Violetta dan Clara terus menaiki anak tangga ke lantai tiga, keduanya sampai pada dua jalan yang bercabang.
"Di mana kamar kita?" Tanya Violetta tidak melihat nomor petunjuk yang biasanya tertempel di dinding.
"Kamar 381" jawab Clara lalu memilih arah kanan.
Keduanya berjalan cepat menelusuri lorong hotel sambil membaca nomor kamar yang dilewatinya.
"320, 324, 328" ucap Clara terus membaca nomor kamar yang melompati empat angka di setiap pintunya.
"Clara tunggu! Tidak ada nomor ganjil disetiap pintunya. Kita salah arah" ucap Violetta menghentikan langkah kaki sahabatnya.
"Sudah tanggung Vio, kita berputar saja" balas Clara yang sudah cukup jauh berjalan.
Keduanya melanjutkan langkah memutari bangunan hotel lantai tiga yang melingkar membentuk huruf O.
"Hah! Bukankah kita sudah memutarinya. Lihatlah nomor kamar itu" ucap Violetta menunjuknya.
"320" gumam Clara membacanya.
"Sebaiknya kita berbalik" pinta Violetta langsung membalikkan badan berjalan pelan menyusuri lorong hotel.
Keduanya tampak merinding melihat keanehan nomor kamar yang berubah menjadi ganjil ketika berbalik.
"Vio!" Panggil Clara dari belakang.
"Diamlah! Aku juga sama sepertimu, tapi yang paling penting adalah kita bisa menemukan kamar kita" sahut Violetta terus saja memperhatikan setiap pintu kamar yang dilewatinya.
"Bukan itu maksudku. Lihatlah di seberang sana! Bukankah itu Antoine?" Timpal Clara yang merinding melihat pemuda yang dicarinya tadi.
Violetta langsung melirik ke arah seberang dan ia tidak melihat siapa pun yang berada di seberang lorong.
"Sudahlah, mungkin itu karena rasa takutmu, jadi kau berhalusinasi" balas Violetta yang sebenarnya ia sendiri begitu ketakutan.
Keduanya melanjutkan langkah sambil membaca nomor kamar.
"Ketemu! Clara mana kuncinya?" Tanya Violetta lalu menoleh ke belakang.
Deg! Deg! Deg!
Jantungnya berdetak cepat, Violetta langsung merinding tidak melihat keberadaan Clara di belakangnya.
"Haaa!" Jerit Violetta langsung membanting kopernya.
Di sofa lobby hotel.
"Vio! Bangun!" Panggil Clara sambil menepuk-nepuk wajah sahabatnya yang tertidur sambil menjerit histeris.
Andin dan kelima sahabatnya langsung menghampiri Violetta yang terus menjerit dalam tidurnya.
"Alessa, ambilkan air di tas selempang biru punyaku" pinta Andin menunjuknya ke arah koper miliknya yang diatasnya ada tas selempang.
Tanpa menjawabnya, Alessa langsung merogoh botol minum milik Andin lalu membawakannya.
Violetta dipegangi oleh ketiga gadis yang sekuat tenaga menahannya.
Andin langsung membasahi tangannya lalu mengusapkannya ke wajah Violetta.
"Hah!" Dengus Violetta melotot menatap wajah Andin di depannya.
"Syukur kau sudah sadar" ucap Andin lalu memeluknya sebentar untuk menenangkannya.
"Vio, apa kau bermimpi buruk lagi?" Tanya Clara di sampingnya.
Violetta meliriknya dan langsung memeluk Clara yang terlihat masih panik.
"Maafkan aku, Clara. Ini semua gara-gara aku kurang tidur, aku jadi sering mengalami mimpi buruk hari ini" balas Violetta masih memeluk sahabatnya dengan erat.
"Apa kau sudah mendapatkan kunci kamar?" Imbuh Violetta menanyakan lalu melepaskan pelukannya.
"Ya, aku sudah mengambilnya dari Gavin, kita dapat kamar di lantai tiga" jawab Clara menunjukkannya.
"381" ucap Violetta pelan.
Ia kembali terlihat pucat melihat nomor yang tertera di kartu kunci kamar.
"Vio, apa ada yang salah?" Tanya Clara kembali panik melihat raut wajah sahabatnya.
"Tidak apa-apa" jawab Violetta tidak ingin membuat sahabatnya ketakutan.
Keduanya langsung melangkah dengan menarik koper menyusul teman-temannya yang lebih dulu menaiki tangga.
Baru saja menaiki anak tangga kelima, Clara merasakan ada mahasiswa yang tidak dilihatnya.
"Vio, aku kok tidak melihat keberadaan Antoine setelah kita terakhir kali melihatnya bertengkar dengan Marsya" ungkap Clara baru mengingatnya.
"Sudahlah, aku ingin cepat-cepat mandi dan tidur" balas Violetta mengalihkan pembicaraan.
"Ya, maaf. Nanti saja kita lanjutkan obrolan setelah berada di dalam kamar" timpal Clara yang merasa tidak enak hati.
Berada di ujung anak tangga lantai tiga yang memiliki cabang jalan. Clara terlihat bingung tidak melihat adanya penunjuk jalan ke kamarnya.
"Ambil kiri" ucap Violetta menentukan arah.
"Apa kau yakin, Vio?" Tanya Clara.
Violetta tidak menjawabnya, ia langsung melangkah ke arah kiri lorong hotel lalu berhenti tepat di pintu kamar nomor 381.
"Vio, bagaimana kau bisa mengetahuinya?" Tanya Clara heran.
"Dari mimpiku" jawab Violetta lalu tersenyum agar tidak membuat Clara panik.
Krak!
Pintu kamar terbuka, Clara langsung memasukinya dengan mendorong koper lalu bergegas ke kamar kecil.
Violetta masih saja berdiri di depan pintu masuk, ia sekilas menoleh ke arah seberang memperhatikan barisan kamar hotel lainnya.
"Tidak ada Antoine di sana, sepertinya aku memang berhalusinasi" gumamnya lalu memasuki pintu kamar.
Violetta melihat Clara sedang telungkup di kasur samping jendela, di kamarnya terdapat kasur double bed yang masing-masing berukuran 120cm.
"Hei, kasur samping jendela punyaku, kau jangan di situ. Enak saja" tegur Violetta melihat Clara yang sedang telungkup di posisi kasur yang ia inginkan.
Clara diam saja tidak menjawabnya.
Violetta lalu menutup pintu kamar dan langsung melangkah ke arah kamar kecil di sampingnya.
"Eh, kenapa pintunya terkunci?" Tanya pikirnya setelah beberapa kali mendorongnya.
Krek!
Pintu kamar kecil terbuka, tampak Clara dengan seringai bibirnya menatap Violetta yang begitu keheranan melihatnya.
"Maaf, aku kebelet tadi" ucap Clara langsung melewatinya.
Violetta masih saja berdiri diam di depan pintu kamar kecil.
"Tadi itu siapa?" Tanya pikirnya merasa heran.
Violetta langsung saja memasuki kamar kecil untuk menunaikan hajatnya.
Sambil duduk di kloset, ia memikirkan sosok gadis yang menyerupai sahabatnya telungkup di kasur.
"Kenapa aku terus berhalusinasi?" Tanya pikirnya merasa bingung dengan dirinya sendiri.
Lama ia berada di dalam kamar kecil, Violetta menyudahi urusannya lalu keluar menghampiri sahabatnya.
Tampak terlihat olehnya, Clara sedang duduk di atas kasur sambil menghadap jendela membelakanginya.
"Clara, apa kau tidak ingin mandi dulu?" Tanya Violetta lalu mengangkat kopernya dan mengeluarkan barang-barangnya.
"Hem" deham Clara menjawabnya.
"Sepertinya kau sudah lelah, tidurlah. Aku juga mau tidur sehabis mandi" timpal Violetta lalu kembali ke kamar mandi setelah mengambil pakaian salin dan perlengkapan lainnya.
Di bawah guyuran air hangat, ia merasakan pikiran dan hatinya begitu nyaman.
"Andai ada bathtub, aku akan berendam sambil tiduran. Tapi lumayan lah ada air panas" celotehnya sambil menyandarkan tubuhnya di dinding kaca dengan menutup kedua mata merasakan hangatnya air yang terus mengguyurnya.
"Vio!" Panggil Clara dengan berteriak di luar pintu kamar.
Andin yang belum masuk ke kamarnya setelah mengantar Clara langsung menghampirinya.
"Clara, mungkin vio sedang tidur. Kau ke kamarku saja sampai Vio menelponmu" tawar Andin yang kasihan melihatnya.
"Salahku yang lupa mengabarinya, tapi baiklah. Biar Vio bisa nyenyak tidurnya" balas Clara lalu kembali ke kamar Andin.
Di dalam kamar kecil, Violetta sempat mendengar suara sahabatnya.
"Clara!" Panggilnya.
"Iya" sahut Clara meresponnya.
"Syukurlah, mungkin Clara sedang menelpon seseorang" gumam Violetta langsung mengakhiri mandinya.
Keluar dari kamar kecil, Violetta tidak melihat keberadaan Clara.
"Ke mana tuh anak?" Gumamnya lalu merebahkan dirinya di atas kasur samping jendela.
"Asem juga nih mulut" ucap Violetta langsung memikirkan siapa saja temannya yang merokok.
"Ah, aku tidak mau bikin Popis kecewa" imbuhnya teringat akan wejangan ayahnya.
Violetta langsung menutupi wajahnya dengan bantal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
〈⎳ Life of Muzu
masih jadi misteri, Kak.. 😁😁😁
2022-12-06
0
Optimuscrime 🦊
jadi si clara lg sama si andin? terus yg dikamar itu siapa?😨😨😨
2022-12-06
1
anggita
ok trus 💪berkarya, smoga novelnya lancar jaya,, thor👌
2022-12-03
1