Dia Akan Melamar ku Bu

Dua hari setelah persetujuan perjanjiannya dengan Eylina. Morgan mengutarakan maksudnya untuk menikahi gadis pilihannya tersebut.

Hal itu tentu saja membuat Wira bahagia. Karena baginya, tidak penting siapa calon istri dari anaknya tersebut. Yang terpenting adalah putranya mau menikah dan berusaha mengemban tanggung jawab.

"Papa akan menggelar pesta yang meriah untukmu." Wira tertawa karena bahagia. Ia merangkul putra pertamanya itu.

Namun berbeda dengan Wira, Ayu tidak menyetujui pernikahan putranya tersebut lantaran merasa jika gadis yang akan dinikahi calon penerus keluarga Wiratmadja itu tidak jelas asal usulnya.

"Mana bisa semudah itu, Pa? Kita belum tahu bibit, bebet dan bobotnya!" Ayu tidak terima dengan keputusan suaminya.

"Sudahlah Ma, yang penting anak kita mau menikah." Wira melirik istrinya yang masih cemberut.

Lagipula jika dia kita nikahkan dengan Bella juga belum tentu Morgan akan bahagia. Melihat sifat Bella yang begitu posesif, gumam Wira.

"Kumohon tidak usah berdebat atas wanita pilihanku. Ini adalah kemauanku." Morgan berdiri lalu pergi ke kamarnya.

Ya, Morgan menyembunyikan identitas calon istrinya dari keluarga besarnya.

Karena baginya hal itu tidak penting. Toh ia juga hanya akan menikah secara kontrak dengan gadis itu.

Sementara Emily dan Luna hanya diam tak berani menimpali pembicaraan antara ketiga orang itu. Keduanya hanya asik menonton acara televisi.

Bagi mereka, tidak penting juga siapa yang akan dinikahi oleh kakaknya. Yang penting ia adalah gadis baik - baik dan bisa menjadi teman mereka nanti.

Emily dan Luna bukan tidak tahu jika kakaknya suka mempermainkan wanita. Oleh karena itulah mereka berharap, wanita yang akan dinikahi kakaknya bisa merubah laki - laki itu menjadi lebih baik. Tidak penting siapapun wanita itu nantinya.

Emily tahu, kakaknya tidak mungkin asal memilih.

Dan hari itu juga tanggal pernikahan telah ditetapkan. Tidak bisa ditawar lagi.

Wira pun sangat antusias dengan pernikahan putranya.

Dirinya mengira jika Morgan memang mencintai calon istrinya itu, sehingga ingin pesta pernikahannya segera digelar.

Segala keperluan pesta pun mulai disiapkan. Orang - orang andalan kini bekerja keras untuk terwujudnya pesta pernikahan penerus keluarga Wiratmadja.

Melakukan yang terbaik sesuai yang mereka bisa.

****

Sementara di tempat lain.

Disebuah rumah kecil yang sudah usang cat temboknya.

Eylina masih terisak setelah beberapa saat yang lalu menangis.

"Lin ... yang sabar ya. Lo harus bisa laluin semua ini." Sista menggenggam tangan sahabatnya untuk memberinya sedikit kekuatan.

"Gue ngerasa dunia kejam banget sama gue, Sis. Gue udah berusaha sekuat mungkin dan sekarang, gue tetep jatuh ke dalam lubang yang gue sendiri nggak tau seberapa dalamnya." Eylina menatap sayu mata sahabatnya.

"Percaya sama gue, Tuhan pasti merencanakan hal yang baik buat lo dengan segala kejadian ini. Lo hanya butuh sedikit lagi kesabaran untuk melewati semua ini." Meski ia sendiri tidak yakin dengan apa yang dikatakannya, Sista tetap harus menenangkan dan menghibur sahabatnya itu.

"Lo coba bayangin, lo harus menikah tapi hanya menikah kontrak demi kesembuhan ibu lo dan juga demi adik lo. Gimana kalau ibu tau hal itu? Gue takut Sis, gue takut ibu marah besar dan ngebenci gue nanti. Dan gimana kalau orang lain tau? Mau ditaruh dimana muka gue, Sis?" Eylina menggoyang - goyangkan bahu sahabatnya.

"Tenang aja, gue bakal jaga hal ini dari siapapun. Gue juga bakal jaga ibu lo setelah lo nikah dan dibawa tuan muda itu. Pokoknya lo tenang aja, lo cuma perlu fokus sama kehidupan lo setelah menjadi istri kontrak Tuan Morgan nanti. Lakukan yang terbaik, agar semua berjalan dengan baik, Lin." Sista menepuk bahu sahabatnya. Ia harus membuat sahabatnya itu merasa tenang.

Ia lalu membuka tasnya, mengambil sesuatu di dalam sana. Sebuah benda kecil yang ia beli kemarin.

"Nih, gue cuma bisa ngasih lo kenang - kenangan ini. Lo jangan lupa kasih kabar ke gue ataupun Dara, setelah lo nikah nanti." Sista menyerahkan sebuah ponsel mungil pada sahabatnya.

"Sista ...." Eylina memeluk erat sahabatnya, ia tak mampu berkata apa - apa lagi. Meski Sista hanya memberinya sebuah ponsel bekas yang murah. Namun hal itu sangat berarti baginya. Ia tidak tau lagi harus berterimakasih seperti apa pada sahabatnya itu.

Eylina dan Sista lalu berangkat ke rumah sakit setelah mengemas beberapa pakaian untuk dirinya dan Dara selama menunggu di rumah sakit.

Kondisi ibu Eylina memang jauh lebih baik setelah di rawat di rumah sakit milik keluarga Morgan. Ia bahkan sudah bisa bangun dan sedikit beraktivitas.

Penanganan disana bisa dibilang sangat istimewa.

Kini dirinya tinggal menunggu pendonor, lalu melakukan operasi.

****

Ceklak ....

Eylina membuka pintu tempat dimana Ibunya dirawat.

Dalam hatinya cukup senang melihat kondisi ibunya sudah membaik dari yang sebelumnya. Ya, dia memang harus senang melihat orang yang disayanginya terlihat sehat. Tak peduli bagaimana susahnya dirinya mengusahakan kesembuhan bagi ibunya.

"Ibuk ...." Eylina berjalan ke arah ibunya, lalu mencium tangannya.

"Eylin ...." Wanita paruh baya itu mengusap puncak kepala putrinya. Usapan kasih sayang yang tulus dari seorang ibu pada putrinya.

Ia tahu betul, Eylina telah bekerja keras untuknya. Hingga tak memperdulikan dirinya sendiri.

"Ibuk udah baikan?" Eylina bertanya untuk memastikan.

"Ya, Nak ... ibuk udah merasa lebih sehat sekarang. Kapan kita bisa pulang?" Mata teduh seorang ibu itu menatap putrinya.

"Sebentar lagi, Buk." Eylina tidak tahu harus berkata apa. Ia bingung harus menjelaskan dari mana.

"Ibuk sudah sehat Nak, kenapa kita tidak pulang?" Sebuah pertanyaan yang membuat kerongkongan Eylina terasa tercekik.

"Tante, jadi ... ada seorang yang berbaik hati. Yang bersedia membiayai pengobatan Tante dan juga ... mencarikan pendonor ginjal untuk Tante. Jadi Tante harus tetap disini dulu sambil menunggu pendonor itu datang." Melihat Eylina mulai memucat, Sista pun berusaha mencoba memberi penjelasan yang sedikit masuk akal.

"Siapa Nak?" Santi merupakan orang yang sangat berhati - hati. Ia tentu tak percaya begitu saja atas penjelasan dari Sista.

"Seorang yang merupakan orang terkaya di negri ini Tante. Tuan Morgan Wiratmadja, putra dari Tuan Wiratmadja. Beliau sudah lama mencintai dan menginginkan Eylina. Beliau sering minum kopi di tempat kami bekerja, Tante." Sista menjelaskan sekenanya. Ia pun juga bingung harus menjelaskan dari mana.

Sistaaa ....

Duh gimana gue jelasin ke ibuk nanti. Hiks ....

Eylina.

"Benar begitu, Nak?" Santi menatap mata Eylina. Mencoba mencari kebenaran disana.

Eylina hanya mengangguk, ia tidak tahu harus bagaimana mengatakannya. Mengangguk saja, itu lebih baik pikirnya.

"Lalu dimana dia?" Karena sejak ia terbangun, tidak nampak siapapun selain Dara.

"Dia, dia sedang banyak urusan, Buk. Dia bilang akan kesini setelah urusannya selesai. Dia juga akan melamar ku." Eylina berkata lirih di akhir kalimatnya. Membuat ibunya semakin bingung.

"Melamar mu? Lalu kenapa kau nampak tidak bahagia, Nak? Apa kau tidak menyukainya?" Santi membelai wajah putrinya yang tertunduk.

Sebagai seorang ibu, ia jelas sangat peka terhadap perasaan anaknya.

"Bukan begitu, Buk. Eylina hanya masih tidak percaya. Ada orang yang bersedia menikahi Eylin," jawabnya sekenanya. Gadis itu mencoba tersenyum.

"Semua pasti akan berjalan dengan baik, Nak. Semoga kau bahagia." Santi meraih putrinya yang duduk di depannya. Memeluk tubuh anak gadisnya dengan penuh kasih sayang.

Semoga kebahagiaan itu segera datang, Buk. Eylina.

Air mata yang sejak tadi ia tahan pun akhirnya jatuh juga.

💗💗💗💗💗💗

Happy reading semua😘

Tinggalkan jejak ya sayang

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

smoga eylin tabah mengharungi cubaan untuk dirinya..

2023-01-03

0

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝓽𝓮𝓻𝓱𝓪𝓻𝓾😭😭😭😭😭😭😭😭😭

2022-11-13

0

Tara

Tara

Omg.. Semoga bahagia in the end🌹🥰🤔🙏

2022-09-22

1

lihat semua
Episodes
1 Pengenalan Tokoh dan Prolog
2 Pertemuan Tak Terduga
3 Awal Masalah
4 Undangan Makan Malam
5 Tawaran
6 Impas
7 Lepaskan Aku
8 Tidak Ada Pilihan
9 Dia Akan Melamar ku Bu
10 Pernikahan
11 Jangan Ganggu Aku
12 Ritual Membersihkan Diri
13 Tugas (Part1)
14 Tidur di Sofa
15 Tugas (Part 2)
16 Sarapan Bersama
17 Table Manner
18 Mengunjungi Ibu (Part 1)
19 Mengunjungi Ibu (Part 2)
20 Tercyduk
21 Mimpi & Kenangan Buruk Morgan
22 Makam Alice
23 Terkilir
24 Aksi Emily
25 Room Tour (Part 1)
26 Room Tour (Part 2)
27 Makan Malam
28 Serba Salah
29 Kedatangan Bella
30 Dia Istriku
31 Bella side
32 Berdebar - debar
33 Rasa Cemburu (Part 1)
34 Rasa Cemburu (Part 2)
35 Memohon
36 Bimbang
37 Acara Peresmian
38 Pengakuan Morgan
39 Terkesan
40 Kegelisahan Diantara Keduanya
41 Serangan Ibu Mertua
42 Perasaan Sesungguhnya
43 Ungkapan Perasaan
44 Aku Mencintaimu
45 Apa Kau Menggodaku?
46 Ini Berlebihan
47 Jalan - Jalan (Part 1)
48 Jalan - Jalan (Part 2)
49 Cobalah!
50 Sista
51 Kesedihan Sista
52 Rasa Kecewa Sista
53 Keputusan Wira
54 Proses
55 Melaksanakan Tugas Dari Papa
56 Mengunjungi Sista (Part 1)
57 Mengunjungi Sista (Part 2)
58 Aku Merindukanmu
59 Dasar Keras Kepala!
60 Bakso Beranak (Part 1)
61 Bakso Beranak (Part 2)
62 Tolong aku
63 Apa Aku Dikerjai?
64 Pingsan
65 Pemeriksaan Dokter (Part 1)
66 Ke Rumah Sakit
67 Pemeriksaan Dokter (Part 2)
68 Morgan, Eylina Vs Rey
69 Mengaku
70 Gagal
71 Kedatangan Keluarga Bella
72 Gadis pilihan
73 Bodyguard Untuk Eylina
74 Seberkas Kenangan
75 Katakan Kau Mencintaiku!
76 Otak Dangkal
77 Ini Gila!
78 Bisakah Ku Pinjam Uangmu?
79 Kejutan
80 Drama Pagi
81 Peringatan
82 Taman (Part 1)
83 Taman (Part 2)
84 Sisi Lain Emily
85 Rumah Sakit
86 Meja Operasi
87 Aku Mengkhawatirkanmu
88 Pasca Operasi (Part 1)
89 Pasca Operasi (Part 2)
90 Pasca Operasi (Part 3)
91 Kedatangan Papa dan Mama
92 Akhirnya Terungkap
93 Yang Kalian Tunggu
94 Sebuah Nasehat
95 Ada Apa Dengannya?
96 Masalah
97 Taman Rumah Sakit (Part 1)
98 Taman Rumah Sakit (Part 2)
99 Gelisah
100 Gelisah (Lagi)
101 Selamat Datang
102 Spesial Rey & Sista
103 Jamuan Makan
104 Kekhawatiran Rey dan Pak Gun
105 Kemarahan Morgan
106 Waktunya Kontrol
107 Sepenggal Kenangan (Part 1)
108 Sepenggal Kenangan (Part 2)
109 Sepenggal Kenangan (Part 3)
110 Mathias
111 Mathias (Part 2)
112 Mathias (Part 3)
113 Titik Terang
114 Imbalan Untuk Mathias
115 Malam Panjang
116 Konsultasi
117 Ke Mall
118 Percakapan Mertua
119 Acara Santunan
120 Kabar Bahagia (Akhir Cerita)
121 Tamat
122 Terimakasih
123 Bonus 1
124 Bonus 2
125 Bonus 3
126 Bonus 4
127 Kabar gembira
128 Bonus 5
129 Bonus 6
130 Bonus 7
131 Author
132 Bonus 8
133 Bonus 9
134 Bonus 10 (Rey POV)
135 Bonus 11
136 Bonus 12
137 Akhir
138 Baru
139 Baru lagi
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Pengenalan Tokoh dan Prolog
2
Pertemuan Tak Terduga
3
Awal Masalah
4
Undangan Makan Malam
5
Tawaran
6
Impas
7
Lepaskan Aku
8
Tidak Ada Pilihan
9
Dia Akan Melamar ku Bu
10
Pernikahan
11
Jangan Ganggu Aku
12
Ritual Membersihkan Diri
13
Tugas (Part1)
14
Tidur di Sofa
15
Tugas (Part 2)
16
Sarapan Bersama
17
Table Manner
18
Mengunjungi Ibu (Part 1)
19
Mengunjungi Ibu (Part 2)
20
Tercyduk
21
Mimpi & Kenangan Buruk Morgan
22
Makam Alice
23
Terkilir
24
Aksi Emily
25
Room Tour (Part 1)
26
Room Tour (Part 2)
27
Makan Malam
28
Serba Salah
29
Kedatangan Bella
30
Dia Istriku
31
Bella side
32
Berdebar - debar
33
Rasa Cemburu (Part 1)
34
Rasa Cemburu (Part 2)
35
Memohon
36
Bimbang
37
Acara Peresmian
38
Pengakuan Morgan
39
Terkesan
40
Kegelisahan Diantara Keduanya
41
Serangan Ibu Mertua
42
Perasaan Sesungguhnya
43
Ungkapan Perasaan
44
Aku Mencintaimu
45
Apa Kau Menggodaku?
46
Ini Berlebihan
47
Jalan - Jalan (Part 1)
48
Jalan - Jalan (Part 2)
49
Cobalah!
50
Sista
51
Kesedihan Sista
52
Rasa Kecewa Sista
53
Keputusan Wira
54
Proses
55
Melaksanakan Tugas Dari Papa
56
Mengunjungi Sista (Part 1)
57
Mengunjungi Sista (Part 2)
58
Aku Merindukanmu
59
Dasar Keras Kepala!
60
Bakso Beranak (Part 1)
61
Bakso Beranak (Part 2)
62
Tolong aku
63
Apa Aku Dikerjai?
64
Pingsan
65
Pemeriksaan Dokter (Part 1)
66
Ke Rumah Sakit
67
Pemeriksaan Dokter (Part 2)
68
Morgan, Eylina Vs Rey
69
Mengaku
70
Gagal
71
Kedatangan Keluarga Bella
72
Gadis pilihan
73
Bodyguard Untuk Eylina
74
Seberkas Kenangan
75
Katakan Kau Mencintaiku!
76
Otak Dangkal
77
Ini Gila!
78
Bisakah Ku Pinjam Uangmu?
79
Kejutan
80
Drama Pagi
81
Peringatan
82
Taman (Part 1)
83
Taman (Part 2)
84
Sisi Lain Emily
85
Rumah Sakit
86
Meja Operasi
87
Aku Mengkhawatirkanmu
88
Pasca Operasi (Part 1)
89
Pasca Operasi (Part 2)
90
Pasca Operasi (Part 3)
91
Kedatangan Papa dan Mama
92
Akhirnya Terungkap
93
Yang Kalian Tunggu
94
Sebuah Nasehat
95
Ada Apa Dengannya?
96
Masalah
97
Taman Rumah Sakit (Part 1)
98
Taman Rumah Sakit (Part 2)
99
Gelisah
100
Gelisah (Lagi)
101
Selamat Datang
102
Spesial Rey & Sista
103
Jamuan Makan
104
Kekhawatiran Rey dan Pak Gun
105
Kemarahan Morgan
106
Waktunya Kontrol
107
Sepenggal Kenangan (Part 1)
108
Sepenggal Kenangan (Part 2)
109
Sepenggal Kenangan (Part 3)
110
Mathias
111
Mathias (Part 2)
112
Mathias (Part 3)
113
Titik Terang
114
Imbalan Untuk Mathias
115
Malam Panjang
116
Konsultasi
117
Ke Mall
118
Percakapan Mertua
119
Acara Santunan
120
Kabar Bahagia (Akhir Cerita)
121
Tamat
122
Terimakasih
123
Bonus 1
124
Bonus 2
125
Bonus 3
126
Bonus 4
127
Kabar gembira
128
Bonus 5
129
Bonus 6
130
Bonus 7
131
Author
132
Bonus 8
133
Bonus 9
134
Bonus 10 (Rey POV)
135
Bonus 11
136
Bonus 12
137
Akhir
138
Baru
139
Baru lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!