Kembali ke kantor Mahendra grup.
Hendra membuka matanya dan memegang tangan Rara yang sedang membelai dadanya.
Hendra menatap tajam Rara yang tersenyum menatapnya.
''Keluarlah Aku sedang ada banyak pekerjaan ,'' ucap Hendra sambil menatap tajam Rara.
Rara terkejut dengan penolakan dari Hendra.
Dengan kesal Rara pun akhirnya keluar dari ruangan Hendra.
Hendra menghembuskan nafas berat melihat kepergian Rara yang kesal.Ia tahu penolakan dirinya akan berimbas pada kerjasama dengan perusahaan Papa Rara.
Sedangkan di restoran.
''Tas lihat ,'' tunjuk Linda pada ke dua Pria yang sedang menuju ke arah Mereka.
Tasya menoleh dan melihat arah tunjuk Linda,Ia terkejut saat melihat kedua pengawalnya berada di dalam restoran itu juga.
''Bagaimana Mereka tahu Aku bisa ada di sini ?'' tanya Tasya yang bingung kenapa kedua pengawalnya bisa menemukan dirinya.
Linda dan Erli cuma mengendik,kan bahunya tanda Ia pun tak tahu.
''Nona,Anda sudah di tunggu di mansion .'' Ucap Salah satu pengawal saat sudah berada di depan Tasya.
Tasya menghembuskan nafas kasar, saat dirinya tidak bisa bebas lagi.
''Kau bayar dulu makanan dan minuman teman-temanKu ,'' suruh Tasya pada pengawal pribadinya.
''Baik Nona ,'' jawab Agus sambil melirik sekilas pada Erli yang sedang menyedot minumannya.
Erli tidak tahu kalau selama ini Agus selalu mengawasi gerak-geriknya atas suruhan Tuan Re.Dan Agus pun yang memberitahu ke dua pengawal Tasya kalau Nona majikannya ada di dalam Restoran ini.
Tasya dengan wajah yang di tekuk mengikuti ke dua pengawalnya untuk pulang ke Mansion.
Sedangkan Erli dan Linda pulang ke rumah masing-masing dengan menggunakan mobil Mereka masing-masing.
Sesampainya Erli di rumah,
Erli melihat mobil Kakaknya terparkir di depan rumah Mereka.Erli masuk ke dalam rumah dan Ia terkejut saat melihat beberapa Pria ada di dalam rumahnya.
''Saya tidak mau tahu bulan depan hutang itu harus di bayar ,'' hardik Pria bertubuh besar.
''Beri Kami waktu,Kami janji akan melunasi nya .'' Pinta Wijaya.
''Oke,kami akan memberi Kalian waktu .'' Jawab Pria satunya sambil berlalu pergi meninggalkan rumah Wijaya,dan di ikuti oleh beberapa Pria di belakangnya.
Tari mengusap bahu Suaminya untuk menenangkan Suaminya yang sedang emosi dan menatap tajam pada pasangan Suami Istri yang ada di depannya.
''Terima kasih Pa sudah mau membantu membayar hutang mas Sandi ,'' ucap Naya sambil menatap Papanya.
''Sebenarnya Kamu berhutang buat apa San ?'' tanya Wijaya sambil menatap curiga pada Sandi.
''Sandi ingin membuka usaha Pa,dan Sandi ternyata tertipu oleh rekan bisnis Sandi dan membawa kabur uang Sandi dan teman Sandi juga .'' Jelas Sandi.
''Coba Papa meminjam ke rekan bisnis Papa lagi ,'' ujar Tari.
''Ma,Papa tidak mungkin meminjam ke rekan bisnis Papa lagi,hutang perusahaan Kita sudah banyak ke perusahaan itu .'' Tolak Wijaya tidak ingin meminjam ke Pratama group lagi.
''Tapi kita mau mencari uang kemana lagi Pa ?'' tanya Tari yang melihat Suaminya terdiam.
''Jalan satu-satunya Kita harus menjual aset yang kita miliki untuk membayar hutang Sandi ,'' jawab Papanya mendesah frustasi.
''Tidak Pa,Mama tidak setuju .'' Tolak Tari.
''Iya Pa,Naya juga tidak setuju kalau Kita harus menjual barang-barang Kita .'' Jawab Naya juga yang tidak setuju dengan saran papanya.
''Pa ,'' panggil Erli yang baru masuk ke dalam rumah.
Wijaya,Tari,Sandi dan Naya menoleh dan terkejut melihat Erli sudah ada di depan pintu.
''Kamu sudah pulang sayang ?'' tanya Wijaya sambil beranjak dari duduknya untuk menghampiri putri bungsunya.
''Iya Pa ,'' jawab Erli sambil mencium punggung tangan Ayahnya.
''Pa bagaimana ini ?'' tanya Naya.
Wijaya mendesah frustasi dengan permasalahan yang menimpa keluarganya.Ia tidak mungkin meminjam lagi pada perusahaan Pratama,Ia sudah beruntung rekan kerjanya itu tidak menagih hutang perusahaannya yang sudah beberapa tahun lalu.Sebenarnya Ia bisa saja mencicil hutang itu,tapi karna keborosan Istri dan Putri sulungnya akhirnya Ia tidak bisa mencicilnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments