Di sebuah rumah megah....
"Bod*h, menghabisi tua bangka saja tidak becus. Bagaimana bisa salah sasaran?"
Seorang pria berusia empat puluh tahun berteriak marah pada orang suruhannya. Suaranya menggelegar ke seluruh penjuru rumah. Tangan terkepal kuat hingga buku-buku jarinya memutih, mata berkilat merah akibat amarah yang telah menguasai jiwanya.
''M-ma-maaf, Bos. Tadi ada seorang wanita tiba-tiba berlari ke tengah jalan, lalu mendorong target," jawab pria bertubuh gempal dengan hati-hati, takut si bos kembali murka.
''Si*l! Aku bisa kalah tender lagi jika tidak bisa membuat si Bram celaka. Minimal koma di rumah sakit," umpatnya dalam hati.
"Siapa wanita itu?" tanyanya sambil menghisap cerutu di tangannya.
"Dari penampilannya dia seperti seorang dokter, Bos."
''Aku dengar si Bram masih mencari anak dan istrinya. Kita juga harus mencarinya, lalu menjadikan mereka sebagai umpan agar tua bangka itu mau menyerahkan sebagian sahamnya padaku," kata pria itu diiringi tawa yang menggelegar.
"Caranya, Bos?''
Pria yang di panggil bos itupun menghentikan tawanya, lalu menatap tajam manusia di depannya.
''Aku tidak mau tau, kau pikirkan sendiri. Untuk apa aku membayar mahal dirimu jika otakmu tak kau gunakan. Aku hanya terima beres. Cara apapun yang kau gunakan aku tidak peduli," ketusnya.
Jawaban yang sangat mengesalkan bagi siapapun yang mendengar.
''Pergilah! Kesalahanmu ku maafkan. Ku beri satu petunjuk, ikuti anak buah si tua bangka. Laporkan kepadaku informasi apapun yang mereka terima. Selebihnya, terserah dirimu."
''Baik, Bos." Pria bertubuh gempal itu menundukkan hormat sebelum meninggalkan tempat.
"Tak'kan ku biarkan kau lolos Bram, setelah apa yang telah kau lakukan pada ayah dan ibuku." Tatapannya menghunus tajam ke depan, penuh dengan dendam kesumat.
Dialah, Angelo Nicky Hayden keturunan rival seorang Bramasta Haidar. Dia menyimpan dendam kesumat pada pria itu karena Bram lah sumber awal kehancuran keluarganya. Ayahnya tewas bunuh diri dalam penjara saat menjalani masa tahanan karena tidak terima dengan vonis berat yang dijatuhkan. Sang ibu pun ikut menyusul karena serangan jantung. Tak lama setelah mendengar kabar kematian sang ayah.
Pada saat itu, Ello masih berusia sepuluh tahun yang belum mengetahui apa-apa. Pria kecil itu hanya bisa menangis meratapi kepergian kedua orang tuanya di hari yang sama dan di waktu yang nyaris bersamaan.
Setelah kematian kedua orangtuanya, Ello dirawat dan dibesarkan oleh asisten pribadi sang ayah yang telah menyayanginya seperti darah dagingnya sendiri. Pria itu juga, yang mengajarkan semua ilmu tentang bisnis hingga dia bisa mengembangkan usaha yang di rintis ayahnya dari nol.
Dari sana juga, dia mengenal sosok Bramasta Haidar yang menjadi raja dunia bisnis sejak puluhan tahun silam. Perlahan tabir kematian orang tuanya mulai tersingkap berkat bantuan asisten pribadi sekaligus ayah angkatnya. Dan semua bukti merujuk pada Bram.
Mulai saat itulah, dendamnya dimulai.
''Sebaiknya, kau mencari tahu terlebih dulu penyebab awal ayahmu dipenjara sampai di jatuhi vonis berat." Seorang pria berusia tujuh puluh tahunan memasuki ruangan itu.
''Tidak perlu. Itu hanya akan membuang-buang waktu. Aku ingin tua bangka itu merasakan apa yang orang tuaku rasakan."
Pria baya itu hanya menghela nafas, selalu seperti itu jawabannya. Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, watak pemuda itu sangatlah mirip dengan ayahnya dulu, keras kepala dan arogan.
''Aku harap kau tak menyesal kemudian hari, El.''
''Tidak akan!"
...----------------...
''Kau yakin ini akurat?" tanya Divia pada orang suruhannya.
Dia membolak-balikan berkas yang berisi segala sesuatu tentang Maura. Semua kisah hidup gadis itu tertulis secara detail dan terperinci disana.
''Seratus persen, Nyonya,'' tegas pria itu.
''Karena saya mendatangi langsung tempat tinggalnya dulu, sebelum dipindah tugaskan ke kota ini. Banyak informasi penting yang saya dapatkan dari sana. Hanya saja, satu yang tidak bisa saya temukan, mengenai ayah kandung gadis itu."
Divia menutup map itu dengan senyum miring tersungging di bibirnya.
"Pantas saja dia sangat murahan. Ayahnya sendiri tidak tahu,'' gumamnya.
''Baiklah, kau boleh pergi. Upahmu sudah ku kirim ke rekeningmu. Kau bisa mengeceknya sendiri. Ku kasih lebih, hasil kerjamu sangat memuaskan. Ingat! Kau harus siap jika sewaktu-waktu aku membutuhkan tenagamu.''
Pria bertopi itu menyeringai senang setelah melihat banyak jajaran angka nol pada rekeningnya.
"Dengan senang hati, Nyonya, permisi."
Selepas kepergian pria suruhannya, Divia berfikir keras tentang bagaimana cara menjauhkan wanita itu dari putranya. Tentunya, tanpa sepengetahuan Emran. Karena jika sampai putra sulungnya tau mengenai perbuatannya, pasti dia yang akan jadi sasaran amukan Emran.
''Aku harus menemui gadis itu. Aku tidak mau putraku salah memilih pendamping. Sampai kapanpun, aku tidak rela wanita murahan itu menjadi bagian keluargaku."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Evi
lanjut ya thoor penasaran aq,..
2022-10-30
1