3. Kesal

"Aku sudah menemui Alif, panas nya sudah turun dan sekarang dia sudah kembali tidur." Ucap Rama yang baru saja keluar dari kamar anaknya.

"Hem....baiklah kalau begitu,"

"Aku ingin mandi dulu," Ujar Rama lalu berjalan ke kamar mandi.

Selang beberapa saat, Rama sudah selesai mandi. Baru saja keluar dari kamar mandi, ia sudah dikejutkan oleh Sania yang berdiri didepan nya dengan mengenakan baju tidur seksi.

"Hah....astaga kamu mengejutkan ku!" Seru Rama menatap Sania dari atas ke bawah.

"Maaf membuat mu terkejut....." Lirih Sania kemudian merangkul Rama dari belakang.

"Sania apa yang kamu lakukan?" Tanya Rama.

"Mas......sudah lama kita tidak bermesraan. Aku sangat rindu dengan belaian mu apalagi dengan terong mu," Rayu Sania.

"Em....baiklah,aku mengerti maksudmu.Tapi jangan malam ini, sekarang aku sangat lelah sekali sayang," Kata Rama.

"Ayolah mas,apakah kamu tidak merindukan jepitan ku?" Tanya Sania sekali lagi merayu suaminya.

"Sayang.....aku paham,tapi aku mohon jangan sekarang. Aku sangat ngantuk sekali, aku ingin tidur lebih dulu. Jangan marah ya sayangku!" Ucap Rama mengecup kening istrinya.

Sania menghela nafas, terlihat wajah nya sangat begitu kesal pada Rama yang baru kali ini menolak berhubungan intim.

"Baiklah mas,tidurlah dulu,istirahat yang cukup. Aku mau ke bawah dulu untuk minum," Ujar Sania dengan memalsukan senyuman nya. Wanita itu kemudian keluar dari kamar.

Sambil menuruni tangga, Sania terus saja bergerutu di dalam hatinya. Bisa-bisanya Rama menolak ajakan dirinya.Ia melangkah ke dapur menuju ke kulkas untuk mengambil air dingin.Tiba-tiba pikiran nya tertuju pada Brian.

"Bagaimana jika aku menghubungi mas Brian saja?" Batin Sania sambil tersenyum.

Sania kembali ke atas untuk mengambil ponsel miliknya dan sekaligus memastikan jika suaminya telah tidur.

Yah,benar saja Rama sudah tidur dengan lelap.Dengan langkah pelan,Sania pun kembali kebawah.

Kring.....Kring......bunyi ponsel berdering. Brian yang baru saja ingin tidur tiba-tiba langsung mengambil ponsel yang berada diatas nakas samping ranjang nya.

"Aish....siapa yang menelpon malam-malam begini!" lirih Brian.

"Hah,Sania menelpon ku?ada apa dia menelpon ku?" Batin nya.

Brian kemudian melirik ke samping dimana istrinya sedang terlelap tidur. Ia lalu beranjak dari ranjang nya dengan sangat pelan agar istrinya tidak terbangun.

Dengan langkah pelan, Brian pun melangkah keluar dari kamar.

"Hallo Sania....." Bisik Brian.

"Hallo mas, kenapa lama sekali kamu mengangkat telpon ku?" Tanya Sania.

"Maaf Sania, istriku berada di samping ku tadi.Em.... kenapa tiba-tiba kamu menelpon ku malam-malam begini?" Tanya balik Brian.

"Entahlah mas,rasanya aku sangat rindu denganmu," Jawab Sania.

"Hah....astaga aku kira ada apa." Brian menghela nafas.

"Padahal Sania, kita baru saja bertemu siang tadi!" Ucap Brian.

"Itukan tadi siang, lagipula kita hanya bertemu sebentar kan?" Seru Sania.

"Baik....baik...sekarang apa mau mu?apakah besok kita akan menghabiskan waktu bersama sepanjang hari," Tanya Brian tersenyum.

"Um....boleh juga, baiklah, mari besok kita menghabiskan waktu bersama," Jawab Sania dengan begitu senang.

Malam berganti tugas.Keesokan paginya, seperti biasa Sania menyiapkan sarapan untuk suami dan anaknya. Pagi ini tentu saja berbeda, Sania hanya menyiapkan sepotong roti saja untuk sarapan.

Rama tiba-tiba datang dengan penampilan yang sudah rapi. Dia menghampiri ke meja makan dengan tatapan penuh heran ia memandang Sania yang sudah berpakaian bagus dan dandanan yang sedikit glamor.

"Tumben pagi-pagi dandanan mu sudah glamor?" Tanya Rama sambil menarik kursi.

"Aku hari ini ada pertemuan penting dengan klien ku mas, jadi aku berdandan seperti ini," Jawab Sania tanpa menatap ke arah Rama.

"Oh ya benarkah,"

"Em....maaf mas,hari ini aku tidak masak. Jadi kamu dan Alif sarapan dengan roti saja.Lagipula aku pikir kamu tidak akan sarapan hari ini," Kata Sania.

"Iya tidak apa-apa Sania,"

"Alif hari ini biarkan papah yang mengantar mu!" Seru Rama.

"Iya pah!" Jawab Alif. Sania hanya diam melirik.

Siang harinya, sesuai janji Sania sudah menunggu Brian di sebuah restoran. Sudah hampir setengah jam, Brian tak kunjung datang. Membuat Sania naik darah karena menunggu lama.

Wanita itu berulang kali menghubungi Briam namun tidak ada jawaban sama sekali. Dengan perasaan yang kesal ia pun melangkah pergi meninggalkan restoran tersebut.

Namun baru saja melangkah beberapa langkah, Sania tiba-tiba tak sengaja menabrak bahu seorang wanita.Yah, wanita itu adalah Tiara yang sedang bersama teman-temannya.

"Aduh mba,astaga maafin saya!" Seru Sania.

"Duh....nggak apa-apa mba,...." Kata Tiara sambil tersenyum.

"Lho....Sania ya?" Tanya salah satu teman Tiara yang juga berteman dengan Sania.

"Sinta, kok kamu ada disini?" Tanya balik Sania.

"Lho, kalian saling kenal ya?" Sambung Tiara.

"Ah iya Tiara, Sania ini juga teman aku dari dulu," Ucap Sinta.

"Kenalin namaku Sania...." Sambil mengulurkan tangan pada Tiara.

"Hai....kenalin juga namaku Tiara,"

"Sania kamu mau kemana? lagi nggak sibuk kan?" Tanya Sinta.

"Em....nggak sibuk sih, emang ada apa?"

"Kalau gitu ayo nongkrong dulu bareng Tiara. Hitung-hitung biar kalian bisa jadi teman akrab," Ujar Sinta.

"Boleh juga......ayok..." Kata Tiara. tersenyum.

"Em....tapi Sin....aku...aku...."

"Udah ayo...." Sinta langsung meraih lengan Sania.

Mereka bertiga pun duduk di restoran yang baru saja Sania duduki tadi.Tak butuh waktu lama,Sania dan Tiara sudah terlihat seperti teman dekat. Sifat keduanya yang Humble dan supel membuat mereka mudah akrab satu sama lain.

"Sania kamu kerja apa?" Tanya Tiara.

"Aku seorang Desainer!" Jawab Sania. "Em kalau kamu sendiri kerja apa?" Tanya balik Sania.

"Aku cuma ibu rumah tangga saja," Jawab Tiara yang tak ingin sombong di depan Sania.

"Kalian gak nanya aku kerja apa?" Sambung Sinta.

"Ha....aku kan udah tau pekerjaan kamu apa," Ujar Sania. Membuat Tiara tersenyum tipis.

Sudah hampir satu jam mereka duduk, Tiara melirik ke jam yang melingkar di tangan nya.Ternyata jam sudah menunjukkan pukul satu siang, dimana Tiara harus menjemput putrinya.

"Sinta, Sania....maaf aku harus pergi duluan. Aku mau jemput Talisa, kasihan dia pasti udah nunggu aku!" Seru Tiara bangun dari duduknya.

"Oh iya kalau begitu silahkan. Hati-hati dijalan ya!" Ujar Sinta. Tiara lalu berjalan cepat meninggalkan restoran tersebut.

"Hah.....dia mau jemput siapa?" Tanya Sania pada Sinta.

"Oh ya San, Tiara itu sama seperti kamu. Dia sudah bersuami dan sudah mempunyai anak. Kayaknya anak nya seusia anak mu deh!" Jelas Sinta.

"Oh gitu,hah! astaga aku juga lupa, aku harus jemput Alif soalnya supir aku lagi meliburkan diri sekarang." Ucap Sania langsung beranjak dari kursinya.

"Its okay, hati-hati dijalan!" Seru Sinta.

"Hem....mereka yang sudah menikah sekarang sibuk mengurus suami dan anaknya. Aish.... kapan aku akan menikah!" Lirih Sinta menghembuskan nafas kasar lalu menyeruput minuman nya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!