EPISODE 18 : ° ujian Pengaktifan Sihir °

' ku harap ini akan berhasil ' batin adriana

_____________

( hehehe Lux mirip Adriana wkwk )

_____________

" Baca mantra nya Gla " ujar Lux

" baik ku mulai "

" O di magni Dei glacies, benedicat Mada tua magna magia, Glacies quaerit magna Dei dona sunt ad vota primi Glacies " Ujar Glacies yg membaca mantra nya .

terjemahan : " Wahai para Dewa Es , Karuniai lah Mad adegan Sihir Es mu yang agung , Glacies memohon untuk permohonan pertama Glacies di kabulkan "

lalu di sekeliling mada muncul beberapa serpihan es dan membentuk sebuah kurungan es yg mengurung mada di dalam nya lalu menjatuhkan Mada ke dalam danau yg berada di belakang Glacies

" Mada, kau harus menahan dinginnya es itu " ujar Glacies

" Lux " panggil Glacies

" aku sudah tau, baiklah , aku mulai "

" O magni Angelus luminis, Cornelius Adrianus dona Magno cum lux Samantha Micharina De Magia: Lux Aeterna Lux Aeterna dona primus ad petitionem imbecillioribus minusque potentibus magni Angelus " ujar Lux

terjemahan : " Wahai malaikat Cahaya yang Agung , karuniai lah Adriana Cornelis Micharina De Samantha dengan Sihir Cahayamu yang agung , Lux memohon agar permohonan pertama Lux Di kabulkan "

lalu Sekeliling Adriana lalu menggelap tanpa cahaya sedikitpun pun dan hanya ada Adriana seorang, Adriana seketika kaget entah mengapa baginya di sana terasa sesak.

" Selesai kan ujian Sihir itu Terong , awas kalau gagal " Ujar Lux

" ku harap mereka berhasil " ujar Glacies menatap danau tempat Mada di tenggelam kan.

" yah.. karena jika gagal.. akan sangat di sayangkan.. karena kita sudah membuat permohonan, kau Taukan apa artinya jika kita sudah membuat permohonan pertama " ujar Lux yg memandang ke dalam Hutan yg gelap tempat Adriana melaksanakan Ujian sihirnya.

Dalam es Bawah Danau

'Dingin.....

Ini dingin.. Rasa yang Familiar.....

di sini lembab.. Mada kedinginan...

siapapun.. Mada mohon.. tolong Mada.. Ivy..'

Mada yang terperangkap dalam balok es itu terus berusaha bertahan , namun, rasa dingin yg menerpa tubuhnya sungguh luar biasa.

Ia terus bertahan , lalu tiba tiba balok es itu terbelah dua dan mengeluarkan Mada dalam danau itu juga , namun,, Mada tak bisa bernafas dalam air , ia harus menahan nafasnya.

ia kedinginan... ia kesepian.. sendirian di dalam danau itu , tak bisa ke mana mana , ia ingin berenang keatas , namun ia tak bisa karena rumput yg menjerat kakinya.

Mada mulai kewalahan !? dan mulai kehabisan nafas ?! bagaimana ini ?!!?

Dalam hutan gelap

' apa ini , perasaan apa ini ?! kenapa rasanya dadaku panas sekali , di sini gelap , aku takut , kenapa ? padahal aku tidak takut kegelapan ? kenapa sekarang aku takut ? kenapa ??!! ' batin Adriana yg kakinya mulai lemas dan ia menahan dirinya agar tak jatuh dengan memegangi pohon yg ada di sana.

" Ma...da" guman Adriana.

karena Tekanan dalam dalam hutan itu Adriana hampir tidak bisa mengeluarkan suaranya , rasanya setiap ia ingin berbicara dada nya terasa sangat panas , seperti terbakar.. ia juga tak bisa melihat apapun..

ia lalu duduk bersandar dan mencoba mengatur nafasnya agar stabil , dan memikirkan cara menyelesaikan ujian Sihir nya.

_____

sedangkan di tempat Lux dan Glacies sudah 3 jam berlalu , Glacies yg khawatir dengan keadaan Adriana dan Mada pun selalu terbang bolak balik hingga membuat Lux merasa Risih

" apa yang kau lakukan ? " Tanya Lux yg sudah duduk di bawah .

" ah.. aku khawatir dengan mereka " jawab Glacies

" bodoh , kau tak perlu khawatir dengan mereka"

" apa.. kenapa ? " tanya Glacies lalu turun dan duduk di samping Lux.

" apa kau meragukan kemampuan seorang murid Penyihir agung.. walau mereka belum mengaktifkan sihir mereka tapi mereka sudah sangat kuat "

" apalagi melihat Ambisi mereka , aku yakin mereka akan berhasil "ujar Lux

" ah.. kau.. tumben bisa berkata begitu " ucap Glacies yg agak terheran karena sifat adiknya ini tiba tiba berubah walau sedikit.

" ya seperti yg ku bilang... aku percaya mereka "

" ehh, adikku sudah dewasa ya "

" ih apaan sih Gla "

" aku agak Heran dengan mereka.. apalagi si Adriana , bagaimana bisa , elemen sihir mereka itu merupakan ketakutan terbesar mereka " ujar Lux

" benar juga... "