jauh dari pemukiman, didalam hutan, ada seorang gadis kecil yang tinggal didalam mansion
tua dan termakan lumut.
Dipagi hari
ditemani burung dan malam hari ditemani kelelawar.
Diantara alam
tanpa mengenal kehidupan diluar sana.
Hari hari begitu
damai, tenang tanpa konflik. Gadis kecil itu menghabiskan waktu dengan membaca
buku – buku tua yang ada di dalam mansion itu.
Tak menghiraukan
apa – apun,
Buku demi buku
telah dibalik, semakin banyak membaca semakin senang dirinya dan muncullah
perasaannya yang amat mencintai buku – buku. Mulai dari buku fiksi dan buku
pengetahuan ia serap semua.
Cahaya mentari
pagi memasuki perpustakaan melewati dinding yang berlubang,
gadis itu
ditemani oleh para tupai dan kelinci,
Hingga cahaya
mulai meredup dan burung hantu serta kelelawar bergantian menemani malamnya,
Didalam kebahagiaannya
itu ia menemukan sesuatu,
Sebuah novel
Cinta,
Romeo &
Juliet
Membuatnya bingung,
walau sedang menghadapi konflik berat sampai mempertaruhkan nyawanya, si tokoh
utama itu bisa terlihat begitu bahagia, ditengah permusuhan dan pertumpahan
darah,
kenapa ia bisa
tersenyum seperti itu?
Kenapa ia bisa
begitu mudah menangis?
Kenapa ia bisa
begitu mudah marah?
Kenapa ia bisa
berjuang begitu keras?
Kenapa ia bisa
sebegitu beraninya mempertaruhkan nyawa demi orang lain?
Kenapa ia bisa
mati dalam senyuman seperti itu?
Jika dibandingkan
dengan diriku, tak ada konflik, damai dan tenang.
Kalau aku yang
berada didalam cerita itu, aku pasti sudah lebih memilih berdiam diri dan tak
melakukan hal yang bodoh seperti itu,
Tapi,
Tapi mengapa.....
Romeo tak
terlihat menyesali perbuatannya,
Bahkan ia
terlihat begitu puas dan bahagia didetik – detik kematiannya.
Dan mengapa aku tidak
pernah mendapatkan semua itu?
Apa yang kurang
dariku?
aku bahkan sudah
lupa kapan terakhir aku tersenyum, marah ataupun menangis.
gadis itu mencoba
mencari jawaban dari berbagai novel,
pagi dan malang
terus berganti, tanpa ia sadari tumpukan buku sudah mengelilinginya dan
membentuk sebuah benteng besar, ia tak pernah beranjak dari kursi dan terfokus
pada setiap kata dan kalimat setiap kisah.
Hingga suatu
saat,
*kreeekkk
Terdengar suara
pintu tua terbuka,
Gadis itu mencoba
menghiraukannya,
‘Mungkin itu
hanyalah kelinci atau rusa’ pikir gadis itu
Didalam benteng
buku gadis itu menghela nafas panjang dan menutup buku yang ia pegang,
‘disini juga
tidak ada’ gumam kecilnya
“hey, apakah
membaca buku itu menarik?”
Tiba – tiba terdengar
suara anak laki – laki seumuran sedang bertanya dan memandangi gadis itu,
Gadis itu
terkejut sampai tak bisa berkata – kata,
“Hey?!” wajah
anak itu semakin dekat
“EH?!” dengan
cepat si gadis menyembunyikan wajahnya dibalik buku
(Si-siapa anak
ini? Apa yang ia inginkan dariku? Kenapa ia terus berbicara padaku?)
Ketakutan mulai
menyerang pikiran gadis itu,
Seperti kata
pepatah, ketidaktahuan adalah simbol ketakutan,
Setelah beberapa
menit anak itu langsung pergi dan berpamitan pada gadis itu,
Dan sejak saat
itu,
Setiap hari anak
itu mengunjungi si gadis,
Namun anak itu
tidak berbicara, hanya duduk dibawah
kursi si gadis sambil membaca buku – buku dari tumpukan benteng itu dan
mengembalikannya ke rak setelah membacanya,
Hari demi hari
terlewati ketakutanpun mulai berkurang,
Si Gadis pun
mulai terbiasa berada didekat anak laki – laki itu,
Hari Senin, terdengar
suara kicauan burung dari hutan, didalam benteng gelapnya ia membaca sebuah
novel horror,
Hari Selasa, Kisah
Romansa mengisi kehampaan didalam hatinya, dengan angin lembut dan hangat yang
terus menari – nari disekitarnya,
Hari Rabu, sebuah
kisah persahabatan yang terpisah jauh akan takdir membuat nya merasa iri, aroma
harum dengan hangatnya cahaya mentari membuatnya semakin nyaman menikmati
cerita
1 minggu pun
berlalu, setelah selesai membaca buku lagi – lagi gadis itu menatap ke atas dan
terus memikirkan jawaban atas masalahnya,
Sinar mentari
bersinar terang hingga menerangi wajah si gadis itu,
“ah! Silau!” ia
munutupi kedua matanya dengan lengannya,
Ia pun menyadari
sesuatu yang janggal,
Saat ia membuka
lengan dan kedua bola matanya ia kaget, seluruh buku telah kembali ke raknya
masing – masing dan menjadi terlihat begitu rapi dan bersih.
Cahaya mentari
yang terpantulkan dari lantai yang mengkilap membuat ruangan menjadi sangat
terang, dan di atas lantai itu terlihat sebuah bayangan – bayang anak, saat ia
mengangkat wajahnya ternyata didapnnya ada si anak laki – laki, dengan
tersenyum anak itu berlari dan membuka sebuah jendela yang tak pernah dibuka
itu.
Sebuah angin besar
masuk kedalam perpustakaan menerbangkan semua potongan – potongan kertas yang
ada dan membawanya menuju dunia luar yang tak pernah dilihat oleh si gadis,
sebuah pemandangan alam hijau di iringi nyanyian burung dan sebuah sungai bersih
yang mengalir disamping jendela membuat si gadis takjub sampai tak bisa berkata
– kata.
Si anak laki –
laki menggenggam tangannya dan menariknya keluar melewati jendela besar.
Sebuah dunia baru
yang tak pernah ia rasakan dan hanya menikmatinya dalam cerita kini bisa ia
masuki, bagaikan mimpi, perasaan bahagia dan juga senang menumpuk dalam
hatinya.
Sampai ia tak
menyadari akan air mata yang mengalir melewati pipinya, dengan bahagia ia
memeluk anak laki – laki itu dan berterima kasih padanya,
“Aku takkan
pernah bisa keluar dari ruangan itu jika seorang diri, terima kasih banyak.”
Setelah mengusap
air mata ia melepaskan pelukannya dan duduk diatas rerumputan hijau diantara para
kelinci kecil,
Sembari duduk si
gadis melihat anak itu berlari kesana kemari dan bermain di sungai. Jatuh kesungai,
dikejar kelinci, menjerit saat melihat belalang, tertawa saat berhasil mengkap
ikan, membuat sang gadis ikut bahagia dan tertawa bersamanya.
Mentari mulai
menghilang, tanda perpisahan telah tiba.
Saat anak itu
berpamitan tiba – tiba tangannya di genggam erat oleh sang gadis,
“jangan pergi.” Gumam
kecilnya
Dengan lembut si
anak mengusap kepala gadis itu,
“aku harus pulang
kalau tidak orang tua ku akan cemas.”
Perlahan genggaman
gadis itu semakin melemah dan melepaskannya,
Saat anak itu
pergi, gadis itu menahan tangis dan menghabiskan malam berdoa untuk segera
bertemu dengannya,
Pagi pun telah
tiba, dan saat si gadis melihat keluar jendela si anak laki – laki itu sudah menunggunya
sambil tiduran dibawah jendela,
Si gadis membawa
kursi dan duduk didepan jendela dan menatap wajah anak itu,
“hey, apakah
membaca buku itu menarik?” pertanyaan itu terucap kembali dan kali ini sang
gadis bisa menjawabnya tanpa harus
menutupi wajahnya
“Tentu saja, kau
bisa melihat dunia luar dari sebuah cerita.”
Untuk pertama
kalinya mereka berbincang – bincang dan bercanda bersama.
Si Gadis yang
menceritakan kisah – kisah menarik dari sebuah novel yang dibacanya,
Dan juga si anak
yang dengan semangat menceritakan pengalamannya bersama teman – teman sekelasnya,
“oh iya,
bagaimana jika aku mengajak sahabatku kemari? Namanya fian, pasti seru!”
“JANGAN!”
“mengapa? Apa kamu
takut seperti dulu? Tenang saja dia orangnya baik kok aku bisa jamin itu.”
“bukan itu....”
“baiklah, aku
tidak akan memaksamu tenang saja, katakan saja jika kamu berubah pikiran.”
“terima kasih....”
“he’em........baiklah,
sebaiknya aku segera pulang, sampai ketemu besok ya.”
“iya....hati –
hati ya!”
Saat anak itu
pergi gadis itu merasa sangat kesepian, setiap detik,setiap menit ia selalu
memikirkan tentang anak itu, ia bahkan tak bisa fokus membaca dan lebih banyak
melamunkan anak itu.
Saat pagi tiba
gadis itu berada dijendela perpustakaan dengan perasaan bahagia ia menunggu
kedatangannya, jantung berdetak begitu kencang tak sabar melihatnya lagi.
Menit demi menit,
Jam demi jam,
Anak itu tak
kunjung datang,
Mentari sudah
menghilang,
Perasaan khawatir
mulai muncul.
Apakah dia
tersesat?
Apakah dia tidak
datang?
Apakah dia
melupakanku?
Bagaimana jika ia
tak kembali kesini lagi?
Dengan penuh ke
khawatiran sang gadis menutup jendelanya dan berbalik menuju kursinya,
*tok tok
Suara ketukan
dari kaca jendela membuat sang gadis berbalik dan segera membukanya.
Semua perasaan
takut dan khawatir langsung hilang saat mengetahui si anak sudah berada diluar
jendela,
“Maaf aku
terlambat.”
“Enggk, gpp kok.”
“tapi apa tidak
apa – apa malam – malam kamu datang kesini?”
“aku kesini ingin
mengatakan sesuatu.”
“apa itu?”
“Pertama – tama,
kamu pejamkan matamu dan kemarikan kedua tanganmu.”
Sang gadis
mengikutinya, sambil menebak – nebak hal apa lagi yang akan anak itu lakukan. Tiba
– tiba tangan sang gadis menjadi berat.
“baiklah sekarang
buka matamu!”
Gadis itu membuka
matanya perlahan.
“Tada!!!”
Sebuah kotak
musik ukuran sedang berwarna putih dengan lubang kunci berbentuk hati berwarna
hitam berada di tangan sang gadis,
“A-apa ini?” sang
gadis dengan gembira sambil melompat – lompat kecil bertanya pada anak itu,
“tunggu...”
Si anak mengambil
sebuah kunci dari kantongnya dan memasukkan ke lubang kunci,
Kotak itu
langsung terbuka dan musik pun berjalan, didalamnya terlihat sebuah boneka
kecil anak laki – laki dan perempuan sedang berdansa sangat imut,
“kenapa kok tiba –
tiba memberiku benda sebagus ini?”
Anak laki - laki itu
menarik nafas panjang dan langsung memegang kedua tangan gadis yang sedang
memegang kotak musik itu,
“Aku
mencintaimu....”
Sebuah tetesan
air mata kebahagiaan bercucuran, kini semua menjadi jelas, selama ini jawaban
yang sedang ia cari ternyata tidak ada
didalam buku melainkan didalam anak itu,
“aku juga
mencintaimu.......”
Sambil mengusap
air mata si gadis itu ia berkata,
“kalau begitu mau
kah kau berjanji padaku?”
“apa itu?”
Anak itu menutup
kotak musik dan mengambil kuncinya,
“aku akan
memegang kunci ini, dan kamu membawa kotak itu dan suatu saat, saat kita berbua
sudah besar dan aku akan membuka kotak itu menggunakan kunciku, dan saat itu
terjadi maukah kau menikah denganku?”
Si gadis
tersenyum bahagia dan mengangguk kecil, tak pernah ia membayangkan bahwa semua
hal yang selama ini ia inginkan bisa terwujud semua saat bersamanya,
(ialah yang
selama ini kucari, sosok yang bisa membuatku menjadi sempurna.) kata gadis itu
dalam hati
Anak itu pun
berpamitan,
“kalau begitu aku
pergi dulu.”
“Tunggu! Siapa
namamu?”
“Dion, 15 tahun. Jangan
lupakan itu.”
Dion pun pergi
meninggalkan gadis itu,
Dan itu adalah
pertemuan terakhir mereka berdua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Aris Pujiono
bikin senyum2
2022-03-18
0
᪣•❦⃟𝓨ᷫ𝓪ͦ𝔂̽𝓪ᷤ٭ᴍᴍғ࿐
wow cerita kali ini agak adem di baca , aku suka
2021-01-16
0
𝑵𝒂𝒂𝑬𝒓𝒏𝒂𝒂02
5 like telah mendarat👍🏻 Ku tinggalkan jejak disini dulu kapan-kapan aku mampir lagi 😁
Salam dari "PERJUANGAN CINTA BEDA AGAMA" ku tunggu feedbacknya🤗 Bantu like eps 17-21 terimakasih🙏🏻
Mari saling mendukung😇
2020-09-03
0