Didalam terowong
yang panjang, kucari jalan keluar sendirian. Tanpa mengetahui arti cahaya ku
terus berjalan, walaupun salah aku hanya bisa tertawa dan terus berjalan. Jangan
pernah mengesali apa yang telah dipilih karena percaya adalah satu – satunya yang
bisa dilakukan.
Dari sinilah
permulaan dimulai,
aku pergi
perpetualang,
beberapa kata
yang tak dapat ku ucapkan,
namun percayalah
aku yang sedang didepan pasti akan
kembali menuju senyuman kalian,
tak peduli
seberapa lama ini,
seisi kelas
dipenuhi kebahagiaan, ketua kelas memberiku hadiah khusus darinya,
Ketua kelas :”ini
coklat dari ku,Dion.”
Coklat berbungkus
kotak kecil diberikan Ketua padaku, setelah ku ucapkan terima kasih tak lama
kemudian langsung kusantap coklat mungil itu bulat – bulat.
*HMM!
PAHIT!
Ku berbalik ke
arah tembok menahan rasa pahit dimulut sambil memukul – mukul tembok berusaha
menelannya dan akhirnya berhasil tidak membuatku pingsan.
Lagi – lagi rasa
yang tak terduga aku mulai meragukan kualitas coklat didunia ini.
Ibo :”wah, Ketua
buat coklat sendiri? Minta dong!”
Ketua :”Hahaha,
tentu saja masih ada banyak kok.”
Ketua menyerahkan
coklatnya pada Ibo,
Dion :”T-TUNGGU!
IBO!”
Kucoba menghentikannya
namun percuma, Ibo langsung memasukkan coklat itu kedalam mulutnya.
Walau cukup
singkat, aku senang bisa mengenalmu Ibo. Kau takkan pernah kulupakan kapanpun,
jadi beristirahatlah dengan tenang disana.
Ibo :”Wenak,
Anjirr! Manis banget! Cocok sama selera gue!”
Ketua :”hahaha,
tentu saja aku membuatnya menyesuaikan dengan seleramu, dlu kau pernah bilang
suka makanan yang sangat manis kan?”
Ibo :”hehe, ketua
masih inget toh?”
Apa – apaan dengan
percakapan yang begitu menyilaukan ini, sedangkan aku sampai terpuruk dilantai
karena penderitaan ini.
“hah? Apa – apa? Ketua
membuat coklat sendiri? Aku juga mau dong!” pemuda tinggi berwajah tampan
mendekati ketua
Ketua :”oh, Rui
ternyata kau disini. Kupikir kau sedang latihan pagi dengan anggota basketmu
itu?”
Rui :”hahaha,
mana mungkin aku melewatkan acara menyenangkan seperti ini.”
Ketua :”kau tidak
pernah berubah, Rui. Oh iya ini coklatmu!”
Rui :”hmm.....tidak
terlalu manis....hahahaha cocok sekali, kau sangat handal dalam memasak ya,
Ketua.”
Apa – apaan dengan
perlakuan yang berbeda ini? Apa aku pernah membuat ketua marah padaku?
Ku genggam erat
pundak ketua,
Dion :”Ketua?! Sepertinya
ketua cukup hebat ya dengan masakannya, tapi aneh banget kalau coklat ku saja
yang berbeda.”
Ketua :”kau
bilang apa sih, Dion. Kau sangat penting bagiku, tidak aneh jika kau memberimu
perlakuan spesial.”
Ketua memegang
tanganku dan berbalik menatapku,
Ketua :”sudah
kubilang kan? Aku tertarik padamu!”
Seketika seluruh
wanita di dalam kelas berteriak histeris,
“AAAaaaa, Ketua x
Dion!”
Dion :”T-TUNGGU!
Kalian semua salah paham, maksud ketua hanya sebatas teman. Benar kan ketua?”
Ketua :*mendekatkan
wajahnya padaku “entahlah aku tidak tau apa maksudmu, Dion.”
“AAAaaa, Ada
Pasangan Baru dikelas! Kami semua akan mendukung hubungan kalian!”
Seluruh wanita
dikelas menjadi sangat antusias dan bersemangat kecuali 1 orang,
Imelda yang hanya
diam namun melihatku seperti melihat benda yang menjijikan.
*Crak
Saat melihat
tatapan imelda kumerasa ada yang retak didalam tubuhku,
Setelah terkena
damage yang cukup besar sampai memecahkan hatiku, aku terkapar di lantai
bermandikan tangisan,
Ibo :”eh lu gpp,
Dion?” tanya nya sambil memakan coklat
Dion :”......”
Ibo :”mau coklat?”
Tiba – tiba terdengar
suara orang berlari kencang ke arah kelas,
*Bruak!
“HEI AKU SUDAH
DAPAT LILINNYA! AYO KITA PANGGIL DION!” seorang pemuda dengan pendek dengan
penuh semangat mengangkat 2 buah kantong plastik yang penuh akan lilin kecil
Ibo :”lu telat,
Jay. Dion udh disini, ketua yang menyiapkan lilinnya tadi.”
Jay :”TRUSS INI
LILIN SEBANYAK INI BUAT APA?!”
Ibo :”ya terserah
lu.” Jawab Ibo dengn tanpa peduli sambil meneguk sebuah jus
Jay :”BAIKLAH!
KALAU BEGITU AKU AKAN MEMBANTU MEMERIAHKAN ACARA!”
Jay memasang
lilin memutari sekeliling dinding kelas dan disetiap meja juga dipasang lilin
dengan penuh semangat ia menyalakan seluruh lilin dan menutup semua tirai
jendela.
Dalam kegelapan
yang ditemani ratusan cahaya lilin kecil disekitar kami membuat suasana menjadi
creepy dan semakin horror,
Jay :”SIP! SEMUA
MARI KITA BERSENANG – SENANG!”
Ibo :”Mana bisa
senang dengan situasi creepy gini *****!”
Ketua :” Sudah –
sudah, tidak apa – apa berhubung jay sudah datang ayo kita lanjutkan acaranya.”
Semua orang
menatapku,
Rui mengulurkan
tangannya dan membantuku berdiri,
Rui :”sekarang
waktunya, pemeran utama acara ini.”
Rui mendorongku
ke arah meja tempat kue coklat besar yang dibawa ketua tadi,
Ibo datang dan
memberiku sebuah piring kecil dan alat pemotong kue,
Ibo :”ini adalah
hadiah dari kami semua, bisa dibilang ini pesta penyambutan untuk lu sebenarnya
ini awalnya adalah ide Diana sebelum ia pergi dan ketua yang membuat semua ini
terwujud. Jadi tolong terimalah permintaan maaf atas keterlambatan kami ini.”
Dion :”hey Ibo! Kamu
keluar dari karaktermu itu, tak biasanya kau berbicara seperti itu.”
Seisi kelas
tertawa melihat Ibo berkata sopan dan lembut seperti itu,
Ibo :”Berisik! Woy
jangan ketawa!”
Dion :”hahahaha....seharusnya
aku yang minta maaf, maaf kan aku karena sudah berbuat kasar kemarin dan juga
maafkan diriku yang selama ini tak pernah menyesuaikan diri dengan kelas ini. Kuharap
kalian mau memaafkan ku dan berteman denganku.”
Ketua :”bagaimana
cara kami memaafkanmu kalau kau saja tidak berbuat salah. Kami tak pernah
memikirkan semua itu, apapun tindakanmu dan pilihanmu kau tetaplah bagian dari
kami. Kau tak perlu memaksakan diri menyesuaikan dengan kami. Cukup jadilah
dirimu sendiri karena hal itu takkan merubah fakta bahwa kau salah satu dari
kami, bisa kau lihatkan sifat kita semua berbeda – beda tapi tetap bersama,
karena kami tak pernah takut akan perbedaan dan lebih menerima perbedaan itu
sendiri.”
Jay :”APAPUN YANG
TERJADI TETAP SEMANGAT DAN JANGAN MENYERAH DION! KAMI SELALU ADA DISINI
UNTUKMU!”
Rui :”Semua orang
itu pernah membuat kesalahan itu hal yang normal, kalau orang yang tak pernah berbuat
salah itu patut dicurigai, iya kan ketua?”
Ketua :”Apa
maksudmu mengatakan itu sambil melihatku, Rui?”
“hahahaha, benar
itu....ketua jangan – jangan sebuah robot!”
Seisi kelas
kembali tertawa,
Dion :”Terima
kasih semuanya, aku sangat bersyukur bisa menjadi salah satu dari kalian, kelas
ini luar biasa!”
Ku ambil alat
pemotong dari tangan Ibo,
Sambil memegang
alat pemotong ku tatap satu persatu wajah teman – teman sekelasku, tak ada
satupun orang yang terlihat marah atau dendam padaku yang kulihat hanyalah
wajah penuh senyuman lembut dan kehangatan mereka padaku.
Kupejamkan mataku
dan bergumam kecil,
(Terima kasih
Diana, sudah membuatkan tempat yang sangat nyaman untukku ini. Pasti! Pasti akan
ku bawa kau kembali kesini, bersama kami lagi)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Aris Pujiono
semangat kak
2022-03-31
0