Setelah selesai meeting dengan investor, Keenan bicara dengan Pak Salim di ruangan Keenan.
" Keenan, gadis itu sangat berbakat. Kamu harus ajak dia bergabung ke perusahaan kita. Meskipun anak magang tapi dia sangat cerdas. Dulu kamu seusia dia, kamu kerjaannya malah dugem." Sindir Pak Salim.
" Puji aja terus, Pah." Kata Keenan dengan kesal. Melihat putranya kesal, Pak Salim hanya tersenyum.
" Ya sudah Papa pulang dulu ya."
" Hati-hati ya, Pa." Kata Keenan sambil mencium tangan Papanya. Pak Salim berjalan dengan kursi roda elektriknya. Para karyawan pun menyapa Pak Salim dan Pak Salim pun membalasnya dengan senyum. Parkiran mobil dengan pintu kantor memang cukup jauh karena parkiran mobil ada di samping kantor. Karena teras kantor cukup tinggi dan ada turunan tangga sekitar 1,5 meter, membuat Pak Salim pun merasa kesulitan untuk turun. Dira yang hendak keluar dari kantor melihat Pak Salim kesulitan lalu segera menolongnya.
" Pak, lebih baik bapak mencari bantuan." Ucap Dira sambil memegang chair handle kursi roda.
" Bapak lupa mencharger daya nya, nak. Jadi tiba-tiba berhenti dan badan bapak rasanya lemah saat ingin mencoba mendorong." Kata Pak Salim.
" Sebaiknya bapak jangan sendirian ya." Kata Dira sambil membantu Pak Salim menuju tempat parkir.
" Oh ya, tadi kamu yang persentasi tadi ya."
" Iya, Pak. Bapak investor juga kan? Inves yang banyak ya, Pak. Saya yakin 100% eh 1000% pasti proyek ini bakal sukses Pak. Kita bisa berbisnis sekaligus membuat orang lain bahagia. Masalah anggaran bisa kita diskusikan kembali. Kita pun harus tetap untung. Apalagi di wilayah kita ini belum terdapat tempat seperti itu. Saya yakin sekali Pak." Kata Dira yang mencoba merayu Pak Salim. Dira belum tau jika Pak Salim adalah ayah Keenan karena tadi Pak Salim duduk bersama investor yang lain.
" Iya, pasti saya akan investasi asal kamu yang memegang proyek itu."
" Saya sebenarnya cuma mahasiswa magang Pak. Bos saya marah-marah Pak karena di hadapan warga tanpa rencana saya langsung mengambil keputusan untuk membuat taman itu. Saya pikir, disini terlalu banyak mall tetapi taman belum terlalu banyak, saya pun memikirkan warga juga Pak mereka kehilangan pekerjaan. Lumayan alot sih Pak tapi akhirnya mereka menurut dan mau pindah ke rusun. Jadi tempat itu akan bersih dan tertata, dengan penghijauan kan bisa mengantisipasi banjir juga Pak. Karena sebagian besar mereka pemulung dan pengolah sampah jadi saya ajak mereka untuk memberikan edukasi, Pak. Entahlah Pak, saya ini nggak tegaan kalau melihat rakyat kecil di tindas atau di bodohi. Apalagi mereka tertipu gara-gara sertifikat palsu." Cerita Dira panjang lebar.
" Terus bagaimana kamu bisa yang persentasi lalu membuat semua contoh desainnya?"
" Ya itu tadi Pak, Bos marah-marah dan menantang saya untuk tanggung jawab kepada investor jadi dua hari saya memutar otak. Bos itu galak, Pak. Dingin lagi. Terus dia nggak mau kalau ada yang ngalahin dia. Tapi sebenarnya Pak Keenan pasti baik kok, Pak. Kalau tidak baik, mana mungkin bapak mau bekerja sama. Maaf lho, Pak jadi curhat." Mendengar Dira yang dari tadi terus berbicara Pak Salim langsung tertawa.
" Hahahahah. Iya Pak Keenan memang sangat dingin, ya seperti itulah dia." Balas Pak Salim.
" Tapi Pak Keenan itu jelas pintar mengelola perusahaan, buktinya di usia yang masih muda Pak Keenan bisa sesukses ini."
" Ya sudah terima kasih ya sudah nganterin saya ke parkiran dan ngajakin saya ngobrol." Kata Pak Salim.
" Sama-sama, Pak. Jangan lupa ya Pak sama yang tadi inves." Kata Dira mengingatkan.
" Iya, Pasti." Jawab Pak Salim dengan penuh keyakinan. Pak Salim pun segera masuk mobil dan pergi.
" Hmmm anak itu lucu, cerdas dan kompeten. Saya suka sama dia, sepertinya dia cocok sama Keenan." Batin Pak Salim
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 437 Episodes
Comments
Mulyanthie Agustin Rachmawatie
Seruuuu nech klo tau Dira anak shbt nya....he...he...he....
2023-07-29
0
susi 2020
🥰🥰😍😘
2023-06-19
0
susi 2020
😍😍🤣🥰
2023-06-19
0