, karena aku irregular?” tanya Riko penuh harap.
Rhea menggeleng pelan. “Sebaiknya kamu janggan terburu-buru membongkar rahasiamu, Riko. Total ada 12 kelas di Genesis. Bila masing-masing kelas memiliki satu irregular artinya akan ada dua belas player yang memiliki kemampuan khusus. Kalau perusahaan menemukan kalian, akankah kemampuan itu akan menjadi milikmu sendiri? Semua senjata yang kamu tempa akan menjadi milik pemerintah. Kamu cuma dapat gaji sekadarnya.”
“Bukannya kamu juga orang perusahaan? Kenapa kamu justru bilang gitu?”
“Karena aku tahu gimana orang-orang perusahaan itu memanfaatkan player, Riko. Sekarang bahkan seorang player tingkat atas memutuskan untuk bikin guild sendiri dan mengklaim beberapa wilayah dungeon permanen yang muncul. Orang-orang itu mengumpulkan Kristal dan drop monster untuk kelompok mereka sendiri dan hanya membayar upeti ke pemerintah sekian persen saja. Kemampuanmu terlalu berharga untuk bekerja di bawah perusahaan,” ujar Rhea menasehati.
“Jadi apa maumu dariku?” tanya Riko yang mulai mengendus semacam niat terselubung dari perempuan itu.
“Dalam waktu dekat ini, aku berniat untuk keluar dari perusahaan dan membangun guildku sendiri. Aku mau nawarin ke kamu untuk bergabung bersamaku,” tandas Rhea tanpa basa-basi.
Riko tercenung sejenak. Ini bukan tawaran yang mudah. Rhea jelas adalah sage yang kuat. Dilihat dari kemampuannya, perempuan ini mungkin berada di level A atau bahkan S.
“Aku level S, sebagai informasi,” potong Rhea membuyarkan pikiran Riko.
Riko mendesis kesal. “Ini dia masalahnya. Kamu jelas player yang menjanjikan. Sage yang kuat, dan punya banyak koneksi di pemerintahan. Sebagai player, aku juga pasti tertarik gabung sama guildmu. Masalahnya adalah kemampuanmu baca pikiran. Sumpah itu ganggu banget,” protes Riko jujur.
“Ah, maaf, Riko. Aku juga nggak bermaksud gitu. Cuma langsung kedengaran aja. Apa sebaiknya aku nggak usah taggapi semua pikiranmu?”
“Kenyataannya kamu tetap bisa baca pikiranku, kan. Rasanya kayak nggak bebas. Ah, udahlah. Biar aku pikirin dulu tawaranmu. Tapi aku berterima kasih buat semua informasi dan sarannya. Aku butuh waktu buat proses semuanya. Sendirian,” tukas Riko menekankan agar dia tidak ingin siapa pun memasuki pikirannya lagi.
“Oke, kuharap kamu mempertimbangkan baik-baik tawaranku. Aku bisa menjanjikan nominal yang memuaskan. Akses dungeon yang tak terbatas, termasuk tempat tinggal dan biaya hidup juga bisa kami tanggung. Aku kirim detail kontraknya lewat email. Bisa kamu baca setelah pulang dari sini.
“Lalu untuk sementara ini, aku tetap bakal penuhi janjiku. Karena kamu masih terdaftar sebagai player di perusahaan, aku akan bersihkan namamu biar kamu tetap bisa masuk dungeon,” tutup Rhea mengakhiri diskusi mereka.
“Oke. Makasih,” sahut Riko pendek, sambil berusaha mengosongkan pikiran agar tidak terbaca oleh Rhea.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments