Terjebak di Toilet

Setibanya di kantor, Claire pergi ke toilet dan di sana dia bertemu dengan beberapa wanita yang baru saja memasuki toilet.

"Jadi kau yang bernama Claire?" Seorang wanita berambut ikal dan berwajah bulat bernama Rosi bersidekap di hadapan Claire ketika dia akan keluar dari toilet. "Gadis desa yang berani mencari masalah dengan Aletha?" lanjut wanita itu dengan wajah meremehkan.

Dengan wajah acuh tak acuh, Claire menatap malas pada wanita itu. "Memangnya kenapa kalau aku dari desa? Aku rasa itu tidak ada hubungannya denganmu."

Claire hendak lewat, tapi lengannya ditahan oleh teman Rosi. "Dengar ya, kau itu hanya anak baru. Jangan berani mencari masalah di sini," ucap wanita bernama Nia.

"Apa kau tahu kalau Aletha adalah sepupu dari CEO Sean?"

Claire sedikit terkejut mendengar perkataan Nia. Awalnya, dia mengira kalau Sean memiliki hubungan spesial dengan Aletha karena Sean terlihat sangat melindungi Aletha, ternyata Aletha adalah sepupunya.

"Lalu apa masahnya dengan kalian?" Claire menatap 3 wanita yang berada di hadapannya dengan berani.

"Tentu saja ada hubungannya karena kami adalah teman baik Aletha," jawab Reya.

Claire tersenyum miring. "Kalian mendatangiku beramai-ramai untuk pamer denganku atau menggertakku?"

Nia mendororong tubuh Claire dengan jari telunjuknya. "Dengar ya, kami peringatkan, jangan berlagak di kantor ini. Kau itu hanya anak kampung yang tidak selevel dengan kami. Kalau kau masih mau bekerja di sini. Jangan pernah berani bertingkah lagi," ucap Rosi.

"Ingat itu ...! jika tidak, kami akan mempermalukanmu bahkan membuatmu keluar dari perusahaan ini," ancam Reya.

"Silahkan kalau kalian bisa. Aku tidak takut."

Claire membelah jalan yang ditutupi oleh Reya dan Rosi dengan menabrakkan bahunya kepada dua orang itu sehingga kedua tubuh orang itu bergeser dan membuat kedua orang itu marah.

"Sepertinya kita harus memberikan dia pelajaran."

*******

Saat Claire memasuki ruangannya, Claire langsung di panggil oleh Manager Hana. "Kali ini kau harus mendapatkan tanda tangan dari Tuan Sean langsung. Jangan membuat kekacauan seperti kemarin lagi. Jika kau tidak bisa mendapatkan tanda tangan darinya, aku akan memberikan hukuman padamu."

Manager Hanna menyodorkan dokumen pada Claire. "Tapi bukankah ini....."

Dokumen yang dirobek oleh Aletha adalah dokumen penting yang harus ditanda tanngani segera oleh Sean, Manager Hanna sangat marah ketika tahu kalau dokumen penting itu justru sudah dirobek.

Claire memang tidak memberitahukan pada Manager Hanna mengenai kejadian kemarin. Dia hanya meminta maaf atas kecerobohannya kemarin, tetapi tadi pagi, Manager Hanna mendengar kejadian kemarin dari mulut karyawan lain dan membuat Manager Hanna marah karena menurutnya Claire bisa merusak nama baik divisi yang dia bawahi.

Berita mengenai pertengkaran Claire dan Aletha sudah menyebar di seluruh kantor. Entah dari mulut siapa pertama kali yang menyebarkannya, tetapi berita itu dengan cepat diketahui oleh semua orang.

"Kalau kau tidak mau melakukanya, kau bisa mengajukan surat pengunduran dirimu saat ini juga." Manager Hanna menatap Claire dengan wajah serius. "Hari pertama kau membuat masalah. Kau harusnya bertanggung jawab dengan apa yang sudah kau perbuat."

Dalam hati Claire mengutuk perbuatan Aletha yang sudah merobek dokumen itu sehingga membuatnya mendapatkan masalah. "Baiklah, aku akan meminta tanda tangan lagi."

Claire meraih dokumen itu dengan wajah lesu kemudian keluar dari ruangan managernya dan kembali ke tempat duduknya.

Sisy melongok diantara sekat mejanya dan Claire lalu bertanya dengan suara kecil agar tidak didengar oleh orang lain. "Claire, apa benar kau bertengkar dengan Nona Aletha kemarin?"

Claire meletakkan dokumen di atas mejanya kemudian menoleh pasa Sisy dengan mengerutkan keningnya. "Semua orang membicarakanmu. Berita tentang kau dan Aletha menyebar di seluruh kantor," jelas Sisy seolah tahu apa yang sedang di pikirkan oleh Claire.

"Benar," jawab Claire.

Pantas saja saat dia baru memasuki kantor tadi pagi semua orang menatapnya sambil berbisik. Ada tatapan sinis, mengejek, jijik, tidak suka, tatapan kagum dan tatapan lainnya.

"Kau hebat sekali," ucap Sisy dengan wajah kagum, "belum ada yang satu orang pun berani kepadanya."

"Untuk apa takut dengannya? Selama aku tidak salah, tidak ada yang perlu aku takutkan."

Sisy memindai pandangannya ke seluruh ruangan sebelun kembali menatap Claire. "Tentu saja tidak ada yang berani dengannya. Apa kau tahu kalau dia sepupu dari CEO kita?"

Selama ini memang Aletha terkenal arogan dan angkuh. Tidal ada yang berani membamtah dan mencari masalah denganya karena statusnya. Semua orang menghindarinya dan tidak mau berurusan dengannya.

"Aku tidak peduli sekalipun dia pemilik perusahaan ini." Claire meraih dokumen ada di mejanya lalu berdiri. "Lebih baik kau bekerja. Aku pergi dulu."

Claire keluar dari ruangannya menuju lift untuk naik ke lantai 30 di mana ruangan Sean berada. Sebelum masuk ruangannya, Claire berhenti di depan meja ruangan Sean untuk bertanya pada sekertarisnya.

"Sekertaris Lea, apakah tuan Sean sedang sibuk?"

Lea yang sedang mengetik seketika mengangkat kepalanya menatap ke arah Claire. "Ada apa?" tanya Lea dengan wajah datar.

Kesan pertama Lea pada Claire tidak terlalu bagus akibat kejadian kemarin. "Begini, aku ingin meminta tanda tangan pada Tuan Sean, apakah aku bisa langsung masuk ke ruangannya?"

Tidak ada senyum sedikit pun di wajah Lea, Claire pun menyadari hal itu kalau Lea tidak suka dengannya. "Kau bisa langsung masuk."

Melihat sikap Lea yang seperti tidak menyukainya, Claire memilih untuk tidak memperdulikannya dan memutuskan berjalan menuju ruangan Sean. Setelah mengetuk pintu, Claire masuk ke dalam ruangan Sean.

Sepertinya Sean tidak menyadari kalau yang masuk adalah Claire, Sean terlihat menatap serius dokumen sambil membolak-balikkan kertas tersebut. "Permisi, Tuan Sean."

Mendengar suara Claire, tangan Sean seketika terhenti saat dia akan membubuhkan tanda tangannya pada kertas yang sedang dia pegang. Dia kemudian mengangkat kepalanya dan melihat Claire sedang berdiri di hadapannya dengan membawa sesuatu di tangannya.

"Ada apa?" Meskipun terkejut, tetapi tidak ada perubahan sama sekali di wajah Sean, ekpresinya tetap datar ketika melihat Claire sudah ada di ruangannya.

Claire melangkah maju hingga berada di depan meja Sean. "Manager Hanna menyuruhku untuk meminta tanda tangan Anda." Claire meletakkan dokumen tersebut di atas meja Sean lalu kembali ke tempatnya yang semula.

Sean hanya melirik sekilas pada dokumen itu dengan wajah acuh tak acuh. "Apa di divisimu sudah kekurangan orang sehingga mengirimkan karyawan baru untuk menemuiku?"

Diam-diam Claire menghembuskan napas halusnya agar tetap tenang. "Aku hanya menjalankan perintah dari atasanku."

Sean terlihat menaikkan salah satu sudut bibirnya dan menampilkan senyuman mengejek di wajahnya. "Sepertinya kau bekerja dengan baik."

"Terima kasih atas pujiannnya." Sebenarnya Claire tahu kalau ucapan yang keluar dari mulut Sean bukanlah pujian, melainkan sindiran untuknya.

Sean menatap Claire selama 3 detik lalu menunduk melanjutkan pekerjaannya yang sempat terhenti. "Keluarlah. Aku akan mengeceknya nanti."

Claire bergeming. Manager Hanna menyuruhnya harus mendapatkan tanda tangan Sean hari itu juga. Dia tidak bisa pergi tanpa mendapatkan tanda tangannya.

"Kapan Anda bisa mengeceknya?"

Sean kembali mengangkat kepalanya menatap Claire dengan wajah datar. "Apa kau tidak lihat aku sedang sibuk?"

"Manager Hanna bilang ini mendesak. Aku harus mendapatkan tanda tangan Anda hari ini juga, kalau tidak ...."

"Keluar!" Sean langsung menyela ucapan Claire sebelum dia sempat menyelesaikannya.

"Baiklah." Claire akhirnya menyerah. Dia tahu kalau Sean melakukan itu hanya untuk menyulitkannya.

Sesampainya di ruangannya, Claire langsung dipanggil oleh Manager Hanna. Karena tidak bisa mendapatkan tanda tangan Sean, Manager Hanna memberikan banyak pekerjaan padanya sebagai hukuman untuknya. Setelah jam kantor selesai, Claire nampak masih sibuk di meja kerjanya.

"Claire, apa pekerjaanmu belum selesai?" Sisy yang sudah menyelesaikan pekerjaannya berniat untuk pulang.

Claire menoleh sebentar kepada Sisy lalu kembali fokus pada pekerjaannya. "Belum, kau pulang duluan saja."

"Apa Manager Hanna menyulitkanmu?" Kali ini Rafa yang bertanya pada Claire.

"Ini bukan masalah besar. Aku bisa mengatasinya."

"Aku akan membantumu untuk menyelesaikannya," tawar Rafa.

"Tidak perlu. Aku bisa melakukannya sendiri," tolak Claire.

Perlahan orang di ruangannya mulai pulang satu persatu hingga menyisakan Claire seorang di ruangan itu. Setengah jam kemudian Claire melirik jam tangannya ketika pekerjaannya sudah selesai.

Dia merapihkan barang-barangnya lalu keluar dari ruangannya. Sebelum pulang, Claire pergi ke toilet lebih dulu. Saat memasuki toilet dia bertemu dengan Rosi dan teman-temannya yang sedang merapihkan penampilan mereka di depan cermin.

Claire terlihat tidak mengubris tatapan dari Rosi dan temannya yang terlihat menatap sinis padanya. Dia masuk ke dalam salah satu pintu toilet yang terbuka lalu menutupnya. Belum lama Claire masuk, sesuatu meluncur dari atas bilik toilet dan mengenai Claire tanpa bisa dia hindari.

Claire terkena siraman air kotor yang bau. Dia menduga kalau air itu adalah air bekas mengepel lantai. Diq bisa mendengar suara tawa dari luar sebelum terdengar bunyi pintu ditutup.

Claire menyeka air di wajahnya lalu membuka pintu. Dia tidak melihat satu orang pun di luar bilik toliet. Claire kemudian berjalan ke arah pintu keluar toilet tersebut dan ternyata terkunci.

Claire menggedor-gedor pintu itu sambil berteriak minta tolong. Dia berharap ada yang mendengar suaranya dan bisa membuka pintu toilet tersebut. Dia kemudian mengambil ponsel yang ada di tasnya untuk menghubungi seseorang. Claire terdiam sesaat, dia bingung ingin menghubungi siapa.

Akhirnya dia memutuskan untuk menelpon Sean. Beruntung, kakek Sean pernah mengirimkan nomor ponsel Sean di hari pertamanya bekerja. Setelah menelpon dua kali dan tidak diangkat oleh Sean, Claire memutuskan untuk mengirimkan pesan singkat pada Sean setelah melihat ponselnya akan mati karena kehabisan baterai.

Tidak ada balasan apapun dari Sean sampai ponsel Claire mati. Sudah setengah jam Claire berada di dalam toilet, dia memutuskan untuk kembali menggedor pintu dan berteriak. Karena merasa lelah, Claire di belakang pintu untuk berisitirahat karena tenggoroknnya terasa kering setelah berteriak terus-menerus.

Sudah 2 jam berlalu, tetapi belum ada yang menolong Claire. Malam semakin larut, Waktu sudah menujukkan pukul setengah 9 malam. Suhu udara di toilet itu mulai terasa dingin, apalagi tubuh dan pakaian Claire basah. Dia juga mulai merasakan tubuhnya menggigil.

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

Sri Yanti

Sri Yanti

tunjukkan dirimu claire

2023-01-10

1

Edah J

Edah J

Banyak sekali yg tidak suka padamu Clarie tp nanti kalau tahu siapa sebenarnya kamu pasti mereka semua akan berpura"baik dan menjilat

2022-10-29

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan
2 Bertemu Kembali
3 Penolakan Dari Sean
4 Sebuah Penawaran
5 Terlibat Masalah
6 Keributan di Luar Ruangan Sean
7 Berdebat Lagi
8 Terjebak di Toilet
9 Felix
10 Dipanggil Lagi
11 Tidak Mempercayai
12 Calon Istri Tuan Muda
13 Tidak Disukai
14 Trik Kotor
15 Membatalkan Perjodohan
16 Mabuk
17 Terjebak
18 Tidak Bisa Pulang
19 Setuju Menikah
20 Resmi Menikah
21 Mempermalukan Diri Sendiri
22 Pikiran Buruk Sean
23 Bimbang
24 Berpura-pura
25 Menginap
26 Tidak Sadar
27 Pesta Penjamuan
28 Istri Sean
29 Mabuk Berat
30 Tiba-tiba datang
31 Berhati Dingin
32 Yang Dia Butuhkan Istrinya
33 Visual
34 Hanya Orang Luar
35 Meminta Hak
36 Dugaan Yang Salah
37 Tindakan Kakek Sean
38 Balasan Dari Claire
39 Truth Or Dare
40 Salah Mengenali
41 Tidak Ingat
42 Tidur di Kamar Yang Sama
43 Meminta Ijin
44 Berhasil Menemukan
45 Membalas Sean
46 Tidak Mencintaimu
47 Tidak Memahami Diri Sendiri
48 Nyonya Sean Alexander Louris
49 Tidak Mau Melepaskan
50 Mengganggu
51 Keinginan Sean
52 Tamu Sean
53 Rencana Kepergian Sean
54 Gelisah
55 Acara Lelang
56 Teringat Masa Lalu
57 Alasan Gloria
58 Meminta Penjelasan
59 Laporan dari Carl
60 Menemani Claire
61 Rencana Berlibur
62 Menghabiskan Waktu Berdua
63 Kenangan Indah
64 Kejutan Tidak Terduga dari Claire
65 Menghilang
66 Meluapkan Emosi
67 Menjemput Claire
68 Bersembunyi
69 Penerus Keluarga Louris
70 Kenangan Bersama Claire
71 Pergi ke Kota A
72 Penjelasan Sean
73 Perasaan Sean Yang Sesungguhnya
74 Nasehat Nicko
75 Membawa Claire Pulang
76 Hukuman
77 Keanehan Sean
78 Tersiksa
79 Niat Tersembunyi Casandra
80 Kemarahan Sean
81 Hukuman Casandra
82 Penolakan Helena
83 Tentang Anak
84 Mengurangi Ego
85 Godaan Istri Tercinta
86 Pertemuan Dua Sahabat
87 Berkunjung ke Kediaman Louris
88 Niat Kakek Sam
89 Tidak Sengaja Bertemu
90 Tawaran Wild
91 Saling Bertemu
92 Kepanikan Sean
93 Lahirnya Baby Valencia Alexander Louris (END)
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Pertemuan
2
Bertemu Kembali
3
Penolakan Dari Sean
4
Sebuah Penawaran
5
Terlibat Masalah
6
Keributan di Luar Ruangan Sean
7
Berdebat Lagi
8
Terjebak di Toilet
9
Felix
10
Dipanggil Lagi
11
Tidak Mempercayai
12
Calon Istri Tuan Muda
13
Tidak Disukai
14
Trik Kotor
15
Membatalkan Perjodohan
16
Mabuk
17
Terjebak
18
Tidak Bisa Pulang
19
Setuju Menikah
20
Resmi Menikah
21
Mempermalukan Diri Sendiri
22
Pikiran Buruk Sean
23
Bimbang
24
Berpura-pura
25
Menginap
26
Tidak Sadar
27
Pesta Penjamuan
28
Istri Sean
29
Mabuk Berat
30
Tiba-tiba datang
31
Berhati Dingin
32
Yang Dia Butuhkan Istrinya
33
Visual
34
Hanya Orang Luar
35
Meminta Hak
36
Dugaan Yang Salah
37
Tindakan Kakek Sean
38
Balasan Dari Claire
39
Truth Or Dare
40
Salah Mengenali
41
Tidak Ingat
42
Tidur di Kamar Yang Sama
43
Meminta Ijin
44
Berhasil Menemukan
45
Membalas Sean
46
Tidak Mencintaimu
47
Tidak Memahami Diri Sendiri
48
Nyonya Sean Alexander Louris
49
Tidak Mau Melepaskan
50
Mengganggu
51
Keinginan Sean
52
Tamu Sean
53
Rencana Kepergian Sean
54
Gelisah
55
Acara Lelang
56
Teringat Masa Lalu
57
Alasan Gloria
58
Meminta Penjelasan
59
Laporan dari Carl
60
Menemani Claire
61
Rencana Berlibur
62
Menghabiskan Waktu Berdua
63
Kenangan Indah
64
Kejutan Tidak Terduga dari Claire
65
Menghilang
66
Meluapkan Emosi
67
Menjemput Claire
68
Bersembunyi
69
Penerus Keluarga Louris
70
Kenangan Bersama Claire
71
Pergi ke Kota A
72
Penjelasan Sean
73
Perasaan Sean Yang Sesungguhnya
74
Nasehat Nicko
75
Membawa Claire Pulang
76
Hukuman
77
Keanehan Sean
78
Tersiksa
79
Niat Tersembunyi Casandra
80
Kemarahan Sean
81
Hukuman Casandra
82
Penolakan Helena
83
Tentang Anak
84
Mengurangi Ego
85
Godaan Istri Tercinta
86
Pertemuan Dua Sahabat
87
Berkunjung ke Kediaman Louris
88
Niat Kakek Sam
89
Tidak Sengaja Bertemu
90
Tawaran Wild
91
Saling Bertemu
92
Kepanikan Sean
93
Lahirnya Baby Valencia Alexander Louris (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!