Di SMK Pelita.
Tasya dengan kesal melangkah mendekati Ke dua sahabatnya yang ada di kantin.
''Kamu kenapa Sya wajahMu kok terlihat kesal ?'' tanya Linda menatap Tasya yang kesal.
Tasya menghembuskan nafas kasar,lalu ia menenggak habis minuman milik Linda.
Linda berdecak sebal menatap Tasya yang menghabiskan minumannya.
Erli menggelengkan kepalanya melihat Tasya yang tanpa merasa bersalah setelah menghabiskan minuman Linda.
''Kebiasaan deh Sya ,'' ketus Linda.
''He...He...,Sorry soalnya Aku haus ,'' ucap Tasya sambil terkekeh.
''Enak jadi Kamu ya Sya ,'' celetuk Linda.
''Maksudnya ?'' tanya Tasya yang tak mengerti maksud dari Linda.
''Iya enak saja,kemana-mana selalu di jaga oleh pengawal,Aku mau deh jadi Kakak ipar Kamu ,'' ucap Linda sambil tersenyum-senyum menatap ke atas.
''Gak usah ngaco deh Lin ,'' ujar Erli sambil menepuk bahu Linda.
''Kenapa?Kamu mau juga jadi Kakak ipar Tasya ,'' canda Linda sambil menaik turunkan Alisnya menatap Erli.
''Gak usah ngimpi jadi Kakak ipar Aku ,'' ucap Tasya membuat Linda Mengerutkan keningnya menatap Tasya.
''Kenapa, Kakak Kamu tidak normal ?'' tanya Linda.
''Enak aja,Kakak Aku normal tahu .'' Jawab Tasya tidak terima Kakaknya di tuduh tidak normal.
''Lalu ?'' tanya Erli menatap heran Tasya.
''Kakak,Aku yang pertama udah punya tunangan ,jadi jangan harap menjadi pelakor dalam hubungan Kakak Aku .'' Jawab Tasya sambil memperingatkan.
Linda cuma menganggukkan kepalanya mendengar jawaban dari Tasya.
''Terus,Kakak Aku yang ke dua orangnya tidak mudah di sentuh oleh namanya perempuan,kalau Kamu nekat mendekati KakakKu yang kedua kamu bisa saja habis di tangannya .'' Jelas Tasya sambil menakuti Linda.
Tasya senang sudah berhasil menakuti Linda.
''Sya ,'' panggil Bryan saat sudah ada di depan Tasya,Linda dan Erli.
''Eh Bryan ,'' ucap Tasya sambil melihat ke dua pengawalnya yang menunggu di depan kantin.
Tasya menghembuskan nafas lega saat kedua pengawalnya tidak menghadap ke arahnya.
Linda dan Erli terkekeh melihat Tasya yang gelisah.
''Bisa ikut Aku duduk di sana sebentar Sya ,'' ajak Bryan sambil menunjuk kursi kosong yang tidak jauh dari Mereka.
''Bisa-bisa ,''
Bukan Tasya yang menjawab melainkan Linda yang menjawab.
''Eh ,''
Tasya terkejut atas jawaban dari Linda.
''Ini kesempatanMu Sya untuk bisa ngobrol berdua dengan Bryan ,'' bisik Linda.
''Tapi ...,'' ucap Tasya terputus.
''Urusan pengawal Kamu,biar Aku dan Linda yang urus .'' Putus Erli cepat sebelum Tasya melanjutkan ucapannya.
Tasya pun dengan ragu-ragu mengikuti Bryan ke salah satu kursi kosong yang tidak jauh dari tempat Mereka.
Sesekali Tasya melihat kebelakang,Ia takut kalau ke dua pengawalnya akan melihat Tasya bersama seorang Pria.
Linda dan Erli mengacungkan jempolnya kepada Tasya.
Sedangkan di tempat lain,
Di perusahaan Wijaya Group.
Dua Pria tampan memasuki lobi perusahaan Wijaya menuju di mana Lift Khusus CEO berada.
Semua Karyawan Wanita yang melihat kedua pria tampan itu menghentikan aktifitas Mereka dan menatap kagum pada ketampanan Mereka.
''Tampan sekali siapa Mereka ?'' tanya karyawan Wanita ke pada rekannya saat Melihat Mereka masuk ke dalam lift khusus CEO.
''Siapa ya Mereka?Apa jangan-jangan dari salah satu Mereka menantu Pak Wijaya ?'' tanya rekan satunya sambil menduga-duga.
''Sepertinya tidak mungkin ,'' jawab rekan Wanita yang sedari tadi diam saja di meja resepsionis.
''Kenapa tidak mungkin?'' tanya rekannya yang lain.
''Karena Suami mbak Naya,kalian sendiri sudah tahu kan ?'' tanya Wanita itu yang ada di belakang meja resepsionis sambil menatap rekannya yang lain.
Semua rekannya menganggukkan kepala Mereka.
''Ya mungkin saja Suami Putri Keduanya ,'' duga rekan lainnya.
''Tidak mungkin,Putri keduanya itu masih sekolah .'' Jawab rekan lainnya cepat.
Sandy yang baru masuk ke dalam kantor di kejutkan dengan para karyawan Wanitanya yang sedang bergosip.
''Bubar,sedang apa kalian di sini .'' Hardik Sandy suami Naya saat melihat Mereka semua berkumpul di meja resepsionis.
Semua Karyawan Wanita menunduk hormat dan bergegas keruangan Mereka masing-masing.
Sandy yang melihat Karyawannya kembali ke ruangan Mereka masing-masing.langsung menatap tajam Sindi yang ada di meja resepsionis.
''Kau ikut Aku ke ruanganKu ,'' suruh Sandy kepada Sindi yang ada di belakang meja resepsionis.
''Baik Pak ,'' jawab Sindi sambil mengikuti langkah Sandy masuk ke dalam Lift.
Lisa rekan Sindi menatap Punggung Sandy dan Sindi menghilang di balik pintu lift.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments