4. Bertemu

Di tengah perjalanan menuju ke sekolah Alif, tiba-tiba ponsel Sania berdering. Brian menghubungi nya.

"Hallo Sania....." Seru Brian.

"Hallo mas, kamu itu kemana aja sih?" Tanya Sania dengan nada emosi.

"Tadi aku ada rapat mendadak, jadi maafkan aku Sania karena aku baru bisa menghubungi mu sekarang," Jelas Brian.

"Halah....alasan aja kamu!" Ucap Sania kesal.

"Baiklah, kamu dimana? ayo sekarang kita bertemu!" Ujar Brian.

"Aku lagi mau jemput anak ku, tunggu sebentar!" Pinta Sania.

"Okay, aku akan beri tau tempat nya nanti lewat pesan yang ku kirim!"

Sania sudah menjemput Alif. Tidak pulang ke rumah, melainkan Sania malah mengantarkan Alif ke rumah kakek nenek nya.

"Alif....mamah masih ada kerjaan. Jadi kamu di rumah kakek nenek dulu ya!" Ujar Sania.

"Iya mah, lagipula sudah lama Alif tidak ke sana," Kata Alif.

Sania tersenyum, karena sebentar lagi akan bertemu Brian. Tapi sebelum itu Sania menghubungi Rama untuk memberitahu jika ia menitipkan Alif ke rumah kakek nenek nya karena ia masih ada sedikit pekerjaan.

Rama pun mengiyakan ucapan Sania dan berkata ia akan menjemput Alif nanti setelah pulang dari kantor.

Selang beberapa saat, Sania sudah mengantar Alif ke rumah kakek neneknya. Ia pun dengan cepat bergegas menuju alamat yang dikirimkan Brian. Tak jauh dari tempat yang di maksud Brian, Sania telah sampai dengan begitu cepat.Yah, sebuah apartemen mewah ditengah pusat kota.

Tak terasa hari sudah sore, dengan mata yang berkeliaran menatap suasana di basement, Sania melangkah turun dari dalam mobil. Ia sangat was-was takut jika seseorang mengetahuinya.

"Mas Briam...mengapa kita harus bertemu di tempat seperti ini?" Tanya Sania.

Brian yang semula duduk manis di sofa langsung beranjak berdiri mendekati Sania ketika Sania melontarkan pertanyaan itu. Perlahan Brian memeluk Sania dari belakang sambil tersenyum.

"Sania....mulai sekarang apartemen ini menjadi milik kita berdua. Aku sengaja membeli apartemen ini agar kita berdua mudah dalam bertemu, apalagi untuk melepas rindu," Jelas Briam. Sania tersenyum simpul.

"Hah,benarkah? tapi aku rasa ini sangat berlebihan. Bagaimana jika seseorang tahu nanti?" Ucap Sania.

"Kamu tidak usah memikirkan itu,disini sangat aman.Aku jamin tidak ada yang tahu," Kata Brian.

"Baiklah mas,aku pegang omongan mu," Tutur Sania berbalik memeluk Brian dengan mesra.

Entah apa yang ada dipikiran keduanya, padahal mereka sudah sama-sama berumah tangga.Cinta yang bersemi kembali membuat mereka semakin jauh. Sudah hampir dua bulan mereka menjalin hubungan terlarang ini.

Sambil berpelukan, Brian mencium bibir Sania dengan lembut. Membuat Sania merasakan kenyamanan setelah sekian lama tidak merasakan bibir Brian. Karena sudah terbawa nafsu, Brian pun langsung mengangkat Sania lalu menghempaskan tubuh Sania ke ranjang.

"Mas, apa yang kamu lakukan padaku?" Tanya Sania yang sebenarnya paham dengan apa yang akan Brian lakukan.

Brian tak menjawab, ia hanya tersenyum sambil membuka kancing baju nya. Sania pun menutup mata sambil tersenyum. Brian perlahan melucuti pakaian Sania, hingga keduanya sudah tidak mengenakan sehelai benang pun. Mereka pun akhirnya menikmati hubungan badan.

Beda cerita lagi dengan Rika. Dari hari ke hari, Rika semakin merasakan adanya perasaan yang tumbuh terhadap Rama. Entah mengapa perasaan itu tiba-tiba tumbuh yang jelas Rika sangat merasa nyaman ketika Rama sangat perhatian padanya.

Tapi Rika sendiri juga tahu bahwa atasannya itu sudah memiliki istri dan anak. Sebagai seorang wanita yang mempunyai hati, ia pun membuang jauh perasaan tersebut.

🥀

Tak terasa hari sudah malam. Sania dan Briam baru saja selesai membersihkan diri. Mengambil ponsel miliknya di atas meja, Sania terkejut ketika jam sudah menunjukan pukul tujuh malam.

"Hah...mas.. sudah jam segini, aku harus buru-buru pulang, pasti mas Rama dan anakku menunggu!" Seru Sania langsung memakai pakaiannya. Wanita itu lalu berlalu begitu saja.

Brian hanya tersenyum melihat k Sania. Ia juga akan pulang karena Anisa pasti juga menunggunya.

Sesampainya di rumah, Sania sebelum turun dari mobil ia memakai lipstik terlebih dahulu agar tidak terlihat pucat oleh suaminya.

Masuk ke dalam rumah, ia mendapati suaminya sedang duduk di sofa ruang tengah.

"Tumben jam segini baru pulang!" Tegur Rama dengan mata yang menatap layar laptop.

"Aku baru saja selesai tadi,"j

Jawab Sania dengan sedikit gugup. "Em....dimana Alif, apakah kamu sudah menjemputnya tadi?" Tanya Sania.

"Aku sudah ingin menjemputnya tadi, tapi Alif bilang dia ingin tidur disana. Lagian juga besok dia libur sekolah," Jelas Rama.

"Hem....baiklah,apa kau sudah makan?" Tanya lagi Sania.

"Ya,aku sudah makan." Jawabnya singkat.

"Baguslah, kalau begitu aku ingin mandi dulu!" Ucap Sania lalu melangkah menaiki anak tangga.

Rama hanya diam sambil menatap Sania.Tak biasanya Sania seperti itu, entah mengapa sikap Sania sedikit berbeda kali ini.

Selang beberapa saat Sania sudah selesai mandi.Dengan mengenakan baju tidur, ia tak lupa mengeringkan rambut nya sebentar di depan meja riasnya.Di hadapan kaca, Sania tak hentinya tersenyum-senyum sendiri mengingat belaian kasih yang di berikan Brian padanya.

Setelah rambutnya kering, ia keluar dari kamar untuk menemui Rama.

"Kamu sedang apa mas?" Tegur Sania sambil meletakan tangannya dipundak Rama.

"Ini sedikit mengerjakan tugas kantor," Jawab Rama tersenyum.

"Mau ku buatkan kopi?" Tawar Sania.

"Boleh juga."

"Em...baiklah,kalau begitu tunggu dulu!" Ujar Sania.

Sania pun melangkah ke dapur untuk membuatkan suaminya kopi.

"Ini mas!" Ucap Sania meletakkan secangkir kopi di atas meja.

"Terimakasih sayang,"

Sania kemudian duduk di samping Rama.

"Mas.....besok kamu sibuk nggak?" Tanya Sania.

"Emang ada apa?" Tanya balik Rama.

"Besok temenin aku ke mall dong kita belanja," Ucap Sania.

Rama menghela nafas.

"Aduh....Sania, bukannya aku gak mau." Ucap Rama.

"Tapi mas, sudah lama loh kita tidak pernah pergi bersama." Tukas Sania.

"Maaf sayang aku nggak bisa.Lain kali aja ya," Lirih Rama mengelus rambut Sania.

Sania bangun dari duduknya. "Mas....kenapa sih setiap aku ajak kemana kamu nggak bisa terus?kenapa mas? jangan bilang kamu sibuk dengan pekerjaan kamu!" Gerutu Sania.

"Iya Sania....akhir-akhir ini aku sibuk terus dengan pekerjaan ku.Seharusnya kamu ngertiin aku dong!" Ujar Rama.

Dengan kedua tangan melipat di dada, Sania mendesis.

"Okay....okay...baiklah, aku akan ngertiin kamu! sekarang aku mau istirahat dulu!" Sania melangkah menuju kamar dengan perasaan kesal.

Rama hanya bisa menggeleng melihat Sania yang kesal padanya.

🥀

Sementara Brian saat ini baru saja sampai dirumah. Tiara seperti biasa menyambut suaminya ketika pulang.

"Mas....tumben telat pulangnya?" Tiara bersalaman dengan suaminya lalu mengambil tas kantor Brian.

"Maaf sayang, aku ada sedikit urusan tadi." Bohong Brian.

"Oh,ya?em.....aku sudah menyiapkan makan malam untuk mu mas. Mandilah habis ini!" Titah Tiara tersenyum sambil melepaskan dasi suaminya.

"Iya sayangku." Ucap Brian sambil mengecup kening Tiara.

Tiara tidak menaruh kecurigaan sedikitpun terhadap suaminya. Karena ia sangat percaya bahwa suaminya adalah orang yang sangat setia pada pasangan. Namun siapa sangka, sedikit kecurigaan pun mulai membuat Tiara overthinking.

Pada keesokan harinya, saat Tiara ingin mencuci pakaian suaminya.Ia tak sengaja mencium baju yang kemarin Brian pakai.

Bau parfum wanita sangat melekat di baju itu.Entah milik siapa Tiara tidak tahu.Yang jelas Tiara sangat tahu jenis-jenis parfum yang dipakai oleh suaminya.

Semakin penasaran, ia terus saja berulang kali menciumi baju itu.

"Bau nya sangat asing. Sebelumnya aku tidak pernah mencium bau parfum ini dan sepertinya ini bau parfum wanita," lirih Tiara menaruh curiga.

"Apakah mas Brian?? " Tanya Tiara seorang diri. "Tidak, tidak mungkin dia seperti itu." Tiara menghembuskan nafas kasar. "Aku tidak boleh berburuk sangka, pada mas Brian."

Sarapan pagi seperti biasa, Brian sarapan dengan begitu lahap ketika Tiara menyuguhkan makanan favoritnya. Tiara yang duduk di dihadapannya sedari tadi hanya diam saja sambil menatap Brian. Meski tak ingin berburuk sangka, teka teki dipikirannya selalu saja teringat pada bau parfum wanita.

"Apakah suaminya selingkuh dengan wanita lain?"

"Sayang kenapa kamu diam saja?" Tegur Brian.

"Tidak apa-apa mas," Jawab Tiara tersenyum.

"Mas nanti siang aku sama Talisa mau pergi ke Mall," Ucap Tiara.

"Iya sayang pergi saja, kan hari ini Talisa libur sekolah." Ujar Brian.

"Papah gak ikut?" Sambung Talisa.

"Enggak sayang,soalnya hari ini papah ada kerjaan," Kata Brian.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!