Ada dua ujian yang dilakukan di sini, pertama adalah ujian dalam sihir dan yang kedua dalam pertarungan, tak masalah untuk ahli dalam salah satunya dan itu sudah cukup membuatmu lolos sebagai petualang.
Yang mengambil ujian pertama kali adalah orang-orang yang lebih dulu datang kemari, mereka diharuskan menggunakan sihir apapun untuk menghancurkan target kayu jauh di depan kami.
Ada yang membuat mantra angin dan ada yang ahli dalam sihir api serta air juga. Aku merasa aneh saat mereka merapalkan mantra dengan gerakan penuh semangat.
Selanjutnya adalah Alice.
Dia menghela nafas lalu menciptakan lingkaran sihir dari telapak tangannya karena dia slime aku tidak tahu sihir apa yang akan ia gunakan.
Bola air melesat dari lingkaran sihir yang dia buat yang mana menghancurkan target tanpa kendala, wajah semua orang memucat.
"Kau, bagaimana bisa mengeluarkan sihir tanpa rapalan?"
"Aku hanya uwah dan buar."
"Ngomong apa kau ini, aku tidak mengerti."
"Sudah kukatakan uwah dan buar."
Aku jelas menyadari hal itu, mungkin tidak normal saat seseorang menggunakan sihir tanpa rapalan tapi melihat efektivitasnya sihir tanpa rapalan sangat berguna saat situasi darurat.
Mari cari aman agar tidak mencolok saat bagianku tiba.
"Bola Api."
Serangan kecilku mengenai target dengan batas tidak menghancurkannya, itu hanya kekuatan biasa.
Ujian berikutnya adalah pertarungan satu lawan satu, kami tidak dituntut untuk menang kami hanya diharuskan untuk bertarung melawan Argos di batas tertentu.
Ia dengan mudah mengalahkan peserta lain dan saat giliran Alice dia yang malah dikalahkan.
Aku penasaran bagaimana Alice bisa semahir ini aku akan bertanya padanya nanti. Selepas ujian aku bisa melihat Argos menangis karena kehilangan makanannya, terlepas dari itu aku dan Alice lulus dengan baik.
Kami menerima kartu petualang kami di guild dimana Elena masih mewaspadaiku sebagai ancaman, aku hanya bisa menangis untuk itu. Suatu hari nanti aku ingin mengajaknya berjalan-jalan dan menyelesaikan kesalahpahaman ini.
Aku akan mengatakan bahwa aku tidak mengincar tubuhnya atau sebagainya, kami berdua mendaftarkan diri sebagai anggota party bernama Florest.
Tidak ada makna di dalamnya, aku hanya mengambil nama yang terdengar bagus di telinga.
"Tapi kalian yakin hanya akan bergerak dengan dua orang, paling tidak kalian harus memiliki Tank atau pendeta di kelompok kalian."
"Tidak masalah, kami lebih suka bergerak seperti ini," kataku sebagai balasan.
Elena cukup baik karena mengkhawatirkan kami berdua, tapi mengingat aku bisa menggunakan berbagai sihir itu jelas tidak diperlukan lagi terlebih Alice mahir dalam bertarung yang dibutuhkan Alice mungkin sebuah senjata untuknya semacam pedang atau hal lainnya, setelah mengambil pekerjaan mari beli sesuatu untuknya.
Aku dan Alice memilah-milah pekerjaan di papan permintaan saat sekolompok anggota party lain mendekati kami berdua.
"Yo, kalian baru bergabung.. perkenalkan kami dari party taring serigala, namaku Excel, yang ini Frida, Laxius dan juga Brietta."
Seorang yang menyapa kami adalah pria berambut merah yang terlihat seumuran denganku, di pinggangnya tampak sebuah pedang menggantung kokoh.
"Ah yah, kami baru... kami party Florest, aku Arsel dan ini Alice, salam kenal."
Aku melirik ke arah anggota partynya.
Frida adalah gadis penyihir dengan jubah serta tongkat di tangannya, ia memiliki rambut merah sebahu dan memancarkan aura kuat darinya.
Laxius pria besar dengan rambut hitam pendek, seluruh tubuhnya terselimuti armor kuat dengan perisai serta gada melekat di tubuhnya.
Sementara Brietta seorang pendeta, mungkin kebanyakan pendeta di dunia ini pakaiannya terbuka yang mana hanya menutupi bagian tertentu. Untuk sisanya dia gadis cantik dengan rambut pirang panjang.
Mereka semua manusia, tidak sedikit party yang menempatkan demi human di dalamnya tapi tidak di kelompok ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Fuji-san
iyakah? astaga ngerinya
2022-09-11
3