Seorang gadis kecil di kerumunan dengan duduk bawah karena terjatuh yang di bully oleh gerombolan cewek-cewek angkuh sekelas dengannya. rambut di kepang dua dengan pita merah sambil menangis, karena salah satu mereka mengejek dirinya anak pembawa sial yang mengakibatkan orang tua gadis kecil itu meninggal. semua penghuni kelas tertawa mengejek terbahak-bahak.
Gadis kecil itu, Almira Sayyida Alindra.
Saat salah satu pembully ingin melempar telur ke badannya Almira, tiba-tiba ada seseorang mencegahnya dengan memegang tangan itu dengan erat membuat si empu meringis. mata Almira membuka dan menatap seseorang itu yang lagi kesal membuat dia tersenyum menenangkan kepadanya dan sangat ajaib senyuman itu bagi seseorang itu.
Genggaman itu langsung lepas dengan kasar membuat si empu menangis kesakitan. seseorang membantu Almira untuk berdiri dan membawa pergi ke taman sekolah dengan pelan dan hati-hati. tanpa banyak bicara dia mengambil obat merah dan langsung mengobati dengan telaten.
"Udah." ujar seorang setelah menempel Handsaplast di luka Almira dan membereskan obat-obat itu.
"Makasih, Gara." ujar Almira tulus di sertai senyuman manis terpancar di wajah polosnya.
"Aku ini kakak kelas kamu, Say." kesal Kenzo menjeda dan merubah raut wajahnya, "Kenapa gak panggil aku?" tanyanya dengan mengelus puncak rambut Almira.
Almira menunduk, "Maaf." ujarnya.
"Ayok beli Lollipop, aku deh yang bayar." ajak Kenzo menyodorkan tangan di epan wajah Almira yang menunduk.
Almira dengan senang hati menerima tangan itu dengan semangat, "Ayok..." teriaknya antusias.
Mereka berlari dengan menggenggam tangan satu sama lain, perih luka Almira tidak terasa karena terlalu senang. keduanya membeli Lollipop berbagai rasa macam, lebih banyak Almira membuat Kenzo kesal dengannya dan langsung mengelitikki perut rata. keduanya tertawa bersama.
Almira yang mengingat masa-masa kecil dulu, tanpa sadar air mata menetes dari pelupuk mata. terlentang di kasur empuknya dengan memandang atap yang banyak sekali foto Ayah dan Bunda.
"Gua benci lo, Gara." teriaknya dengan isakkan tangis.
Sehabis pertemuannya sewaktu malam di cafe, Almira mengurung diri di kamar sudah dua hari ini tanpa keluar sedikitpun. meskipun Omanya menteriakki tapi tidak sama sekali keluar dari kamar. ucapan Oma yang Kenzo Suami Pilihan Oma membuatnya kesal.
Almira sudah tidak berangkat sekolah dua hari ini dan kedua temannya sudah menyuruh dirinya untuk keluar dari kamar. tapi, sia-sia belaka dan tidak dapat hasilnya.
Di dalam kamar, Almira hanya melakukan sholat, mandi, dan rebahan di kasur.
Tok... Tok... Tok...
Suara jendela di ketuk dari arah luar dan gesekkan paksa. muncullah wajah tegas, badan tegap, memakai seragam dinasnya Polisi. siapa lagi kalau bukan Kenzo Segara Samudra. Almira hanya diam di tempat duduk bawah kasur atas karpet bulu dan memandang Kenzo datar.
Kenzo menatap Almira yang memakai baju santai dengan khimar segi empat yang biasa dan mata sembab membuat dia khawatir ingin memeluknya. tapi tidak bisa.
"Say—"
"Panggil gua Almira, maka gua panggil lo Kenzo." potong Almira dengan membenarkan duduknya.
Kenzo hanya mengangguk dan diam berdiri di tempat memandang wajah yang dia rindukan selama bertahun-tahun.
"Silahkan duduk." ujar Almira sambil menepuk-nepuk tempat yang ada di sampingnya.
Kenzo yang mendapat itu sangat senang sampai ingin teriak-teriak, tapi dia tahan dan mengikuti perintah Almira yang duduk di sampingnya. sangat dekat dengannya, membuat hati Kenzo berdegup kencang sampai terdengar.
Almira terkekeh mendengar jantung Kenzo membuat Kenzo menatapnya lekat, "Biasa aja jantungnya." ujarnya.
Kenzo yang refleks langsung memegangi dadanya membuat Almira makin terkekeh dan saat tahu Kenzo menatapnya sendu membuat dia meredakannya dan memandang ke atas.
"Dulu waktu kecil, gua punya sahabat. gua sayang banget sama dia. hanya karena kesalah pahaman aja, kita pisah." ujarnya menjeda dan Kenzo langsung menatap Almira dengan rasa bersalah.
"Lo tahu, dia marah besar sama gua tanpa mendengarkan ucapan gua. gua hancur, gua udah kehilangan pahlawan berarti bagi hidup gua dan gua langsung pergi dari hidupnya. sangat enak kan? lalu, sekarang apa? dia malah kembali dan akan menjadi masa depan gua. gua sangat membenci dia, sangat." ujar Almira mengeluarkan uneg-unegnya.
"Gua selalu berdo'a kepada Allah, jangan pernah di pertemukan dengannya. tapi, do'a gua gak terkabul." lanjut Almira tanpa menatap Kenzo sama sekali.
"Lo gak tahu kan, kalau dulu gua terpuruk dan ingin menyerah menyusul Ayah sama Bunda saja." tangan almira mengepal di depan wajahnya.
Dalam hati Kenzo sangat sakit, ternyata Almira sudah membenci dirinya dan dia juga pantas mendapatkan ini.
"Gua terima perjodohan ini." ujar Almira tiba-tiba.
"Kenap—"
"Tapi, gua gak akan pernah menganggap lo sebagai suami gua. camkan itu!" jawabnya dengan memandang Kenzo penuh marah.
Kenzo diam tidak menanggapi ucapan Almira yang sangat menyakitkan baginya. dia mengingat kejadian masa lalu saat menyakiti hati Almira, membuat dirinya sangat menyesal dengan perbuatannya dulu. Kenzo ingin membalikkan waktu untuk memperbaiki perbuatannya. tapi, itu tidak mungkin.
Hening.
Itulah suasananya sekarang antara mereka. tanpa ada perbincangan membuat suasana sangat tidak enak membuat Almira menghela nafas pelan.
"Boleh gak? gua kangen sama lo." tanya Almira tiba-tiba membuat Kenzo menatapnya kaget.
"Boleh!" jawab Kenzo dengan senyuman manis yang hanya di dapatkan Almira.
Tanpa aba-aba, Almira langsung memeluk Kenzo sangat erat membuat si empu membeku di tempat. ada rasa senang di hatinya. Kenzo perlahan menaikkan kedua tangannya untuk membalas pelukan itu. tapi, "Gua benci lo, Gara. gua sangat benci." ujar Almira dengan tangis membuat kedua tangan Kenzo turun lagi.
Kenzo kira, Almira tidak membencinya. ternyata salah, Almira masih membencinya.
***
Pagi cerah menyinari cewek berseragam sekolah memakai sepeda lipat kesukaannya, berangkat sendiri tanpa kedua sahabatnya. sedikit bersenandung kecil dengan menghirup udara segar di pagi hari seperti ini.
Di tengah jalan, mata Almira saling tatap dengan polisi calon suaminya yang sedang bertugas di jalan raya. keduanya masih saling tatap dengan lekat, hingga suara berdering dari benda pipih Almira berbunyi dan memutuskan kontak mata mereka lalu mengangkat panggilan dari Danera sang sahabat.
"Assalamualaikum."
"Waalaikum salam, lo dimana hah? udah bell nih." sambungan langsung di matikan.
"APA..." teriaknya sangat kencang membuatnya menjadi pusat perhatian. "GUA TELAT, YA ALLAH." teriaknya lagi menggayuh sepeda lipatnya sangat kencang.
Kenzo yang dari tadi menatap Almira hanya geleng-geleng kepala dan dia sangat gemas dengannya. Kenzo menatap kepergian Almira dengan sendu, hingga tepukkan di bahunya membuat dia beralih menoleh mendapati sahabatnya Rio.
"Calon istri lo lucu, Ken." ujar Rio memuji membuat Kenzo tidak suka.
Kenzo menampilkan kepalan tangannya mengarah ke depan wajah tengil dari Rio yang hanya cekikikan tidak jelas. "Almira punya Kenzo." batinnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments