Eylina membilas kembali tubuhnya yang basah kuyub karena terkena cipratan air sabun setelah selesai menyiapkan kembali air mandi untuk suami barunya.
Sementara Morgan sedang masih duduk di sofa menunggu gadis itu selesai dengan urusannya.
"Tuan, semuanya sudah siap," kata Eylina setelah keluar dari ruang ganti dengan rambut yang dililit handuk.
"Terimakasih, kau melakukan tugasmu dengan baik," jawabnya kemudian meletakkan ponselnya dan berlalu ke kamar mandi.
Morgan menikmati acara mandinya dengan sangat senang hari ini. Ia merasa telah menang bisa menaklukan gadis sombong bernama Eylina.
Beberapa kali ia tertawa geli mengingat gadis itu terjerembab ke belakang dan tercebur dalam bak mandi.
Morgan merasa menemukan mainan yang unik untuknya.
Jika sebelum-sebelumnya para wanita yang datang kepadanya terkesan sangat murahan dan tidak menantang, maka Eylina sangatlah berbeda.
Gadis itu seolah tak tertarik sama sekali padanya. Morgan jadi penasaran, apa mungkin Eylina tidak mengenal dirinya dan ketenarannya sebagai putra pengusaha nomor wahid di Indonesia.
Tapi itu tidak mungkin, tidak mungkin seorang gadis yang tinggal di ibukota tidak tahu dirinya.
Hal itu membuat Morgan penasaran. Eylina adalah sesuatu yang cukup menantang bagi Morgan. Bagaimana mungkin, ada wanita yang bahkan berasal dari kalangan bawah, tidak tertarik dengan dirinya yang bisa dibilang sempurna itu. Tampan, kaya raya, berbadan atletis dengan kulit putih bersih. Yang merupakan sebuah kesatuan yang sempurna.
Sementara kebanyakan wanita lain memujanya, mendambakannya, rela menyerahkan diri walau hanya menjadi teman kencannya, atau sekedar menjadi pelampiasannya.
Namun hal itu hanyalah sekedar mimpi bagi wanita - wanita tersebut. Hingga kini mereka bahkan tidak tahu, apakah Morgan sudah pernah tidur dengan wanita atau belum.
Kadang mereka bertanya, kapankah lelaki itu akan jatuh cinta? Atau wanita seperti apakah yang menjadi kriterianya yang bisa membuatnya jatuh cinta? Selama ini tidak ada seorang wanita pun yang terdengar pernah menjalin hubungan dengannya.
Bahkan Bella yang sejak dulu terdengar akan dijodohkan dengannya pun tak pernah terlihat bergandeng tangan atau berkencan dengan pria tersebut.
Dan sekarang, tiba - tiba ia ia menggelar pesta pernikahan dan menikah dengan seorang wanita yang bahkan tidak ada yang tau asalnya dari mana. Hal yang tentu saja membuat hati para wanita yang memujanya itu patah dan hancur berkeping - keping. Mereka yang dengan setia berlutut di kaki Morgan selama bertahun - tahun itu bahkan tak pernah dilirik sekalipun olehnya.
Sementara Eylina, tiba-tiba datang dan menghancurkan segala mimpi mereka.
****
Morgan menjatuhkan dirinya di atas ranjang, memposisikan tubuhnya senyaman mungkin.
Dan tak lama setelah itupun ia terlelap, karena memang tubuhnya juga sangat lelah. Dan malam ini ia sangat terhibur dengan hadirnya mainan baru yang bernama Eylina.
Eylina masih mematung di depan cermin setelah selesai mengeringkan rambutnya.
Ia berjalan, mendekat ke arah Morgan dengan mengendap - endap seperti seorang pencuri.
Apakah dia sudah tidur?
Eylina mencoba memastikan.
Sepertinya memang sudah tidur. Hhh ... syukurlah, aku bisa beristirahat dengan tenang sekarang.
Eylina lalu berjalan ke sofa dan menyatukan dua buah sofa disana. Ia melakukannya dengan sangat pelan agar tidak menimbulkan suara decitan di tengah malam.
Setelah selesai ia pun merebahkan tubuhnya disana. Matanya sudah teramat mengantuk. Hingga tak butuh waktu lama baginya untuk terlelap.
Ia sudah terbiasa tidur dimana saja, tidak ada kasur pun maka sofa ini tentu sudah sangat terasa nyaman baginya.
****
Sementara diluar, mobil yang membawa Wiratmadja beserta istri dan kedua putrinya baru saja memasuki halaman rumah.
Para pelayan pun kembali menyambut para majikannya dengan berbaris di depan pintu.
"Selamat malam Tuan Besar, Nyonya." lalu semua pelayan menundukkan kepalanya.
"Apa Morgan sudah dirumah?" Wira bertanya pada seorang kepala pelayan.
"Sudah Tuan, sepertinya Tuan Muda juga sudah tidur." Sebuah kesimpulan yang dibuat oleh kepala pelayan, karena saat ia memeriksa lantai atas, terlihat lampu dikamar tuan mudanya sudah terlihat gelap.
"Bagus." Sebuah senyum terkembang di wajah Wira lantaran putranya itu biasa pulang diatas jam 01.00 dinihari.
Semoga gadis pilihanmu itu memang benar - benar bisa membuatmu berubah.
Sementara Ayu hanya mencebik, dirinya masih tidak terima jika Morgan menikahi gadis tersebut. Lantaran ia tidak tahu siapa gadis tersebut, dan dari mana pula asalnya. Bahkan dihari pernikahan tadi, sama sekali dirinya tak melihat orang tua dari gadis itu.
"Kakak mau nunggu papa sama mama? masuk yuk kak, Luna ngantuk banget." Luna menarik tangan Emily.
Dan Emily pun menurut saja atas perlakuan adiknya.
Dirinya juga sangat lelah dan mengantuk setelah menghadiri pesta pernikahan kakaknya dan meladeni setiap orang yang menyapanya.
Dua orang pelayan mengekor di belakang mereka untuk membantu kedua gadis tersebut membersihkan diri seperti yang bi Astri lakukan pada Eylina.
Ya, kedua gadis itu memang sudah terbiasa dilayani bagai seorang putri sejak mereka masih kecil.
"Ya sudah, mama mau ke kamar dulu." Ayu meninggalkan suaminya yang masih berbicara dengan kepala pelayan tersebut. Ia berjalan menyusul kedua putrinya.
Begitulah keluarga Wira melewati malam hari ini. Mereka semua segera beristirahat setelah malam pesta pernikahan putranya yang panjang dan melelahkan.
****
Sementara di tempat lain. Seorang gadis kecil turun dari sebuah mobil mewah yang mengantarkannya dengan dijaga oleh dua orang pengawal suruhan Morgan.
Dara berjalan menyusuri jalan setapak menuju rumahnya.
Ia lalu mengetuk pintu setelah sampai tepat di depan rumahnya.
Kriiieeettt ....
Suara sebuah pintu terbuka, pintu yang sudah hampir lapuk termakan usia.
"Dara ...." Santi tersenyum bahagia melihat putrinya pulang. Ia juga melihat dua orang yang mengawal putrinya.
"Terimakasih sudah mengantarkan putri saya, Tuan." Wanita paruh baya itu menundukkan kepalanya.
"Sama - sama Nyonya, kami permisi. Selamat malam." Kedua pengawal itu kemudian menundukkan kepalanya dan dibalas senyuman oleh Santi.
Selepas kepergian dua orang tadi, gadis itu lalu mencium tangan ibunya kemudian tersenyum cerah meski matanya sudah sangat mengantuk. Ia bahagia, setelah menghadiri pesta pernikahan kakaknya.
"Kak Sista sudah pulang ya, Buk?" Dara mencoba mengintip ke dalam rumah.
"Kak Sista sudah tidur, Nak, biarkan dia beristirahat. Kasihan dia, dari tadi bantuin Ibuk."
"Iya Buk, yaudah kita masuk yuk."
Dara menggandeng ibunya dan berjalan dengan pelan - pelan agar ibunya tidak kesakitan.
"Dara seneng banget lihat kak Eylin tadi, tadi kak Eylin cantik banget pakai baju warna putih yang baguuusss banget Buk, Kak Eylin udah kayak princess yang di TV itu. Terus kak Morgan juga ganteng banget ... bla ... bla ... bla ...." mata gadis itu berbinar, wajahnya antusias menceritakan bagaimana kakaknya melangsungkan pernikahannya tadi. Dara menceritakan semua kebahagiaan yang ia lihat di wajah kakaknya dan juga kakak iparnya.
Sementara Santi hanya manggut - manggut sambil tersenyum melihat ekspresi Dara. Dia mendengarkan cerita itu hingga selesai, meski dirinya sudah melihat di TV, acara pernikahan putrinya yang ditayangkan secara langsung dan eksklusif tadi.
"Syukurlah Nak, jika pestanya berjalan dengan lancar. Semoga kakakmu bahagia dengan kehidupan barunya."
Santi mengusap punggung tangan Dara.
Sebagai seorang ibu, hanya itulah harapannya. Setelah melihat perjuangan Eylina yang tidak mudah selama ini dalam menjalani hidupnya.
"Buk, kak Morgan itu orang kaya ya? rumahnya pasti bagus. Apa kita boleh mengunjungi kak Eylin disana?" Dara bertanya dengan polosnya.
Setelah cukup lama dan merasa lelah bercerita akhirnya Dara pun tidur, begitu juga dengan Santi.
💗💗💗💗💗💗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕
𝓓𝓪𝓻𝓪 𝓹𝓸𝓵𝓸𝓼 𝓫𝓪𝓷𝓰𝓮𝓽 😅😅😅😅😅
2022-11-13
0
Kemput Suko
bagus sekali alur cerita nya ,dan akan lebih seru lagi karena ada bumbu kesirikan
2021-12-24
0
Eti
lanjut
2021-12-10
0