Pernikahan Sean dan Jasse

Jasse tersenyum bahagia melihat pantulan dirinya di cermin. Ia merasa menjadi wanita yang paling cantik saat menggunakan gaun pengantin malam ini. Selain merasa cantik, Jasse juga merasa sangat bahagia. Bagaimana tidak, mulai malam ini ia akan menjadi nyonya Sean Parker. Suami yang tampan dan juga kaya. Sempurna sudah hidupnya.

"Jasse, kau sangat cantik malam ini." Asila memuji putrinya.

Asila juga sangat bahagia dengan pernikahan ini. Setidaknya status sosialnya akan naik di bandingkan dengan teman-teman sosialitanya yang lain.

Serangkaian acara pernikahan mewah antara Sean dan Jasse berlangsung cukup meriah. Revina dan Felix juga turut hadir di sana bersama tamu-tamu dari kalangan atas lainnya.

"Aku pergi sebentar." ucap Felix kepada Revina sambil buru-buru pergi. Revina tidak perduli Felix pergi ke mana dan ia pun meneruskan makannya.

Felix keluar dari pintu belakang. Ia terpaksa meninggalkan ruangan itu karena kehadiran Tuan dan Nyonya Maxim. Untuk saat ini Felix belum siap untuk bertemu dengan Dadynya itu.

Malam semakin larut. Para tamu undangan sudah berangsur pulang, begitu juga dengan Revina. Sejak tadi ia ingin pulang, tapi Felix tidak juga kembali.

"Kau di mana ?" Revina menghubungi Felix.

"Aku di parkiran hotel." jawab Felix yang memang sejak tadi ia ada di sana.

Revina masuk ke mobil dengan wajah masam. Meskipun marah namun Revina lebih memilih diam dari pada harus mengeluarkan suara memarahi Felix. Laki-laki itu segera melajukan mobilnya ke jalan pulang. Ia menyadari jika Revina mungkin sedang marah kepadanya. Felix juga memilih diam karena menyadari kesalahannya.

Sementara itu, pasangan yang baru saja menikah sudah memasuki kamar pengantin yang memang di sediakan oleh pihak hotel. Kamar presidential suite itu di hias sedemikian rupa dan ditaburi dengan kelopak bunga mawar merah dan putih seperti kamar pengantin pada umumnya.

"Sean, aku mau membersihkan diri sebentar." kata Jasse sebelum berlalu menuju kamar mandi sambil membawa sesuatu.

Hampir setengah jam Jasse di dalam kamar mandi. Jasse menatap tubuhnya yang mengenakan lingerie seksi berwarna merah di dalam cermin. Ia ingin tampil sempurna di depan suaminya malam ini. Memberikan pelayanan terbaik pada malam pertama yang tidak akan pernah di lupakan oleh Sean.

"Sean." suara menggoda Jasse memanggil suaminya.

Sean yang sedang berdiri di balkon memutar badannya untuk melihat Jasse. Sean segera berjalan ke arah Jasse dan langsung menyambar bibir merah milik istrinya itu. Ciuman yang kini berubah menjadi lu-matan membuat keduanya saling menginginkan lebih.

Sean mengangkat tubuh Jasse membawanya ke tempat tidur. Sean kembali mengecup bibir Jasse kemudian bibirnya turun ke leher memberikan tanda percintaan di sana. Dengan tidak sabar Sean menarik kain merah transparan dari tubuh Jasse membuat wanita itu kini polos seperti bayi baru lahir.

Sean dengan cepat menanggalkan pakaian yang masih melekat di tubuhnya. Setelah sama-sama polos Sean mulai menjalankan kewajibannya sebagai seorang suami.

Jasse mende-sah ketika sesuatu memasuki miliknya. Tapi Sean malah mendengus setelah berhasil melakukan penyatuan.

"Ada apa ?" tanya Jasse yang mendengar suaminya mendengus.

"Tidak ada." Sean kembali mengecup bibir Jasse dan mulai menggerakkan tubuhnya.

Suara des-ahan dan lengu-han khas percintaan memenuhi setiap sudut kamar itu.

"Sean, ahh." Jasse memekik ketika Sean langsung melepaskan diri saat ia sudah mau meledak di dalam sana.

"Ahhhh." Sean mele-nguh panjang setelah mengeluarkan sesuatu di atas tubuh Jasse.

Jasse sedikit kecewa karena tidak menikmati puncak percintaan mereka malam ini.

"Sean .."

"Aku hanya belum siap punya anak." kata Sean yang mengerti jika Jasse akan bertanya tentang apa yang baru saja ia lakukan.

"Tidurlah. Jangan terlalu banyak berpikir." ucap Sean sambil berjalan menuju kamar mandi dengan tubuh polosnya itu.

Sean mengguyur tubuhnya di bawah shower dengan air hangat.

"Semua wanita sama saja."

Sean memang tidak berharap lebih pada Jasse. Ia cukup mengenal sifat wanita itu seperti apa. Jasse sama seperti wanita-wanita yang pernah bersamanya. Baginya semua wanita itu sama saja. Karena itulah Sean tidak perduli saat orang tuanya mengatakan jika Jasse yang akan menikah dengannya, bukan Revina.

Meskipun Sean seorang pemain, tapi jauh dalam lubuk hatinya ia menginginkan jadi yang pertama untuk istrinya. Namun apa yang ia dapatkan malam ini. Sean jelas tau dirinya bukanlah yang pertama untuk Jasse.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***