bab 4

Andre pun berjanji pada diri sendiri akan mengabdikan dirinya pada keluarga Pratama yang telah menolongnya.

''Andre ,'' panggil Pria paruh baya itu saat melihat Andre yang diam saja.

Andre membuka matanya dan tersenyum sinis menatap Pria paruh baya yang sedang menatapnya.

''Kemana saja Anda,selama 11 tahun ini, apa Anda sudah lupa perlakuan Anda pada Saya dan Ibu Saya yang sedang sakit ?Dengan teganya Anda mengusir Ibu saya sampai beliau meninggal .'' Ucap Andre sambil meneteskan air matanya saat mengingat perlakuan Ayah kandungnya sebelum Mamanya meninggal.

''Dengan seenaknya saja Anda menyuruh Saya pulang,dan memanggil Anda Ayah .'' ucapnya lagi menahan emosi yang membuncah di dadanya.

''Maafkan Ayah Andre ,'' ucap Pria paruh baya itu sambil menundukkan kepalanya.

''Ayah tahu Ayah salah sampai menelantarkan Kamu dengan Ibu Kamu ,'' ucapnya lagi yang menyesali perbuatannya.

''Dengan Anda meminta maaf apa ibu Saya bisa hidup kembali ?'' tanya Andre tersenyum sinis menatap Pria paruh baya yang menundukkan kepalanya.

Pria paruh baya itu terdiam tidak bisa menjawab pertanyaan dari Andre. Seandainya saja kalau bisa waktu bisa di putar kembali,Ia tidak akan mengusir Andre.

Ia pikir dengan mengusir Andre dan Belinda,Putra dari Marini yang di pikirnya putra kandungnya itu bisa menggantikan posisinya di kantor. namun belum genap sebulan Pria itu menggantikannya di kantor, Perusahaannya sudah di ambang kehancuran.

Cklek

Pintu ruangan Andre terbuka.

Andre dan Pria paruh baya itu melihat siapa yang membuka pintu ruangan itu.

''Papi....,'' panggil Andre terkejut melihat kedatangan Pria yang sudah tidak muda lagi,di usianya yang sudah menginjak 50 tahunan itu masih nampak terlihat gagah dan kekar.

Pria yang di panggil Papi itu tersenyum menatap Andre yang beranjak dari duduknya,Ia pun memeluk Andre saat Andre ada di hadapannya.

Ia menatap sekilas pada Pria paruh baya yang di kenalnya.

''Kapan Papi pulang dari luar negri ?'' tanya Andre sambil melepas pelukannya.

''Semalam Papi pulang ,'' jawab Pratama.

''Apa Dia ikut pulang Pi ?'' tanya Andre berharap Temannya sudah kembali ke rumah.

Pratama menggelengkan kepalanya dan tersenyum menatap Andre.

''Kalau Mami Pi ?'' tanya Andre.

''Mami masih di sana ,'' jawab Pratama.

Pria paruh baya itu menatap iri pada kedekatan putra kandungnya dengan Pratama.

Pratama tersenyum menatap Pria paruh baya yang sejak tadi menatap iri padanya.

''Bagaimana kabarMu Kusuma ?'' tanya Pratama sambil duduk di sampingnya dan mengulurkan tangannya di hadapan Kusuma.

''Kamu bisa lihat sendiri kabarKu bagaimana ,'' jawab Kusuma tidak ada niatan untuk menerima uluran tangan dari Pratama.

Pratama tersenyum kecut saat mendapat jawaban dari Kusuma.Ia pun lalu menarik kembali tangannya.

''Andre ,'' panggil Pratama menatap Andre yang balik menatapnya.

''Iya Pi ada apa ?'' tanya Andre mengerutkan keningnya.

''Papi pikir kini sudah saatnya Kau memimpin perusahaan milik AyahMu,'' ucap Pratama sambil melirik sekilas Kusuma yang duduk di sebelahnya.

''Apa maksud Papi ?'' tanya Andre yang tak mengerti maksud dari Pratama.

Sedangkan Kusuma menatap tak percaya pada Pratama yang mengatakan itu.

''Iya Andre,Kau bebas dari beban yang selama ini Kau pikul,Kau sekarang bisa membantu perusahaan AyahMu.'' Ucap Pratama sambil tersenyum menatap Andre.