Mengunjungi Ibu (Part 1)

Hari demi hari mulai berganti. Minggupun sudah bertukar. Gadis cantik dengan bola mata hitam itu mulai terbiasa dengan sikap arogan dari seorang Morgan Wiratmadja.

Melayani lelaki tersebut bak seorang raja sudah seperti pekerjaan barunya. Menyiapkan segala kebutuhannya dengan sesempurna mungkin dan mengerjakan apa saja yang lelaki itu perintahkan.

Tak ada pilihan lain baginya selain menurut. Meski terkadang hati kecilnya ingin memberontak. Dan ingin mencabik - cabik lelaki yang kini mengikatnya dengan tali perjanjian itu.

Jika diluar kamar atau diluar rumah lelaki itu masih memperlakukan Eylina dengan manusiawi seolah - olah dia mencintai gadis itu, dan bahagia menikahinya. Sungguh sebuah akting yang bagus.

Namun jika sudah di dalam kamar.

Gadis itu harus siap atas apapun perlakuan lelaki yang statusnya tak lain kini adalah suaminya itu.

Namun meski begitu ia merasa masih beruntung karena lelaki tersebut tidak meminta dilayani di atas ranjang. Dan juga lelaki tersebut tidak pernah berbuat kasar padanya atau melecehkannya.

Hal itu sudah cukup bagi Eylina untuk tetap bertahan dengan kesepakatan yang mengikatnya.

Dan sore itu, Morgan pulang dari kantor. Tanpa menjawab salam dari para pelayan, dia bergegas ke kamar.

Menemui Eylina yang sudah seperti burung peliharaannya. Yap! Eylina tak pernah diijinkan keluar dari kamar saat Morgan sedang tidak berada dirumah. Bahkan di depan pintunya di jaga oleh dua orang pengawal. Gadis itu sudah seperti burung yang dikurung dalam sangkar.

Makanan dan segala kebutuhannya tercukupi dengan baik, namun kebebasannya telah dirampas. Bahkan untuk menghubungi keluarganya lewat telepon saja tidak diijinkan.

*****

Suara pintu yang terbuka dengan keras itu mengejutkan seorang gadis yang sedang melamun di ujung sofa tempat ia biasa tidur.

Gadis yang matanya masih sembab itu terjingkat. Lalu berdiri dan melangkahkan kakinya ke arah lelaki tampan tersebut.

Hendak mengambil tas kerjanya dan melepas jas yang dikenakannya. Seperti yang sudah ia lakukan selama ini. Begitulah protokol wajibnya.

Samar - samar suara isak tangisnya masih terdengar bahkan sampai ke telinga Tuan yang berkedok suami itu.

"Hey, bisakah kau menghentikan suaramu itu? suara isakan mu itu mengganggu telingaku. Dasar bodoh!" Menatap acuh pada Eylina.

Namun gadis itu tak peduli. Hatinya sakit menahan rindu pada adik dan ibunya. Sudah hampir dua minggu ia tak bertemu dengan wanita yang melahirkannya itu. Ingin sekali Eylina melihat wajahnya dan memeluknya lalu tidur di pangkuannya dan menikmati buaian lembut tangannya yang begitu menenangkan.

"Jika kau tak berhenti terisak aku akan membatalkan rencana ku untuk membawamu ke tempat ibumu hari ini."

Seketika mata Eylina membulat sempurna. Menatap pria itu dengan wajah yang berbinar.

"Benarkah? terimakasih Tuan." Sangking bahagianya hingga tak sadar secara reflek ia memeluk pria tersebut beberapa saat.

Lalu buru - buru melepaskannya setelah kesadarannya kembali.

"Maaf Tuan ... maafkan aku. Aku terlalu senang tadi." Eylina buru - buru berlutut dan melepas sepatu yang masih menempel di kaki lelaki itu untuk menghilangkan rasa malunya.

Hah, dasar bodoh. Kenapa aku malah memeluknya. Laki - laki sialan ini yang membuatku menahan rindu yang menyakitkan ini.

Eh tunggu, apa dia tau aku sedang rindu pada ibu? Ah tidak mungkin! ini pasti hanya kebetulan. Lagipula memang kami tidak pernah mengunjungi ibu sejak kami menikah. Eylina membatin. Hingga tak sadar jika sepatu itu hanya dipeganginya dari tadi.

"Mau sampai kapan kau memegangi sepatu itu? Cepatlah! Badanku sudah sangat gerah." Morgan melirik pada gadis yang tengah duduk berlutut itu.

"Ah ... iya Tuan. Maaf ...." Eylina buru - buru melepas sepatu itu.

Dasar gadis aneh. Jika bukan karena tiap malam kau mengigau terus. Aku tak akan repot - repot membawamu ke tempat ibumu. Morgan.

Lelaki itu melangkahkan kakinya menuju kamar mandi, sedangkan Eylina mengekor dibelakangnya.

Satu persatu kaki Morgan masuk ke dalam bak mandi mewah tersebut.

Eylina mulai membasahi rambut lelaki itu dan mengusapkan sampo hingga berbusa di rambut tersebut. Memijatnya pelan, membuat Morgan memejamkan mata menikmati setiap pijatan tangan gadis itu.

Kau ini sebenarnya tampan. Pantas banyak wanita yang tergila - gila padamu. Tapi sayang kau sedikit tidak waras. Hihihi ....

Bagaimana ayahmu bisa memiliki anak sepertimu. Sementara ayahmu begitu baik dan berwibawa. Eylina memperhatikan wajah tampan suaminya.

Ia lalu membilas rambut tersebut hingga bersih. Kemudian menggosok tubuh polos Morgan dengan spons lembut yang sudah diberi sabun dengan aroma wangi lembut dan menenangkan.

Di bagian ini Eylina sangat tidak menyukai pekerjaannya.

Bagaimana mungkin, ini bahkan sangat menjijikkan menurutnya. Memandikan seorang yang jelas - jelas sudah dewasa seperti ini.

"Sudah selesai Tuan." Eylina berdiri namun tangan Morgan menahannya.

"Pijat lagi kepalaku." Mengatakan dengan tanpa beban.

Apa? dasar gila ... aku sudah memijat mu cukup lama tadi. Kau pikir tanganku tidak sakit melakukan hal ini. Aku ini seorang barista. Bukan tukang pijat, jika kau mau kopi aku akan langsung membuatkannya. Eylina memijat kepala lelaki itu dengan keras karena kesal.

"Aw ... hey gadis bodoh. Kau mau membunuhku hah?" Lelaki itu memukul air di bak mandi hingga muncrat kemana - mana.

"Apa maksud Tuan? tidak mungkin saya punya keberanian yang seperti itu." Berpura - pura tidak tahu saja, begitu pikir Eylina. Siapa suruh berbuat seenaknya sendiri.

"Apa kau tidak sadar hah, kau hampir membuat kepalaku pecah dengan menekannya seperti ini." Morgan memperagakan di kepala Eylina.

"Aw ... sakit Tuan." Eylina memegangi kepalanya.

"Nah itu kau tau." Morgan lalu berdiri dan membilas tubuhnya.

Dia pikir kepalaku apa hah, dasar gadis bodoh. Morgan.

Dasar laki - laki tidak waras. Bagaimana dia bisa memperlakukan wanita dengan kasar seperti ini. Kepalaku sampai sakit sekali.

Huh jika saja kau bukan tuan muda yang berkuasa aku akan memukulmu saat ini juga. Eylina mengepalkan tangannya.

"Bersiaplah cepat! Atau ku batalkan rencana hari ini." Morgan memakai handuknya dan menghilang di balik cermin.

"Baiklah." Eylina lalu segera mandi. Karena sudah tidak sabar ingin bertemu dengan ibu dan adik tercintanya.

Ah Tuhan ... kenapa makhluk menyebalkan itu ganteng sekali. Jika saja kau bukan pria aneh mungkin aku akan jatuh cinta padamu seperti para wanita pemujamu itu.

Eiiitttss tidak ... tidak. Jangan pernah berpikir seperti itu. Berbahaya. Pikirkan saja tentang ibu dan adikmu. Dan jalani saja takdirmu sekarang dengan baik agar urusanmu lancar.

Eylina berperang dengan batinnya.

Naluri wanitanya terpesona dengan ketampanan lelaki dengan celana jeans hitam dan kaos warna putih yang sedang duduk di sofa dengan menaikkan salah satu kakinya itu.

Namun kewarasannya tak bisa berhenti mengumpati lelaki yang telah merampas kebebasannya tersebut.

"Tuan saya sudah siap." Eylina berjalan mendekat.

"Hemm." Seolah tak menggubris gadis itu, Morgan masih menatap layar ponselnya. Kemudian berdiri dan melangkahkan kakinya keluar dari kamar.

💗💗💗💗💗💗

Terpopuler

Comments

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝓔𝔂𝓵𝓲𝓷𝓪💪💪💪💪💪💪💪💪

2022-11-14

0

Eti

Eti

lanjut

2021-12-10

0

Chandra Mamonto

Chandra Mamonto

Dan saya semakin penasaran👏👏👏
Brader, gimana kabarnya Yoshua?
udah update kah😁

2021-11-12

0

lihat semua
Episodes
1 Pengenalan Tokoh dan Prolog
2 Pertemuan Tak Terduga
3 Awal Masalah
4 Undangan Makan Malam
5 Tawaran
6 Impas
7 Lepaskan Aku
8 Tidak Ada Pilihan
9 Dia Akan Melamar ku Bu
10 Pernikahan
11 Jangan Ganggu Aku
12 Ritual Membersihkan Diri
13 Tugas (Part1)
14 Tidur di Sofa
15 Tugas (Part 2)
16 Sarapan Bersama
17 Table Manner
18 Mengunjungi Ibu (Part 1)
19 Mengunjungi Ibu (Part 2)
20 Tercyduk
21 Mimpi & Kenangan Buruk Morgan
22 Makam Alice
23 Terkilir
24 Aksi Emily
25 Room Tour (Part 1)
26 Room Tour (Part 2)
27 Makan Malam
28 Serba Salah
29 Kedatangan Bella
30 Dia Istriku
31 Bella side
32 Berdebar - debar
33 Rasa Cemburu (Part 1)
34 Rasa Cemburu (Part 2)
35 Memohon
36 Bimbang
37 Acara Peresmian
38 Pengakuan Morgan
39 Terkesan
40 Kegelisahan Diantara Keduanya
41 Serangan Ibu Mertua
42 Perasaan Sesungguhnya
43 Ungkapan Perasaan
44 Aku Mencintaimu
45 Apa Kau Menggodaku?
46 Ini Berlebihan
47 Jalan - Jalan (Part 1)
48 Jalan - Jalan (Part 2)
49 Cobalah!
50 Sista
51 Kesedihan Sista
52 Rasa Kecewa Sista
53 Keputusan Wira
54 Proses
55 Melaksanakan Tugas Dari Papa
56 Mengunjungi Sista (Part 1)
57 Mengunjungi Sista (Part 2)
58 Aku Merindukanmu
59 Dasar Keras Kepala!
60 Bakso Beranak (Part 1)
61 Bakso Beranak (Part 2)
62 Tolong aku
63 Apa Aku Dikerjai?
64 Pingsan
65 Pemeriksaan Dokter (Part 1)
66 Ke Rumah Sakit
67 Pemeriksaan Dokter (Part 2)
68 Morgan, Eylina Vs Rey
69 Mengaku
70 Gagal
71 Kedatangan Keluarga Bella
72 Gadis pilihan
73 Bodyguard Untuk Eylina
74 Seberkas Kenangan
75 Katakan Kau Mencintaiku!
76 Otak Dangkal
77 Ini Gila!
78 Bisakah Ku Pinjam Uangmu?
79 Kejutan
80 Drama Pagi
81 Peringatan
82 Taman (Part 1)
83 Taman (Part 2)
84 Sisi Lain Emily
85 Rumah Sakit
86 Meja Operasi
87 Aku Mengkhawatirkanmu
88 Pasca Operasi (Part 1)
89 Pasca Operasi (Part 2)
90 Pasca Operasi (Part 3)
91 Kedatangan Papa dan Mama
92 Akhirnya Terungkap
93 Yang Kalian Tunggu
94 Sebuah Nasehat
95 Ada Apa Dengannya?
96 Masalah
97 Taman Rumah Sakit (Part 1)
98 Taman Rumah Sakit (Part 2)
99 Gelisah
100 Gelisah (Lagi)
101 Selamat Datang
102 Spesial Rey & Sista
103 Jamuan Makan
104 Kekhawatiran Rey dan Pak Gun
105 Kemarahan Morgan
106 Waktunya Kontrol
107 Sepenggal Kenangan (Part 1)
108 Sepenggal Kenangan (Part 2)
109 Sepenggal Kenangan (Part 3)
110 Mathias
111 Mathias (Part 2)
112 Mathias (Part 3)
113 Titik Terang
114 Imbalan Untuk Mathias
115 Malam Panjang
116 Konsultasi
117 Ke Mall
118 Percakapan Mertua
119 Acara Santunan
120 Kabar Bahagia (Akhir Cerita)
121 Tamat
122 Terimakasih
123 Bonus 1
124 Bonus 2
125 Bonus 3
126 Bonus 4
127 Kabar gembira
128 Bonus 5
129 Bonus 6
130 Bonus 7
131 Author
132 Bonus 8
133 Bonus 9
134 Bonus 10 (Rey POV)
135 Bonus 11
136 Bonus 12
137 Akhir
138 Baru
139 Baru lagi
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Pengenalan Tokoh dan Prolog
2
Pertemuan Tak Terduga
3
Awal Masalah
4
Undangan Makan Malam
5
Tawaran
6
Impas
7
Lepaskan Aku
8
Tidak Ada Pilihan
9
Dia Akan Melamar ku Bu
10
Pernikahan
11
Jangan Ganggu Aku
12
Ritual Membersihkan Diri
13
Tugas (Part1)
14
Tidur di Sofa
15
Tugas (Part 2)
16
Sarapan Bersama
17
Table Manner
18
Mengunjungi Ibu (Part 1)
19
Mengunjungi Ibu (Part 2)
20
Tercyduk
21
Mimpi & Kenangan Buruk Morgan
22
Makam Alice
23
Terkilir
24
Aksi Emily
25
Room Tour (Part 1)
26
Room Tour (Part 2)
27
Makan Malam
28
Serba Salah
29
Kedatangan Bella
30
Dia Istriku
31
Bella side
32
Berdebar - debar
33
Rasa Cemburu (Part 1)
34
Rasa Cemburu (Part 2)
35
Memohon
36
Bimbang
37
Acara Peresmian
38
Pengakuan Morgan
39
Terkesan
40
Kegelisahan Diantara Keduanya
41
Serangan Ibu Mertua
42
Perasaan Sesungguhnya
43
Ungkapan Perasaan
44
Aku Mencintaimu
45
Apa Kau Menggodaku?
46
Ini Berlebihan
47
Jalan - Jalan (Part 1)
48
Jalan - Jalan (Part 2)
49
Cobalah!
50
Sista
51
Kesedihan Sista
52
Rasa Kecewa Sista
53
Keputusan Wira
54
Proses
55
Melaksanakan Tugas Dari Papa
56
Mengunjungi Sista (Part 1)
57
Mengunjungi Sista (Part 2)
58
Aku Merindukanmu
59
Dasar Keras Kepala!
60
Bakso Beranak (Part 1)
61
Bakso Beranak (Part 2)
62
Tolong aku
63
Apa Aku Dikerjai?
64
Pingsan
65
Pemeriksaan Dokter (Part 1)
66
Ke Rumah Sakit
67
Pemeriksaan Dokter (Part 2)
68
Morgan, Eylina Vs Rey
69
Mengaku
70
Gagal
71
Kedatangan Keluarga Bella
72
Gadis pilihan
73
Bodyguard Untuk Eylina
74
Seberkas Kenangan
75
Katakan Kau Mencintaiku!
76
Otak Dangkal
77
Ini Gila!
78
Bisakah Ku Pinjam Uangmu?
79
Kejutan
80
Drama Pagi
81
Peringatan
82
Taman (Part 1)
83
Taman (Part 2)
84
Sisi Lain Emily
85
Rumah Sakit
86
Meja Operasi
87
Aku Mengkhawatirkanmu
88
Pasca Operasi (Part 1)
89
Pasca Operasi (Part 2)
90
Pasca Operasi (Part 3)
91
Kedatangan Papa dan Mama
92
Akhirnya Terungkap
93
Yang Kalian Tunggu
94
Sebuah Nasehat
95
Ada Apa Dengannya?
96
Masalah
97
Taman Rumah Sakit (Part 1)
98
Taman Rumah Sakit (Part 2)
99
Gelisah
100
Gelisah (Lagi)
101
Selamat Datang
102
Spesial Rey & Sista
103
Jamuan Makan
104
Kekhawatiran Rey dan Pak Gun
105
Kemarahan Morgan
106
Waktunya Kontrol
107
Sepenggal Kenangan (Part 1)
108
Sepenggal Kenangan (Part 2)
109
Sepenggal Kenangan (Part 3)
110
Mathias
111
Mathias (Part 2)
112
Mathias (Part 3)
113
Titik Terang
114
Imbalan Untuk Mathias
115
Malam Panjang
116
Konsultasi
117
Ke Mall
118
Percakapan Mertua
119
Acara Santunan
120
Kabar Bahagia (Akhir Cerita)
121
Tamat
122
Terimakasih
123
Bonus 1
124
Bonus 2
125
Bonus 3
126
Bonus 4
127
Kabar gembira
128
Bonus 5
129
Bonus 6
130
Bonus 7
131
Author
132
Bonus 8
133
Bonus 9
134
Bonus 10 (Rey POV)
135
Bonus 11
136
Bonus 12
137
Akhir
138
Baru
139
Baru lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!