Ketika Kesetiaanku Dipertanyakan
Rumah yang bercat kuning itu, dengan desain interior yang minimalis tapi tidak meninggalkan kesan moderennya sudah berdiri kokoh hingga 30 tahun lebih.
Hyuna baru saja sampai di depan rumahnya, Rumah yang tempat Dia dibesarkan dan langsung memasukkan mobil kesayangannya ke dalam garasi rumahnya. Hyuna merasa hari ini cukup melelahkan karena harus menyelesaikan banyaknya tumpukan dokumen yang harus dia selesaikan.
Hyuna mematikan mesin mobilnya dan turun dari mobilnya tersebut. Di rumah itu lah Hyuna dibesarkan dengan penuh kasih sayang yang tulus yang dia dapatkan dari ke dua orang tuanya terutama dari Kakeknya, Tuan Brawijaya.
Tuan Brawijaya sangat menyayangi Hyuna dengan setulus hatinya bahkan sangat memanjakan cucunya itu. Hyuna sejak kecil tidak pernah menentang atau pun melanggar aturan atau keputusan yang dibuat oleh Kakeknya. Karena itu lah dirinya sangat disayangi oleh Pak Brawijaya.
Pak Brawijaya adalah pensiunan tentara sehingga didikan yang diterima oleh Hyuna pun sangat lah disiplin dan mandiri. Hyuna bangga dibesarkan dan diasuh oleh Kakeknya tersebut. Tanpa Kakeknya lah Hyuna tidak akan seperti sekarang ini.
Karena itu lah saat dirinya mendengar berita tentang perjodohannya tanpa banyak pikir Hyuna menyetujui hal tersebut walaupun Dia belum pernah melihat sosok calon suaminya itu
Hyuna sedikit pun tidak membantah permintaan dan keputusan yang telah dipilihkan untuknya jodoh yang sudah diatur oleh mereka.
Dengan bismillah Hyuna memantapkan hati dan perasaannya untuk menerima perjodohan itu. Kakeknya pun sangat bahagia disaat Hyuna mengiyakan dan setuju dengan pernikahannya yang hanya tersisa dua minggu dari sekarang.
"Ya Allah jika ini yang terbaik untuk kehidupanku maka ikhlaskan hati ini untuk menerima dan menjalankan amanah dari Kakek."
Hyuna sudah terduduk di ujung ranjangnya sambil memikirkan keputusan bulat yang sudah dia ambil.
Hyuna tidak ingin menghancurkan kebahagiaan yang terpancar dari ke dua orang tuanya dan juga Kakeknya. Walau pun sebenarnya Hyuna hanya lah anak angkat di dalam keluarga besar Tuan Besar Brawijaya.
Tok... Tok..
Suara ketukan pintunya membuyarkan lamunannya. Hyuna bergegas berdiri dan beranjak dari duduknya. Hyuna terlebih dahulu merapikan pakaiannya bercermin sekilas untuk melihat wajahnya yang sembab itu setelah menangis.
"Hyuna apa Kamu sudah tidur nak?" tanya Kakeknya yang ternyata beliau yang telah mengetuk pintu kamarnya Hyuna sedari tadi.
"Belum kek, tunggu Hyuna bukakan pintunya," jawab Hyuna dari arah dalam kamarnya.
Hyuna memegang gagang pintu dan bersiap untuk memutar kenop pintunya. Wajah tua dan beberapa guratan keriput di wajahnya pertanda jika usia beliau sudah memasuki usia senja.
Hyuna langsung tersenyum manis ke arah Kakeknya agar Kakeknya tidak mengetahui jika dirinya barusan menangis tersedu-sedu.
"Masuk Kek," titahnya.
Pak Brawijaya masuk ke dalam kamarnya Hyuna, lalu berjalan ke sudut ruangan kamar yang ada kursinya pas di dekat jendela. Pak Brawijaya menatap lekat wajah cucu angkatnya.
Beliau merasa bangga dan tidak sia-sia beliau didik dengan sangat keras dan disiplin, karena selama ini Hyuna tidak pernah membantah sedikit pun perkataannya.
"Kakek baik-baik saja kan?" tanya Hyuna yang melihat ke arah wajah Kakeknya seperti ada sesuatu beban fikiran yang dipikirkan oleh Kakeknya tersebut. Hyuna memegang dengan lembut dan penuh kasih sayang tangan yang mulai keriput itu.
"Kakek apa baik-baik saja? sepertinya ada yang mengganjal dipikiran Kakek," ujarnya sambil menatap ke arah dalam ke dua bola matanya.
Pak Brawijaya hanya tersenyum menanggapinya pertanyaan dari cucu kesayangannya itu. perhatian lebih terhadap sering dicurahkan oleh Pak Brawijaya menimbulkan kecemburuan dari Diandra.
"Maafkan Kakek jika, harus memaksakan kehendak Kakek nak, Kakek ingin melihat Kamu bahagia di sisa waktu dan Hidupnya Kakek, apa Kamu keberatan jika Kakek jodohkan kamu dengan anak dari temannya Kakek?" tanya kakeknya sambil memegang tongkatnya yang selalu setia menemaninya.
"Hyuna sama sekali tidak keberatan Kakek, insya Allah, Hyuna siap menikah dengan pria pilihan Kakek," jawabnya dengan suara yang lemah lembut.
"Tapi, nak ini adalah hidup Kamu, Kamu bisa Kok menolak pernikahan kalian sebelum akad nikahnya, Kakek ridho dengan keputusan Kamu," terang Kakeknya.
Hyuna memandang penuh rasa kasih sayang dan cinta kasih kepada Kakeknya. dengan tatapan mata yang teduh menyejukkan hati. Hyuna menggelengkan kepalanya tanda dia tidak setuju dengan permintaan dari Kakeknya.
"Kakek Hyuna tidak ingin membatalkan pernikahan ini, Hyuna siap menikah dengan pria manapun yang kakek kehendaki, Hyuna sama sekali tidak pernah merasa terbebani sedikit pun jadi Kakek, Hyuna minta tolong jangan sesekali mengatakan perkataan itu lagi," jelasnya lagi.
Pak Brawijaya memeluk tubuh cucunya dan tubuhnya bergetar menahan tangisnya sehingga Hyuna mengeratkan pelukannya.
Takdir tak pernah bertanya sedalam apa kau mencinta seseorang. Maka jika dia milikmu, Ia tak akan memilih orang lain selain dirimu.
Mampir baca novel baru aku judulnya "Terpaksa Menjadi Orang ketiga"
give away kecil-kecilan khusus pembaca yang rajin" Caranya hanya baca, Like dan komentar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Rapunzel🌹
Yg di takdirkan menjadi milikmu, akan tetap menjadi milikmu
2023-07-14
0
Rosa Linda
Hyuna wanita yang kuat
2023-01-25
0
Susi Susi
suka
2023-01-14
0