EMPAT

Bunyi kegaduhan di depan rumah Almira yang mewah membuat satpam berpakaian hitam keluar. kaget. itulah raut wajah satpam itu, ternyata Almira dengan sang Polisi yang tadi men-tilang dirinya dan kedua sahabatnya.

"Kamu melanggar lalu lintas lagi." tegas Polisi itu dengan menampilkan catatan di buku yang dia pegang.

"Gua pakai sepeda, bukan motor." ketus Almira memerah.

Satpam langsung menghampiri keduanya yang masih adu debat tanpa berhenti, "Non, jangan begini non sama pak Polisi." tegur Satpam itu menengahi dengan wajah meringis menatap wajah Almira yang sudah emosi.

"Gini ya paman Sat, polisi ini tilang Al. Al pakai sepeda bukan motor." ujar Almira lembut kepada satpam itu membuat polisi kaget.

"Kok beda." batin seseorang miris.

Dari arah dalam rumah Oma menatap perdebatan Almira yang mengingatkan dirinya saat muda tidak mau kalah dari siapapun, dirinya menjadi rindu dengan seseorang berharga dalam hidupnya. Oma tersenyum sendu kearah Almira dan seorang Polisi.

Oma menghampiri mereka dengan wajah anggun tenang dan menjewer telinga Almira sedikit menarik. tapi, tidak ada raut wajah kesakitan ataupun meringis. semua tidak luput dari pandangan seseorang.

"Masuk, Almira." perintah Oma kepada Almira menjeda.

"Maaf ya, pak Polisi." ujarnya dengan senyum menatap polisi tadi yang mengangguk dan ikut tersenyum.

Almira masuk dalam rumah dengan menghentakkan kakinya kesal dan menunjukkan jari tengah ke wajah polisi itu yang kaget membuat dirinya tersenyum sinis.

"Gua. Benci. Polisi." tekan Almira dengan wajah datar dan berlalu pergi begitu saja.

Polisi sangat kaget dengan dengan ucapan Almira dan Oma hanya tersenyum canggung. "Maafin cucu Oma ya." ujarnya.

Polisi hanya mengangguk dan pamit pergi meninggalkan rumah mewah tersebut. Oma meringis dengan ucapan Almira yang penuh penekanan, sangat kentara sekali membenci Polisi.

"Oma cuman mau, kamu bahagia Almira."

***

Jam menunjukkan pukul 19:00 WIB.

Oma mengetuk pintu kamar Almira yang bertuliskan Neng Almira Imut Lucu Menggemaskan dengan emot panda. Oma yang membaca itu hanya bisa geleng-geleng kepala kepada cucu laknatnya. pintu kamar dibuka sangat pelan tanpa ada suara, saat mata anggun menatap sang cucu yang masih terbaring dengan terlentang sambil mentap keatas memakai gaun dress bewarna putih.

"Almira." panggil Oma.

Almira yang mendengar panggilan lembut itu langsung merubah menjadi duduk dan menatap wanita tua yang semakin hari wajahnya keriput, tapi masih kelihatan cantik dan awet muda.

"Ayok." ajak Oma yang di jawab anggukkan kepala dari Almira.

Keduanya berjalan anggun menatap depan. Oma dengan senyuman, tapi berbeda dengan Almira yang datar tidak ekspresi. setelah beberapa menit dalam perjalanan, mereka memasuki cafe Sullians di ruangan VIP. Almira masih sama menampilkan raut wajah datar.

Sampai di tempat duduk, Almira melihat keempat paruh baya dan para remaja-remaja lain di sekeliling paruh baya itu. pandangan Almira memincing saat tidak sengaja dia melihat Nera di salah satu tempat duduk.

"NERA..." teriak Almira senang. membuat mereka menatapnya.

Ada seseorang yang hanya menampilkan senyuman kecil hingga tidak ada yang tahu, dia senang kalau Almira juga senang.

Almira memeluk Nera sangat erat, "Jangan gini bego, malu-maluin lo." bisik Nera kepada Almira sangat pelan hingga hanya mereka yang mendengar.

Almira langsung merubah tingkahnya dengan bersalaman kepada keempat paruh baya dan dia sempat melirik kearah Omanya yang menepuk dahinya malu. dia menggigit bibir bawahnya menatap mereka dan menampilkan senyum terpaksa.

"Cantik ya, anaknya Miranda." puji salah satu wanita paruh baya yang berada di samping Oma.

Almira hanya mengangguk saja duduk di samping Nera. mata Almira mengedarkan pandangan ke mereka.

Deg.

Kaget tentunya. saat mata keduanya saling tatap.

"Pak Polisi." panggil Almira tanpa sadar membuat semua mengalihkan kearahnya.

"Oh, kamu sudah tahu pekerjaannya. ciee..." goda wanita paruh baya dengan senyuman membuat Almira kikuk tak paham.

"Kenalan dulu." ujar pria paruh baya yang di jawab hanya anggukkan kepala dari keduanya.

Tangan kanan Almira disodorkan ke depannya, "Almira Sayyida Alindra." ujarnya dengan senyum paksa.

Seorang itu menerima jabatan Almira dengan sedikit gemetar gugup, "Saya, saya..." ujarnya gugup.

"Siapa sih." ujar Almira memotong ucapannya.

"Saya, Kenzo Segara Samudra, Say." ujarnya dengan tatapan sendu.

Almira mematung menatap Kenzo dengan wajah kaget, tiba-tiba air matanya menetes tanpa izin.

"Gara calon suaminya Say." sambungnya membuat jabatan tangan itu terlepas.

Almira geleng-geleng kepala tidak percaya dengan semua ini, dunia mempermainkannya lagi dengan mendatangkan orang yang dia benci di masa lalu dan malah akan menjadi masa depannya. apa-apaan ini? dia muak sama takdir yang mempermainkannya.

"Oma, apaan ini? Oma tahukan, kalau Al benci sama Gara dan profesi Polisi." ujar Almira merubah raut wajah menjadi sangat datar membuat semua kaget dengan pengakuannya.

"Oma lupa? apa yang Gara lakukan ke Al? karena kesalah paham Gara, Al hancur. Oma lupa itu?" sambungnya membuat Kenzo menunduk bersalah.

"AL BENCI SAMA GARA, AL BENCI SAMA POLISI." teriak Almira dengan derai air mata.

Tiba-tiba ada yang memeluk Almira dan saat dia menatap ternyata wanita paruh baya. "Kamu lupa sama Mama Mawar. ini Mama Mawar, sayang." ujarnya membuat Almira membalas pelukan yang sangat erat.

Mama Mawar adalah mamanya Kenzo yang dulu sangat dekat dengan Almira. Mawar mengelus khimar dengan lembut, "Maafin anak mama, sayang." ujarnya lembut.

Almira melepaskan pelukan itu dan memandang Kenzo yang sama menatapnya dengan sendu. Kenzo tahu kalau tatapan Almira saat ini sangat marah dan kecewa membuat hatinya sakit.

Almira menghapus air matanya dengan kasar, "Saya minta maaf, saya tidak terima perjodohan ini karena saya sudah mempunyai kekasih." ujarnya. sangat kentara sekali raut wajah mereka yang kaget.

Almira membungkukkan badannya, "Saya permisi." ujarnya melengang pergi.

Saat akan berada di pintu, "Almira Sayyida Alindra, berhenti!" panggil seseorang suara tinggi dengan tegas membuat si punya nama membalikkan badan.

Suara itu dari mulut Oma yang berwajah datar tanpa ekspresi membuat semua kaget dengannya. Almira tahu kalau sekarang Omanya sedang serius dan tidak mau di bantah kalau sudah memanggil nama lengkapnya. Almira menatap Omanya dengan wajah santai berbeda dengan yang lain.

"Kenzo Segara Samudra, Suami Pilihan Oma buat kamu, Almira Sayyida Alindra." tegas Oma tidak ingin di bantah.

***

Nera menarik pergelangan tangan Almira tanpa menghiraukan tatapan bingung dari mereka. mereka sampai di taman cafe itu dan duduk di kursi panjang bewarna putih tulang.

Tatapan Almira kearah bunga matahari yang sangat indah membuat hatinya sedikit tenang. Nera mengangkat sebelah tangan menuju ke bahu Almira dan langsung memeluk tubuh sahabatnya dengan mengelus bahunya.

"Gua tahu, kalau lo bisa menghadapi semua ini. lo lupa ya, kalau gua ini sepupu Gara?" ujar Nera membuat Almira melepaskan pelukan menatap Nera.

Almira menepuk kening saat dia benar-benar lupa dengan fakta itu.

"Tapi, kenapa waktu itu, lo—"

"Abang Gara mau tahu, lo masih ingat dia atau sudah lupa!" jawab Nera memotong ucapan Almira.

Almira menunduk, di benak hatinya merasakan rasa bersalah tapi ada juga rasa benci untuk dia. Almira bingung dengan semua ini.

"Gua selalu dukung apapun keputusan lo. tapi, gua berharap kalau lo gak ambil langkah salah. yang lo punya sekarang cuman Oma, apapun keputusan Oma, pasti itu yang terbaik buat lo, Almira."

Episodes
1 SATU
2 DUA
3 TIGA
4 EMPAT
5 LIMA
6 ENAM
7 TUJUH
8 DELAPAN
9 SEMBILAN
10 SEPULUH
11 SEBELAS
12 DUA BELAS
13 TIGA BELAS
14 EMPAT BELAS
15 LIMA BELAS
16 ENAM BELAS
17 TUJUH BELAS
18 DELAPAN BELAS
19 SEMBILAN BELAS
20 DUA PULUH
21 DUA PULUH SATU
22 DUA PULUH DUA
23 DUA PULUH TIGA
24 DUA PULUH EMPAT
25 DUA PULUH LIMA
26 DUA PULUH ENAM
27 DUA PULUH TUJUH
28 DUA PULUH DELAPAN
29 DUA PULUH SEMBILAN
30 TIGA PULUH
31 TIGA PULUH SATU
32 TIGA PULUH DUA
33 TIGA PULUH TIGA
34 TIGA PULUH EMPAT
35 TIGA PULUH LIMA
36 TIGA PULUH ENAM
37 TIGA PULUH TUJUH
38 TIGA PULUH DELAPAN
39 TIGA PULUH SEMBILAN
40 EMPAT PULUH
41 EMPAT PULUH SATU
42 EMPAT PULUH DUA
43 EMPAT PULUH TIGA
44 EMPAT PULUH EMPAT
45 EMPAT PULUH LIMA
46 EMPAT PULUH ENAM
47 EMPAT PULUH TUJUH
48 EMPAT PULUH DELAPAN
49 EMPAT PULUH SEMBILAN
50 LIMA PULUH
51 LIMA PULUH SATU
52 LIMA PULUH DUA
53 LIMA PULUH TIGA
54 LIMA PULUH EMPAT
55 LIMA PULUH LIMA
56 LIMA PULUH ENAM
57 LIMA PULUH TUJUH
58 LIMA PULUH DELAPAN
59 LIMA PULUH SEMBILAN
60 ENAM PULUH
61 ENAM PULUH SATU
62 ENAM PULUH DUA
63 ENAM PULUH TIGA
64 ENAM PULUH EMPAT
65 ENAM PULUH LIMA
66 ENAM PULUH ENAM
67 ENAM PULUH TUJUH
68 ENAM PULUH DELAPAN
69 ENAM PULUH SEMBILAN
70 TUJUH PULUH
71 TUJUH PULUH SATU
72 TUJUH PULUH DUA
73 TUJUH PULUH TIGA
74 TUJUH PULUH EMPAT
75 TUJUH PULUH LIMA
76 TUJUH PULUH ENAM
77 TUJUH PULUH TUJUH
78 TUJUH PULUH DELAPAN
79 TUJUH PULUH SEMBILAN
80 DELAPAN PULUH
81 DELAPAN PULUH SATU
82 DELAPAN PULUH DUA
83 DELAPAN PULUH TIGA
84 DELAPAN PULUH EMPAT
85 DELAPAN PULUH LIMA
86 DELAPAN PULUH ENAM
87 DELAPAN PULUH TUJUH
88 DELAPAN PULUH DELAPAN
89 SUAMI PILIHAN OMA
90 SEMBILAN PULUH
91 SEMBILAN PULUH SATU
92 SEMBILAN PULUH DUA
93 SEMBILAN PULUH TIGA
94 SEMBILAN PULUH EMPAT
95 SEMBILAN PULUH LIMA
96 SEMBILAN PULUH ENAM
97 SEMBILAN PULUH TUJUH
98 SEMBILAN PULUH DELAPAN
99 SEMBILAN PULUH SEMBILAN
100 SERATUS
101 SERATUS SATU
102 SERATUS DUA
103 SERATUS TIGA
104 SERATUS EMPAT
105 SERATUS LIMA
106 SERATUS ENAM
107 SERATUS TUJUH
108 SERATUS DELAPAN END
Episodes

Updated 108 Episodes

1
SATU
2
DUA
3
TIGA
4
EMPAT
5
LIMA
6
ENAM
7
TUJUH
8
DELAPAN
9
SEMBILAN
10
SEPULUH
11
SEBELAS
12
DUA BELAS
13
TIGA BELAS
14
EMPAT BELAS
15
LIMA BELAS
16
ENAM BELAS
17
TUJUH BELAS
18
DELAPAN BELAS
19
SEMBILAN BELAS
20
DUA PULUH
21
DUA PULUH SATU
22
DUA PULUH DUA
23
DUA PULUH TIGA
24
DUA PULUH EMPAT
25
DUA PULUH LIMA
26
DUA PULUH ENAM
27
DUA PULUH TUJUH
28
DUA PULUH DELAPAN
29
DUA PULUH SEMBILAN
30
TIGA PULUH
31
TIGA PULUH SATU
32
TIGA PULUH DUA
33
TIGA PULUH TIGA
34
TIGA PULUH EMPAT
35
TIGA PULUH LIMA
36
TIGA PULUH ENAM
37
TIGA PULUH TUJUH
38
TIGA PULUH DELAPAN
39
TIGA PULUH SEMBILAN
40
EMPAT PULUH
41
EMPAT PULUH SATU
42
EMPAT PULUH DUA
43
EMPAT PULUH TIGA
44
EMPAT PULUH EMPAT
45
EMPAT PULUH LIMA
46
EMPAT PULUH ENAM
47
EMPAT PULUH TUJUH
48
EMPAT PULUH DELAPAN
49
EMPAT PULUH SEMBILAN
50
LIMA PULUH
51
LIMA PULUH SATU
52
LIMA PULUH DUA
53
LIMA PULUH TIGA
54
LIMA PULUH EMPAT
55
LIMA PULUH LIMA
56
LIMA PULUH ENAM
57
LIMA PULUH TUJUH
58
LIMA PULUH DELAPAN
59
LIMA PULUH SEMBILAN
60
ENAM PULUH
61
ENAM PULUH SATU
62
ENAM PULUH DUA
63
ENAM PULUH TIGA
64
ENAM PULUH EMPAT
65
ENAM PULUH LIMA
66
ENAM PULUH ENAM
67
ENAM PULUH TUJUH
68
ENAM PULUH DELAPAN
69
ENAM PULUH SEMBILAN
70
TUJUH PULUH
71
TUJUH PULUH SATU
72
TUJUH PULUH DUA
73
TUJUH PULUH TIGA
74
TUJUH PULUH EMPAT
75
TUJUH PULUH LIMA
76
TUJUH PULUH ENAM
77
TUJUH PULUH TUJUH
78
TUJUH PULUH DELAPAN
79
TUJUH PULUH SEMBILAN
80
DELAPAN PULUH
81
DELAPAN PULUH SATU
82
DELAPAN PULUH DUA
83
DELAPAN PULUH TIGA
84
DELAPAN PULUH EMPAT
85
DELAPAN PULUH LIMA
86
DELAPAN PULUH ENAM
87
DELAPAN PULUH TUJUH
88
DELAPAN PULUH DELAPAN
89
SUAMI PILIHAN OMA
90
SEMBILAN PULUH
91
SEMBILAN PULUH SATU
92
SEMBILAN PULUH DUA
93
SEMBILAN PULUH TIGA
94
SEMBILAN PULUH EMPAT
95
SEMBILAN PULUH LIMA
96
SEMBILAN PULUH ENAM
97
SEMBILAN PULUH TUJUH
98
SEMBILAN PULUH DELAPAN
99
SEMBILAN PULUH SEMBILAN
100
SERATUS
101
SERATUS SATU
102
SERATUS DUA
103
SERATUS TIGA
104
SERATUS EMPAT
105
SERATUS LIMA
106
SERATUS ENAM
107
SERATUS TUJUH
108
SERATUS DELAPAN END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!