Keira dan Arga

Keira memutuskan untuk menjual rumah sederhana mereka dan menjadikannya uang muka untuk membeli apartemen sederhana di gedung yang sama tempatnya menyewa.

Jodi tak banyak berkomentar karena dia juga belum mempunyai rencana lanjutan setelah pemecatannya.

Untunglah usaha florist milik Keira kini semakin berkembang. Jodi memutuskan untuk menjadi bagian dari usaha istrinya itu.

Sekali waktu, Keira pernah mendapati sang suami tengah menangis dalam diam di dapur. Namun dia tetap tersenyum dihadapannya.

Keira tahu, betapa dia sangat mencintai wanita itu. Entah seperti apa rupa dan karakternya. Namun anehnya, Keira tak sedikitpun merasa marah dan cemburu.

Bahkan setelah beberapa tahun berlalu, Keira masih kerap mendapatinya menangis. Keira hanya bisa menjadi sahabatnya. Bahkan mereka sudah tak pernah melakukan hubungan suami istri meski tidur seranjang. Meski status mereka masih sah suami istri. Masing masing tak pernah saling menuntut dan meminta.

Tahun demi tahun berlalu. Arga kini sudah duduk di kelas XII SMA. Dalam masa senggangnya Arga selalu membantu sang ibu mengurusi toko. Terkadang menggantikan sang ayah untuk melakukan layanan hantar buket.

"Ma, pesanan buket bunga mawar putih dari langganan biasa sudah mama rangkai?" tanya Arga yang tengah menyusun buket buket bunga cantik pesanan pelanggan tetap dan baru toko sang mama.

"Ini lagi mama rangkai. Gimana papamu? sudah minum obat?"

"Sudah ma. Tapi papa nolak buat ke rumah sakit"

"Ya udah. Nih buket nya. Biar mama yang bujuk papa. Niis.. Aniis.. saya titip toko ya"

Keira pun segera pulang setelah menitipkan toko pada pegawainya. Dia benar benar kuatir dengan kondisi kesehatan suaminya yang sudah seminggu ini menurun. Pasalnya sang suami menolak untuk dibawa ke rumah sakit.

"Jodi.. ya ampun pucet banget. Jodi.. kita ke rumah sakit ya-"

Jodi meraih tangan Keira yang tengah mengutak atik ponselnya. Dengan lemah dia dia berkata

"Jangan. Aku gak mau dirawat sama orang gak aku kenal. Aku mau kamu aja yang rawat aku" Jodi lantas menarik lemah tangan Keira dan menyuruhnya untuk duduk di sampingnya.

"Tapi suhu tubuh kamu kenapa dingin banget ini" Keira menambahkan selimut tebal padanya.

"Aku gak apa apa. Key, terimakasih atas segalanya. Terima kasih telah bersabar atasku selama ini. Terima kasih telah menemani hari hari sepiku. Maaf.. maaf kalau aku telah menyakiti hatimu. Maaf karena aku tak bisa menjadi suami yang baik untukmu. Carilah pendamping yang bisa membahagiakanmu dan mencintaimu sepenuh hati. Maaf juga karena aku tak bisa memberikan hatiku untukmu" Jodi sedikit susah payah mengutarakan isi hatinya.

Air mata Keira tiba tiba terjatuh. Dia punya firasat tak baik dengan kondisi Jodi.

Keira menggenggam erat tangannya.

"Aku sudah memaafkanmu. Sahabatku"

Jodi tersenyum. Lalu matanya terpejam. Tubuhnya tersentak beberapa kali. Lalu diam.

Keira terisak. Dia berduka atas kehilangan sahabatnya.

Tangan hangat yang ia genggam itu kini dingin dan kaku. Keira mengecup tangan yang tadi ia genggam.

"Selamat tinggal sahabat. Semoga kamu bahagia disana. Beristirahatlah dengan tenang" Keira tergugu. Bagaimanapun Jodi pernah menjadi laki laki yang dia cintai.

Sedikitnya, Keira menyalahkan pertemuan mereka dengan cinta pertama Jodi. Sehingga merubah kualitas hidup mereka.

Jodi dimakamkan di area pemakaman umum. Keira dan Arga saling menguatkan. Saat pengantar jenazah satu per satu menghilang. Tinggalah Keira dan Arga yang masih menatap pusara yang baru ditancapkan.

"Ma, ayo pulang. Langit sudah mendung"

"Kamu duluan aja, Ga. Kasian papa sendirian"

"Mama. Papa justru bakal sedih kalau mama sakit. Sekarang papa sudah sembuh. Papa pasti banyak yang nemenin. Yuk pulang. Nanti keburu hujan. Arga bikinin air jahe ya"

Titik titik air mulai berjatuhan. Dengan berat hati Keira pun menuruti Arga. Berbalik dan berjalan perlahan sembari didekap oleh tubuh tinggi sang anak. Melewati gundukan gundukan tanah.

Beberapa orang yang tadinya menziarahi makam keluarganya kini tak tampak lagi karena hujan mulai turun.

Hanya satu yang terlihat masih setia berdiri menatap satu nisan. Mengenakan stelan hitam dan payung hitam. Kaca mata bertengger di hidungnya. Namun yang cukup menyita perhatian Keira adalah buket bunga yang digenggam sang pria, adalah buket dengan kartu nama tokonya yang masih menempel.

Keira berjalan melewatinya.

"Ternyata orang ini" gumam Keira dalam hati.

Pasalnya, setiap tahun, jatuh pada tanggal dan bulan ini, seseorang dari perusahaan raksasa di negara ini selalu memesan buket bunga yang sama.

Mawar putih dengan kertas hitam sebagai pembungkusnya.

Keira terkadang menambahkan beberapa tangkai bunga Crysant atau bunga lain dengan warna senada.

Berhubung Keira datang terpisah dengan Arga menggunakan mobil, dan Arga menggunakan motor trail. Kini mereka berdua harus rela berboncengan menggunakan kendaraan off-road roda dua tersebut karena Keira sudah ditinggalkan oleh mobil yang ditumpanginya.

Tak masalah baginya, karena motor itu adalah peninggalan sang suami yang dulu sering dia pakai untuk pergi ke pasar. Dan kini motor lincah itu dipakai Arga untuk pergi ke sekolah dan mengantar paket bunga.

"Ah sialan." Arga menyelah motor trail itu berulang kali, namun tak kunjung menyala.

"Kenapa?" tanya sang mama.

"Gak tau nih, ma" Arga terus mencoba dan terus gagal.

"Sini sama mama" Keira mengambil alih.

breengg.....

Dengan sekali selahan, motor itu berhasil dinyalakan Keira.

"Wuih, papa kepingin mama yang bawa nih kayaknya" komentar Arga ingin sedikit menghibur sang mama.

"Ayo naik"

"Tapi, ma-"

"Udah bawel. Mau pulang ga? Atau mau nemenin papa disini?"

Arga langsung melompat naik ke jok belakang. Memeluk pinggang ramping mamanya, karena diyakini jika sang mama sudah mengendalikan motor ini, jangan harap bisa tidur dimotor.

breeng

breengg..

Keira membleyer motornya beberapa kali lalu melepaskan kopling dan menarik gas. Membuat motor itu sedikit terangkat ban depannya. Dan diapun membawanya melesat mengelilingi kota. Tak peduli hujan rintik rintik membasahi seluruh tubuh mereka.

Keira melalui jalanan dan area yang pernah dia dan suaminya lewati dan singgahi dulu. Dengan lelehan air mata bercampur air hujan. Dia menggali kembali memori masa bahagia mereka.

Arga tak berani mencegahnya. Selama mereka bersama, tak masalah jika sang mama ingin meluapkan rasa sedihnya ditinggalkan orang tercinta.

Bukannya Arga tak sedih. Dia hanya sadar diri bahwa dia harus menjadi kekuatan mamanya saat sedang terpuruk.

Mereka berhenti di perempatan karena lampu lalu lintas tiba tiba menghentikan mereka. Untunglah perhitungan Keira tepat. Dari kejauhan dia sudah memperkirakan dan menghitungnya. Jadi dia memperlambat lajunya.

Karena motor yang sedikit bermasalah dan harus selalu membuka gas, seorang pengendara lain dengan motor sport berhenti tepat disampingnya dan melakukan hal yang sama.

Keira melirik dan tak menghiraukannya.

"Hei, apa kau tidak malu dibonceng perempuan?" sarkas pengendara itu pada Arga yang dibalas senyum miring.

Keira tak terima anaknya direndahkan.

Dia mulai menghitung waktu dan bersiap. Pengendara di sebelahnya melihat gelagat Keira dan ikut bersiap.

Tepat saat lampu berubah hijau, motor trail itu melesat meliuk liuk melewati mobil mobil dan sedikit melakukan atraksi dengan melompat pada trotoar setinggi 20cm. Lalu mereka berhenti tepat didepan toko bunganya.

Orang yang berada didalam mobil yang ia lewati hanya menggelengkan kepala.

MASIH SELOW YA BEIBZ

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

cewek badas emang tingkah nya suka bikin speechless.. lagi berduka aja tingkah nya begini.. konon kalau hatinya happy.. koprol plus salto² kali ya...

2024-03-06

0

Is Wanthi

Is Wanthi

Keira mantan pembalap apa ya

2022-11-16

3

Mei Lin

Mei Lin

kayaknya seru nih ceritanya

2022-10-08

1

lihat semua
Episodes
1 Tragedi Tomat Dan Terong
2 Beberapa Tahun Yang Lalu
3 Keira dan Arga
4 Hendra
5 Harus Menikah Lagi
6 Flat Shoes
7 Pengiriman Paket
8 Siapanya?
9 Calon Mama
10 Pemagang
11 Ungkapan Hati Arga
12 Anak Baru
13 Sajen
14 Gentleman
15 Dingin
16 Propose
17 Belum Nikah Lagi
18 Resmi Melamar
19 Cinta Pertama
20 Ayang
21 Sepi
22 Shall We?
23 Berkelas
24 Perlu Diskusi
25 Alamat Apes
26 Mendadak Kaya
27 Ngelunjak
28 Gagal Jantung
29 Ungkapan Terima Kasih
30 Berbicara
31 Boleh Diulang?
32 Virus
33 Tambah Kenceng
34 Cemburu
35 Besan Gila
36 Anggap Aku Gak Ada
37 Jangan Pergi
38 Selamat Tinggal
39 Maaf
40 Tolong Bertahanlah
41 Dendam Yang Hilang
42 Seorang Tiran
43 Gugup
44 Kegagalan Malam Pertama
45 Jangan Mimpi
46 Kasur Getar
47 Cemburu Dengan Pikiran Sendiri
48 Maaf Kamu Milikku
49 Skak Mat
50 Jangan Ambil Nyawaku
51 Galak Tapi Baik
52 Egois
53 Floraholic
54 Kencan Kilat
55 Impas
56 Intrik
57 Lelaki Mesum
58 MisterY
59 Identitas Alex
60 Tanggung Jawab
61 Fitting Dress
62 Makan Siang
63 Tuduhan Selingkuh
64 I'm Jealous
65 Pengaruh Alkohol
66 Ganti Profesi
67 Adam Jontor
68 Jatuhnya Isabel
69 Pesta Resepsi
70 Penyekapan
71 Pelarian Keira
72 Akhirnya
73 Pulang ke Cottage
74 Calon Klien Baru
75 Sabotase
76 Dikuntit
77 Intruder
78 Memohon Pengampunan
79 Judul Baru
80 Trinfeksi Virus
81 Rapuh
82 Menjebak
83 Pamit
84 Kontrol
85 Balada Fiesta
86 Ditinggalkan
87 Butuh Asupan Gizi
88 Masih Hidup?
89 Menyusun Strategi
90 Monster Lawan Monster
91 Persempit Pergerakannya
92 Penyusup
93 Terlalu Banyak Tahu Bisa Membunuhmu
94 Amarah Keira
95 Bulan Madu
96 Kericuhan Toko
97 Bikin Bangkrut (End)
98 Beautiful Impostor
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Tragedi Tomat Dan Terong
2
Beberapa Tahun Yang Lalu
3
Keira dan Arga
4
Hendra
5
Harus Menikah Lagi
6
Flat Shoes
7
Pengiriman Paket
8
Siapanya?
9
Calon Mama
10
Pemagang
11
Ungkapan Hati Arga
12
Anak Baru
13
Sajen
14
Gentleman
15
Dingin
16
Propose
17
Belum Nikah Lagi
18
Resmi Melamar
19
Cinta Pertama
20
Ayang
21
Sepi
22
Shall We?
23
Berkelas
24
Perlu Diskusi
25
Alamat Apes
26
Mendadak Kaya
27
Ngelunjak
28
Gagal Jantung
29
Ungkapan Terima Kasih
30
Berbicara
31
Boleh Diulang?
32
Virus
33
Tambah Kenceng
34
Cemburu
35
Besan Gila
36
Anggap Aku Gak Ada
37
Jangan Pergi
38
Selamat Tinggal
39
Maaf
40
Tolong Bertahanlah
41
Dendam Yang Hilang
42
Seorang Tiran
43
Gugup
44
Kegagalan Malam Pertama
45
Jangan Mimpi
46
Kasur Getar
47
Cemburu Dengan Pikiran Sendiri
48
Maaf Kamu Milikku
49
Skak Mat
50
Jangan Ambil Nyawaku
51
Galak Tapi Baik
52
Egois
53
Floraholic
54
Kencan Kilat
55
Impas
56
Intrik
57
Lelaki Mesum
58
MisterY
59
Identitas Alex
60
Tanggung Jawab
61
Fitting Dress
62
Makan Siang
63
Tuduhan Selingkuh
64
I'm Jealous
65
Pengaruh Alkohol
66
Ganti Profesi
67
Adam Jontor
68
Jatuhnya Isabel
69
Pesta Resepsi
70
Penyekapan
71
Pelarian Keira
72
Akhirnya
73
Pulang ke Cottage
74
Calon Klien Baru
75
Sabotase
76
Dikuntit
77
Intruder
78
Memohon Pengampunan
79
Judul Baru
80
Trinfeksi Virus
81
Rapuh
82
Menjebak
83
Pamit
84
Kontrol
85
Balada Fiesta
86
Ditinggalkan
87
Butuh Asupan Gizi
88
Masih Hidup?
89
Menyusun Strategi
90
Monster Lawan Monster
91
Persempit Pergerakannya
92
Penyusup
93
Terlalu Banyak Tahu Bisa Membunuhmu
94
Amarah Keira
95
Bulan Madu
96
Kericuhan Toko
97
Bikin Bangkrut (End)
98
Beautiful Impostor

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!