Chapter 9 - Bentuk sebuah Perasaan

Didalam terowong

yang panjang, kucari jalan keluar sendirian. Tanpa mengetahui arti cahaya ku

terus berjalan, walaupun salah aku hanya bisa tertawa dan terus berjalan. Jangan

pernah mengesali apa yang telah dipilih karena percaya adalah satu – satunya yang

bisa dilakukan.

Dari sinilah

permulaan dimulai,

aku pergi

perpetualang,

beberapa kata

yang tak dapat ku ucapkan,

namun percayalah

aku yang sedang  didepan pasti akan

kembali menuju senyuman kalian,

tak peduli

seberapa lama ini,

seisi kelas

dipenuhi kebahagiaan, ketua kelas memberiku hadiah khusus darinya,

Ketua kelas :”ini

coklat dari ku,Dion.”

Coklat berbungkus

kotak kecil diberikan Ketua padaku, setelah ku ucapkan terima kasih tak lama

kemudian langsung kusantap coklat mungil itu bulat – bulat.

*HMM!

PAHIT!

Ku berbalik ke

arah tembok menahan rasa pahit dimulut sambil memukul – mukul tembok berusaha

menelannya dan akhirnya berhasil tidak membuatku pingsan.

Lagi – lagi rasa

yang tak terduga aku mulai meragukan kualitas coklat didunia ini.

Ibo :”wah, Ketua

buat coklat sendiri?  Minta dong!”

Ketua :”Hahaha,

tentu saja masih ada banyak kok.”

Ketua menyerahkan

coklatnya pada Ibo,

Dion :”T-TUNGGU!

IBO!”

Kucoba menghentikannya

namun percuma, Ibo langsung memasukkan coklat itu kedalam mulutnya.

Walau cukup

singkat, aku senang bisa mengenalmu Ibo. Kau takkan pernah kulupakan kapanpun,

jadi beristirahatlah dengan tenang disana.

Ibo :”Wenak,

Anjirr! Manis banget! Cocok sama selera gue!”

Ketua :”hahaha,

tentu saja aku membuatnya menyesuaikan dengan seleramu, dlu kau pernah bilang

suka makanan yang sangat manis kan?”

Ibo :”hehe, ketua

masih inget toh?”

Apa – apaan dengan

percakapan yang begitu menyilaukan ini, sedangkan aku sampai terpuruk dilantai

karena penderitaan ini.

“hah? Apa – apa? Ketua

membuat coklat sendiri? Aku juga mau dong!” pemuda tinggi berwajah tampan

mendekati ketua

Ketua :”oh, Rui

ternyata kau disini. Kupikir kau sedang latihan pagi dengan anggota basketmu

itu?”

Rui :”hahaha,

mana mungkin aku melewatkan acara menyenangkan seperti ini.”

Ketua :”kau tidak

pernah berubah, Rui. Oh iya ini coklatmu!”

Rui :”hmm.....tidak

terlalu manis....hahahaha cocok sekali, kau sangat handal dalam memasak ya,

Ketua.”

Apa – apaan dengan

perlakuan yang berbeda ini? Apa aku pernah membuat ketua marah padaku?

Ku genggam erat

pundak ketua,

Dion :”Ketua?! Sepertinya

ketua cukup hebat ya dengan masakannya, tapi aneh banget kalau coklat ku saja

yang berbeda.”

Ketua :”kau

bilang apa sih, Dion. Kau sangat penting bagiku, tidak aneh jika kau memberimu

perlakuan spesial.”

Ketua memegang

tanganku dan berbalik menatapku,

Ketua :”sudah

kubilang kan? Aku tertarik padamu!”

Seketika seluruh

wanita di dalam kelas berteriak histeris,

“AAAaaaa, Ketua x

Dion!”

Dion :”T-TUNGGU!

Kalian semua salah paham, maksud ketua hanya sebatas teman. Benar kan ketua?”

Ketua :*mendekatkan

wajahnya padaku “entahlah aku tidak tau apa maksudmu, Dion.”

“AAAaaa, Ada

Pasangan Baru dikelas! Kami semua akan mendukung hubungan kalian!”

Seluruh wanita

dikelas menjadi sangat antusias dan bersemangat kecuali 1 orang,

Imelda yang hanya

diam namun melihatku seperti melihat benda yang menjijikan.

*Crak

Saat melihat

tatapan imelda kumerasa ada yang retak didalam tubuhku,

Setelah terkena

damage yang cukup besar sampai memecahkan hatiku, aku terkapar di lantai

bermandikan tangisan,

Ibo :”eh lu gpp,

Dion?” tanya nya sambil memakan coklat

Dion :”......”

Ibo :”mau coklat?”

Tiba – tiba terdengar

suara orang berlari kencang ke arah kelas,

*Bruak!

“HEI AKU SUDAH

DAPAT LILINNYA! AYO KITA PANGGIL DION!” seorang pemuda dengan pendek dengan

penuh semangat mengangkat 2 buah kantong plastik yang penuh akan lilin kecil

Ibo :”lu telat,

Jay. Dion udh disini, ketua yang menyiapkan lilinnya tadi.”

Jay :”TRUSS INI

LILIN SEBANYAK INI BUAT APA?!”

Ibo :”ya terserah

lu.” Jawab Ibo dengn tanpa peduli sambil meneguk sebuah jus

Jay :”BAIKLAH!

KALAU BEGITU AKU AKAN MEMBANTU MEMERIAHKAN ACARA!”

Jay memasang

lilin memutari sekeliling dinding kelas dan disetiap meja juga dipasang lilin

dengan penuh semangat ia menyalakan seluruh lilin dan menutup semua tirai

jendela.

Dalam kegelapan

yang ditemani ratusan cahaya lilin kecil disekitar kami membuat suasana menjadi

creepy dan semakin horror,

Jay :”SIP! SEMUA

MARI KITA BERSENANG – SENANG!”

Ibo :”Mana bisa

senang dengan situasi creepy gini *****!”

Ketua :” Sudah –

sudah, tidak apa – apa berhubung jay sudah datang ayo kita lanjutkan acaranya.”

Semua orang

menatapku,

Rui mengulurkan

tangannya dan membantuku berdiri,

Rui :”sekarang

waktunya, pemeran utama acara ini.”

Rui mendorongku

ke arah meja tempat kue coklat besar yang dibawa ketua tadi,

Ibo datang dan

memberiku sebuah piring kecil dan alat pemotong kue,

Ibo :”ini adalah

hadiah dari kami semua, bisa dibilang ini pesta penyambutan untuk lu sebenarnya

ini awalnya adalah ide Diana sebelum ia pergi dan ketua yang membuat semua ini

terwujud. Jadi tolong terimalah permintaan maaf atas keterlambatan kami ini.”

Dion :”hey Ibo! Kamu

keluar dari karaktermu itu, tak biasanya kau berbicara seperti itu.”

Seisi kelas

tertawa melihat Ibo berkata sopan dan lembut seperti itu,

Ibo :”Berisik! Woy

jangan ketawa!”

Dion :”hahahaha....seharusnya

aku yang minta maaf, maaf kan aku karena sudah berbuat kasar kemarin dan juga

maafkan diriku yang selama ini tak pernah menyesuaikan diri dengan kelas ini. Kuharap

kalian mau memaafkan ku dan berteman denganku.”

Ketua :”bagaimana

cara kami memaafkanmu kalau kau saja tidak berbuat salah. Kami tak pernah

memikirkan semua itu, apapun tindakanmu dan pilihanmu kau tetaplah bagian dari

kami. Kau tak perlu memaksakan diri menyesuaikan dengan kami. Cukup jadilah

dirimu sendiri karena hal itu takkan merubah fakta bahwa kau salah satu dari

kami, bisa kau lihatkan sifat kita semua berbeda – beda tapi tetap bersama,

karena kami tak pernah takut akan perbedaan dan lebih menerima perbedaan itu

sendiri.”

Jay :”APAPUN YANG

TERJADI TETAP SEMANGAT DAN JANGAN MENYERAH DION! KAMI SELALU ADA DISINI

UNTUKMU!”

Rui :”Semua orang

itu pernah membuat kesalahan itu hal yang normal, kalau orang yang tak pernah berbuat

salah itu patut dicurigai, iya kan ketua?”

Ketua :”Apa

maksudmu mengatakan itu sambil melihatku, Rui?”

“hahahaha, benar

itu....ketua jangan – jangan sebuah robot!”

Seisi kelas

kembali tertawa,

Dion :”Terima

kasih semuanya, aku sangat bersyukur bisa menjadi salah satu dari kalian, kelas

ini luar biasa!”

Ku ambil alat

pemotong dari tangan Ibo,

Sambil memegang

alat pemotong ku tatap satu persatu wajah teman – teman sekelasku, tak ada

satupun orang yang terlihat marah atau dendam padaku yang kulihat hanyalah

wajah penuh senyuman lembut dan kehangatan mereka padaku.

Kupejamkan mataku

dan bergumam kecil,

(Terima kasih

Diana, sudah membuatkan tempat yang sangat nyaman untukku ini. Pasti! Pasti akan

ku bawa kau kembali kesini, bersama kami lagi)

Terpopuler

Comments

Aris Pujiono

Aris Pujiono

semangat kak

2022-03-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!