Setelah jualannya habis, Dira segera pergi ke kampus.
"Hai, Dir!" Sapa Reyhan dan Lena kompak pada Dira. Reyhan adalah sahabat Dira, sahabat yang super kocak, selalu ada di saat Dira membutuhkan bantuan, begitu juga dengan Lena. Mereka begitu tulus berteman dengan Dira.
"Eh kalian jadi magang di mana?" Tanya Dira.
"Dirgantara Grup." Jawab Reyhan.
"Wahhh sama dong. Asik kita barengan." Kata Dira dengan semangat.
"Beneran, Dir. Elo juga disana?" tanya Lena
"Iya, Len. Eh ini gue udah sisa roti gue buat kalian." Tambah Dira.
"Makasih, Dira." Kata Lena sambil meluk Dira.
"Gue juga makasih." Tambah Reyhan dengan posisi ingin memeluk Dira, namun Dira sudah duluan mengepalkan tangannya.
"Elo nanti sore kerja lagi ya?" Tanya Lena.
"Iya, lah. Terus gue mau apalagi."
"Elo nggak capek, Dir. Sekali-kali istirahatlah." Kata Reyhan.
"Pinginnya gitu tapi gimana. Gue harus bantuin Ayah. Sejak kita bangkrut dan Ayah di tipu, gue harus bantu Ayah buat bayar hutang Ayah. Yah tapi gue ikhlas kok." Kata Dira berkaca-kaca.
"Sabar ya, Dir. Gue yakin elo pasti akan dapat kebahagiaan." Tambah Lena menguatkan Dira.
"Makasih ya, kalian sahabat terbaik gue." Mereka bertiga berpelukan, hmmmm kesempatan si Reyhan.
Jam 4 sore, Dira segera berangkat ke cafe dan segera berganti pakaian seragam cafe. Cafe tempat Dira kerja selalu full oleh pengunjung, selain tempat yang luas, suasanya sangat bagus dan nyaman, serta cocok untuk meeting santai, atau bahkan hanya sekedar nongkrong. Disana Dira sebagai waiters namun kadang merangkap sebagai kasir juga. Qyu Caffe.
"Dir, tolong antar ke meja 4 ya." Kata Mela teman kerja Dira.
"Ok." Kata Dira semangat.
"Silahkan, Pak. Capucino and coffe latte no sugar." Kata Dira sambil menyodorkan minuman.
"Makasih." Jawab pria itu yang tetap fokus mendengar rekan bisnisnya bicara. Setelah selesai mengantar minuman, Dira kembali lagi ke meja counter.
"Ini, Dir nasi goreng seafood, kwetiau goreng dan bakso iga sapinya, ya. Meja 6 ya, Dir." Kata Mela.
"Oke, Mel." Dengan penuh semangat, Dira mengantarkannya. Namun karena kurang fokus, kaki Dira menyandung kaki meja, membuat makanan itu tumpah di meja pria nomor 4. Seketika pria itu marah besar. Karena itu adalah klien bisnis besarnya dan file proposalnya kotor berantakan. Keenan. Ya pria itu Keenan. Keenan Surya Dirgantara.
" Maaf, Pak." Kata Dira sambil memungut makanan itu.
" Kamu gimana, kerja yang benar dong. Lihat ! kamu sudah merusak file saya, saya harus mengulang semuanya. Bisa kamu ganti ini ? bisa? Kamu pikir ini mudah. Ini klien penting saya, bisa kehilangan milyaran saya bukan hanya uang tapi kepercayaan klien. Gimana mau sukses, kerja begini saja tidak becus." Kata Keenan dengan amarahnya yang memuncak.
" Pak, saya sudah minta maaf pak. Saya tidak sengaja," ucap Dira memelas.
" Maaf kamu tidak akan membalikkan keadaan. Gimana mau jadi orang sukses, orang ceroboh kayak gini. Belum apa-apa cafe ini sudah rugi karena kamu. Panggil manajer, pecat dia." Kata Keenan dengan suara tinggi.
Manajer pun segera datang dengan takut karena Keenan adalah pelanggan tetap sekaligus pemilik cafe itu.
" Iya, Pak Keenan." Kata Pak Roni manajer cafe dengan gemetar.
" Tolong kamu pecat dia, lihat kerjaan saya berantakan gara-gara pelayan ceroboh ini." Kata Keenan dengan suara yang meninggi sambil menunjuk wajah Dira.
" Ba...ba..baik, Pak." Kata Manajer itu.
" Dira, kamu saya pecat dan gaji kamu akan sya pakai untuk ganti rugi ini semua." Kata Manajer cafe dengan tegas. Dira pun segera berdiri, melepas celemek cafe itu dan membantingnya ke lantai.
" Ambil aja Pak Roni gaji saya. Saya nggak masalah nggak dapat gaji. Dan sebelumnya Pak Keenan yang terhormat, apakah orang sukses itu tidak pernah gagal? Semua orang sukses itu butuh proses. Mereka harus melewati kegagalan, melewati jatuh bangun bahkan orang yang sukses pun bisa seketika hancur, habis semuanya, Pak. Maklum Anda orang kaya, lahir, brojol langsung jadi orang kaya, nggak pernah ngrasain jadi orang susah, jadi babu, apa pernah?? Kerja panas-panasan apa pernah?? pernah anda di hina orang, di kucilkan orang hanya karena status sosial yang rendah?? apa pernah Anda melalui itu semua Pak?? dan untuk Pak Roni manajer terhormat, silahkan ambil gaji saya, makan saja keringat saya, kerugian yang saya buat pun tidak menghabiskan separuh gaji saya, silahkan ambil. Mungkin anda sedang butuh, terima kasih." Kata Dira dengan tegas membalas kemarahan Keenan dan Pak Roni. Mendengar kata-kata Dira yang penuh amarah, membuat Keenan hanya bisa diam sambil mengusap keningnya. Sedangkan Pak Roni pun segera kembali ke ruangannya.
Sepanjang jalan menuju perjalanan pulang, Dira menangis. Sakit sekali rasanya menghadapi orang-orang sombong seperti mereka. Sesampainya di rumah, Dira melihat Ayahnya yang sibuk menyiapkan makan malam.
" Ayah..." Kata Dira sambil menangis.
" Kenapa, nak?" tanya Ayah dengan khawatir.
" Maafin, Dira. Dira di pecat yah dari cafe." Kata Dira.
" Nak, gitu aja nangis. Ayah nggak marah kok."
" Tapi Yah, gimana hutang kita."
" Apa rumah ini kita jual nak. Supaya kita nggak punya hutang lagi."
" Jangan, yah."
" Dira, Ayah minta maaf. Ayah malah buat kamu menderita, kamu harus melewati masa sulit ini karena ayah." Kata Ayah dengan mata berkaca-kaca.
" Dira nggak pernah nyalahin ayah kok. Dira ikhlas Yah, menjalani ini semua."
" Ayah mohon, nak. Kita jual saja rumah kita ini, kalau kita nyicil bunganya akan semakin bertambah."
" Yah, apa yang udah di ambil teman ayah bisa di ambil lagi. Meskipun kejadian itu 5 tahun lalu."
" Entahlah, nak. Mereka juga nggak ada kabar dan Ayah tidak ada bukti, untung saat itu Ayah masih punya rumah ini, rumah ayah sebelum sukses eh sekarang balik lagi kesini,nak." Kaya Ayah sambil tersenyum.
" Semoga suatu saat nanti ada jalan keluar di balik kesusahan kita, Yah. Ayah adalah orang yang baik, pasti nanti akan ada hal yang baik untuk kita."
" Ya, nak. Hutang yang besar yang menjadi beban buat ayah, ayah di tipu dan semua aset sudah menjadi jaminan, ya habis nak semuanya."
" Tega banget Yah, mereka. Ayah, kita pasti bisa melewati ini semua meskipun tanpa Mama." Kata Dira sambil memeluk Ayahnya.
" Iya, sayang. Pasti kita bisa. Bismillah ya nak."
Sejak di tipu dan menjadi bangkrut, hancur semua kehidupan keluarga Dira. Semuanya kembali ke titik NOL. Lima tahun lalu Dira masih usia 15 tahun, masih sulit baginya untuk memahami apa yang dirasakan Ayahnya. Namun kini, tanggung jawab semua di emban oleh Dira. Dira harus kuat demi Ayahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 437 Episodes
Comments
Fiza Chelsea
masih menyimak 😄
2023-08-31
0
Mulyanthie Agustin Rachmawatie
sungguh miris k hidupkan Dira bersama ayah nya yg sdh di tggl wafat bunda nya....😭😭😭
2023-07-29
0
Mulyanthie Agustin Rachmawatie
sungguh miris k hidupkan Dira bersama ayah nya yg sdh di tggl wafat bunda nya....😭😭😭
2023-07-29
0