Dilain tempat, sang Oma menunggu di ruang tamu dengan sesekali menghela nafas. dirinya tau kalau hari semakin hari, usianya sudah makin tua. rencananya harus dilaksanakan sekarang dan tidak ada waktu lagi.
Oma sangat kesal dengan Almira yang sudah mempunyai pacar.
Suara kegaduan dari arah depan rumahnya, dia yang kepo dengan hal itu langsung berjalan keluar rumah. betapa kagetnya saat kegaduhan itu dari Almira dan Danera yang heboh. kasihan Nera yang diam melihat mereka dengan wajah jengah.
Oma langsung menjewer telinga Almira lumayan kencang dan melampiaskan kekesalannya kepada sang cucu.
"Aw! siapa sih ini, aw! gua akan lapor ke ladoo sing eh ralat, ke polis—" Almira menoleh dan berhenti bicara saat sang pelaku ialah Oma cerewetnya.
Danera mengejek Almira dengan menjulurkan lidahnya membuat si empu cemberut kesal. Oma membawa Almira ke ruang tamu yang hanya ada mereka tanpa ada maid ataupun satpam, Almira sedikit heran tapi tak dihiraukan.
Dengan santainya, kedua kaki diselojorkan dan kepala disenderkan ke kursi empuk bewarna biru. Oma hanya bisa geleng-geleng kepala melihat cucunya.
"Oma mau bicara penting sama kamu, Almira Sayyida Alindra." ujar Oma membuat Almira langsung duduk serius. bila Omanya sudah memanggil dengan nama lengkapnya, itu pasti sangat penting.
Almira mengangguk ingin mendengarkan ucapan Oma selanjutnya. Oma tahu, sebelum bicara dirinya menghembuskan nafasnya.
"Oma akan men-jodohkan kamu dengan anak dari sahabat ayah kamu." lanjutnya.
Almira menganga, dia tidak percaya dengan pengakuan Omanya. apa-apaan ini? dirinya mempunyai pacar dan sekarang bukan zaman siti nurbaya.
Almira berdiri dan menatap Oma nyalang, "Al, gak mau." ujarnya.
"Kamu tidak bisa menolaknya, Almira." ucapan Oma menjeda dan berdiri membelakangi Almira.
"Dulu, Oma dan teman Oma saling berjanji untuk menikahkan anak kami suatu saat nanti saat udah keluar. tapi, kita berdua mempunyai anak laki-laki. lalu saat kamu sama anak sahabat ayah kamu lahir, kami semua sangatlah senang dan gembira dan kalian harus menikah." ungkap Oma.
Almira hanya diam tidak menjawab apa-apa.
"Sana tidur, besok malam kita bertemu sama calon suami kamu." ujar Oma mengelus puncak rambut cucunya dan melengang pergi.
Almira langsung meluruh kebawah dengan pandangan kosong didepan, "Gua dijodohin?" tanyanya kepada dirinya sendiri.
Didalam pikiran Almira dirinya bertanya-tanya tentang perjodohan ini, dia saja belum lulus sekolah dan belum siap untukmenikah. lalu apa ini? Almira berdiri mengepalkan kedua tangan dengan wajah kesal.
Seketika senyum melebar, "Lihat saja nanti, wahai calon suami." ujarnya dengan wajah senang.
Almira berlalu ke kamar dengan senang di hatinya, ada seseorang yang dari tadi menatap dengan sendu, ada rasa sakit di hatinya melihat Almira.
Dia menghembuskan nafas kasar, "Aku akan terima kamu apa adanya, aku akan selalu menjaga kamu, Almira." ujarnya lalu melengang pergi menggunakan sepeda lipatnya meninggalkan rumah mewah itu.
Almira menatap atap kamarnya yang banyak sekali foto dirinya dengan Ayah dan Bunda saat mereka masih hidup. ada rasa kangen dalam lubuk hati dan ujung matanya berair.
"Al kangen Ayah sama Bunda." ujarnya menatap sendu.
"Kenapa kalian meninggalkan Al secepat ini?" racaunya.
"Seandainya dia gak tinggalin Al, pasti Al gak kesepian. Ayah, Bunda, dia tinggalin Al. dia jahat sama Al." ujar Almira meneteskan air mata yang tidak bisa berhenti saat mengingat dia.
Almira merubah menjadi duduk dan mengepalkan tangan kiri untuk menyalurkan kekesalan. "Lo jahat, gua benci lo." ujarnya.
Flashback On
Seorang gadis kecil bermain ayunan di taman kompleksnya, dia sendiri tidak punya teman. gadis kecil menangis karena ditinggalkan Ayah dan Bunda karena kecelakaan. tiba-tiba dia terjatuh dri ayunan gara-gara di dorong anak laki-laki, dia sangat kesal dengan anak laki-laki itu.
"Aku duluan yang main disini, kenapa kamu dorong aku?" tanya gadis itu.
"Aku mau main, kamu pergi aja." jawab laki-laki kecil yang umurnya lebih satu tahun dengan gadis kecil itu.
Gadis langsung menangis kencang membuat laki-laki tadi bingung, "Kamu kenapa? tadi sakit?" tanyanya sambil mengelus lengan gadis kecil.
"A-aku udah gak punya Ayah sama Bunda, dan aku juga gak punya teman. lalu kamu usir aku." jawab gadis kecil sesenggukan, hidung memerah, pipi yang cubby.
Laki-laki itu langsung memeluk gadis kecil, "maaf ya! kita harus berteman. nama ku Kenzo Segara Samudra, nama kamu?" ujarnya.
Gadis kecil mendongakkan kepala menatap laki-laki itu dan tersenyum melupakan nangisnya, " Aku, Almira Sayyida Atmaja. kita teman." ujarnya.
Almira dan Kenzo, mereka selalu bersama. dimana ada Almira disitu juga ada Kenzo, mereka tidak bisa dipisahkan. hingga mereka sudah kelas dua SMP ada suatu masalah menerpa mereka dan mengakibatkan persahabatan menjadi retak dan terpisah dengan jarak.
Kenzo membenci Almira membuatnya pergi darinya dan sampai sekarang Almira tidak mengetahuinya.
Flashback Off
"Gua benci lo, Gara." guman Almira menajam lalu menghela nafas dan tertidur.
***
"ALMIRA... BANGUN LO..."
Teriakan sangat nyaring membuat si punya nama terpaksa membuka mata dan keluar dari kamarnya yang masih memakai baju tidur bergambar Doraemon bewarna biru. Almira menampilkan kepalan tangannya kearah sang teriak tadi, siapa lagi kalau bukan Danera si toa.
"Cepat siap-siap." suruh Nera datar.
Almira mendengus kesal dan menuruti apayang dibilang sahabat pendiamnya.
"Oma." panggil Nera kepada Omanya Almira.
Oma mengangguk paham yang akan disampaikan sama Nera, "Nanti malam." ujarnya dan dibalas anggukkan kepala.
Danera yang berada disitu bingung. dia hanya menatap mereka dengan mulut menganga sambil menggaruk rambut yang tidak gatal. Selang beberapa menit datanglah Almira yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya dan seperti biasa sangat terlihat kecantikannya yang terpancar.
"Ayok berangkat." ajak Almira diangguki yang lainnya.
Ketiga sepeda lipat berlalu meninggalkan rumah mewah dengan canda ria dari Almira dan Danera saja, Nera hanya menyimak tanpa mengeluarkan ucapan konyol yang seperti mereka. tiba-tiba di lampu lalu lintas ada dua polisi yang berjaga untuk operasi kendaraan yang tidak mentaati aturan.
Almira langsung merubah raut wajahnya menjadi datar membuat kedua sahabatnya bingung, lalu mereka mengikuti arah pandang Almira yang menatap dua polisi dan Danera hanya ber-O ria saja. teman-temannya mengetahui kalau Almira sangat membenci polisi. tapi, tidak ada yang tahu apa alasannya.
Saat ketiganya akan melewati lampu lalu lintas itu, sepeda Danera di cegah oleh salah satu polisi dan membuat ketiga cewek terpaksa berhenti.
Polisi yang gagah, rambut hitam legam klimis, kulit yang putih, dan memakai pakaiannya rapi. membuat visualnya sangatlah sempurna bagi emak-emak yang menginginkan menantu.
Tangannya sedikit gemetar gugup karena ada yang memandang intens dan tajam, sebenarnya itu baginya lucu tapi tidak bagus untuk hatinya yang berdisko.
"Ada apa ya pak?" tanya Danera menaikkan satu alisnya.
"Kalian bertiga saya tilang." ujar polisi itu.
"HAH?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments