Bersekongkol

Umi mulai curiga. Gerdy rajin sekali keluar malam. Bahkan pernah ayam berkokok baru pulang. Dikasih kebebasan malah kebablasan.

Wisnu yang dipercaya untuk mengawal pun mulai meragukan. Setiap kali ditanya, jawabannya itu-itu saja: "Umi kan tahu si kakak orangnya begitu. Dia lebih suka mendengar ceramah kyai daripada ceramah Umi."

"Masa tiap malam?" selidik Umi dengan sinar mata menusuk.

"Tablighnya tiap malam."

"Minggu ini cuma tiga."

"Di kelurahan sebelah."

Umi terbelalak. "Kalian pergi sejauh itu?"

"Kan bawa mobil."

Tapi Umi tetap sangsi. Gerdy bisa dimengerti suka pengajian. Anak itu rajin ke masjid. Tapi Wisnu sejak kapan suka tabligh? Biarpun cuma mengantar? Shalat saja menunggu perintah ayahnya!

"Anakmu mencurigakan," lapor Umi pada suaminya sambil duduk bersandar di tempat tidur.

"Mencurigakan bagaimana?" tanya Abi acuh tak acuh. Dia sedang menonton wayang golek di televisi daerah.

"Rasanya kok aneh? Tak bosan-bosannya mendengarkan siraman rohani tiap malam. Padahal ustadznya itu-itu juga, temanya itu-itu juga."

"Dan jamaahnya itu-itu juga," sambung Abi. "Seperti wayang golek ini, dalangnya itu-itu juga, ceritanya itu-itu juga. Nyatanya aku tetap suka. Apanya yang aneh?"

"Wisnu loh, Abi. Sejak kapan mau pergi sama kakaknya? Menghadiri tabligh lagi. Biasanya lihat undangan pengajian remaja saja pura-pura buta huruf."

"Mereka akur curiga. Berantem salah. Mau kamu apa?"

"Abi jangan terlalu percaya sama mereka," gerutu Umi dongkol. "Mereka bisa saja berkhianat."

"Maksudnya?"

"Gerdy memanfaatkan kepercayaan yang diberikan untuk pacaran sama si Betadine!"

"Memangnya kenapa?"

"Pakai tanya lagi! Abi tahu gadis macam apa dia!"

"Kulihat Nadine orangnya baik, ramah, sopan." 

"Memang itu senjata cewek matre!"

"Apa itu matre?"

"Makanya sekali-sekali nonton sinetron!" geram Umi gemas. "Jangan nonton wayang golek melulu!  Cewek matre saja tidak tahu!"

"Yang tahu bisanya cuma menghina yang tidak tahu," balik Abi. "Jablai."

"Enak saja bilang aku jablai!" protes Umi sengit. Seumur-umur baru kali ini suaminya berani melecehkan dirinya. "Abi sendiri kurang perhatian! Siang sibuk di perkebunan! Malam nonton wayang golek! Kapan waktunya untuk aku? Malam ini ada jadwal pura-pura lupa!"

Abi menatap heran. "Apaan lagi ngomel-ngomel? Itu ada iklan benih ikan air tawar di televisi, namanya jabang lais, disingkat jablai."

Bara api di dalam bola mata Umi langsung padam laksana tersiram air. Ternyata salah sambung.

"Kirain...," ucap Umi dengan wajah meranum.

"Menurut sinetron, jablai itu apa?"

Umi balik bertanya seolah ingin menghindari pertanyaan itu, "Jadi Abi setuju punya calon menantu si Betadine?"

"Kamu ini bagaimana? Anak kita ingin jadi sarjana. Biarkan dia menyelesaikan kuliahnya dulu."

Barangkali suaminya benar. Terlalu dini membicarakan hal itu. Siapa tahu Gerdy sudah punya calon di Bandung yang akan diperkenalkan saat wisuda nanti.

Umi sudah hampir melupakan masalah itu kalau seorang buruh perkebunan tidak kelepasan omong. Saat itu dia sedang mengontrol mereka panen apel hitam.

"Barangkali sebentar lagi ya, Nyonya?" cetus Imas. "Gak nyangka besanan sama orang sini juga."

Umi bengong. "Besanan? Siapa yang mau kawin? Anakmu yang masih bau dot itu?"

"Ah, Nyonya suka pura-pura."

"Jangan membuatku bingung, Imas."

"Sudahlah, lupakan saja."

"Kalau kamu suruh aku melupakannya, maka aku juga akan melupakan upahmu hari ini."

"Belakangan ini Tuan Muda dan Non Nadine makin lengket saja," jawab Imas takut-takut. "Tetangga saya sering melihat mereka nongkrong di kafe."

Hampir melompat ke luar bola mata Umi. Jadi kecurigaannya benar? Gerdy dan adiknya bersekongkol? Kurang ajar!

"Masih sekolah sudah pandai berbohong!" Wisnu adalah orang pertama yang kena semprot ibunya. "Bagaimana kalau sudah jadi orang? Mau membohongi masyarakat?!"

Celaka, keluh Wisnu dalam hati. Siapa pula yang membocorkan konspirasi ini? Usil amat sama urusan orang!

"Bilangnya pergi ke tabligh akbar! Tidak tahunya nongkrong di kafe! Bikin acara sendiri-sendiri! Kamu pasti dugem sama pacarmu!"

"Sesekali boleh dong, Umi."

"Dua minggu berturut-turut kamu bilang sesekali?" belalak Umi geram. "Adik dan kakak sama saja! Brengsek semua! Sini kuncinya!"

"Kunci apa?" tanya Wisnu heran. "Kunci surga?"

"Kunci mobil sama motor! Cepat!"

"Buat apa?"

"Jangan banyak tanya! Apa perlu ATM mu juga diblokir?"

Terpaksa Wisnu mengeluarkan kunci motor dari saku celana dan langsung dirampas oleh ibunya.

"Yang lain mana?"

"Di kamar."

"Cepat ambil!" perintah Umi bengis.

Kiamat. Dengan lesu Wisnu bangkit dari sofa. Alamat ribut sama pacar. Besok mereka janjian pergi ke Anyer.

Nuke sudah sering dibohongi. Sekalinya benar tidak ada acara dengan anak motor, ada masalah sama ibunya. Dia pasti tidak percaya kalau semua kendaraannya disita.

Wisnu sedang mendorong motor sport dari halaman saat Gerdy muncul. Dia baru pulang dari rumah Nadine membicarakan acara tahun baru.

"Cepetan kabur!" kata Wisnu. "Sindikat kita terbongkar!"

"Maksudnya?"

Wisnu tidak sempat menjawab, sang ratu murka sudah keburu muncul dari dalam rumah.

"Ke mari kamu!" Suara Umi terdengar mengguntur.

"Selamat berjuang, Kak," bisik Wisnu separuh meledek.

Gerdy tenang-tenang saja menghampiri. Dia sudah siap menanggung risikonya. Kapan-kapan persekongkolan mereka pasti terbongkar.

"Kamu ingin membuat malu keluarga kita?" bentak ibunya menggelegar. "Berapa kali aku bilang! Jangan bergaul dengan gadis benalu itu!"

"Hubunganku biasa-biasa saja, Umi," sahut Gerdy tenang. "Tidak pernah berbuat macam-macam."

"Tapi sudah jadi macam-macam bagi penduduk! Jadi gunjingan! Mau ditaruh di mana muka Umi?"

"Aku bisa jaga diri."

"Tapi tidak bisa menjaga cintamu dari rayuan busuk gadis itu! Buka mata lebar-lebar! Orang bodoh saja bisa membedakan! Masa kamu tidak?"

Gerdy menarik nafas lambat-lambat. Kalau ibunya melarang hubungan mereka dengan alasan yang bisa diterima, detik ini juga dia meninggalkan pacarnya. Umi tidak adil, menghakimi Nadine karena keburukan ayahnya.

"Cari pacar itu lihat dulu bibit, bebet, dan bobotnya!" geram Umi sengit. "Jangan main caplok kayak kodok!"

"Sudah bukan jamannya, Umi."

"Lalu yang lagi jamannya kayak si Katrin?" Wajah Umi membentuk lautan cemooh. "Jadi istri kontrak karena kepingin kaya?"

"Dia dipaksa orang tua."

"Apa bedanya? Akhirnya dia menikmati juga! Hidup foya-foya! Dulu berapa kali mencoba bunuh diri! Bolak-balik ke rumah pacarnya minta perlindungan! Gadis yang begitu lugu saja demikian drastis perubahannya! Apalagi si Betadine yang pergaulannya sangat liar!"

"Jangan hukum Nadine karena dosa keluarganya, Umi," tegur Gerdy sabar. "Lihatlah kepribadiannya sendiri, itu yang membuat Umi jadi orang bijaksana."

Umi jadi curiga. Jangan-jangan anaknya kena guna-guna. Dulu dia penurut. Tak pernah membantah orang tua, apalagi menceramahi. Tapi setelah bergaul dengan gadis itu, tiba-tiba saja jadi seorang pemberontak!

***

"Abi harus menegur anak sulung kita," kata Umi kepada suaminya. "Sekali-sekali kasih pelajaran."

"Kan sudah dari dosennya." Abi menguap jemu. Dia baru pulang dari perkebunan. Keringat saja belum kering dari siraman udara sejuk kamar tidur. Tapi sudah disuguhi omongan macam-macam. "Pelajaran apa lagi?"

"Maksudnya dikasih wejangan!"

"Kan sering sama Umi?"

"Dia berani membangkang."

"Karena terlalu sering dinasehati. Apapun kalau terlalu tidak baik."

"Wajar kan? Orang tua mana yang mau anaknya terjerumus? Punya menantu bejat?"

"Anak milenial tidak butuh nasehat. Butuh teladan. Figur."

"Kok jadi menceramahi Umi?"

"Sudahlah, aku mau istirahat. Kalau cuma soal hubungan anak kita sama anaknya Pak Marwan, simpan saja buat kapan-kapan. Bosan."

Episodes
1 Crazy Rich
2 Catatan Masa Lalu
3 Seleret Kecewa
4 Dawa Cinta
5 Nyanyian Rindu
6 Bersekongkol
7 Taktik Jitu
8 Terukir Janji
9 Pak Kyai
10 Mie Keramat
11 Tetaplah Mencintaiku
12 Calon Tak Diduga
13 Kehidupan Terasa Runtuh
14 Hari Semakin Berat
15 Calon Menantu Idaman
16 Perjodohan Berbahaya
17 Kesucian Cinta (1)
18 Kesucian Cinta (2)
19 Sang Dajjal
20 Keagungan Cinta
21 Terhina
22 Menghapus Cerita Cinta
23 Tanda Mata Terakhir
24 Retak
25 Menjemput Cinta
26 Kerinduan
27 Kekasih Terindah
28 Berlibur
29 Karma
30 Mumet
31 Ingin Berhenti Selamanya
32 Hargai Cinta Kami
33 Cemburu Selalu Ada
34 Bersembunyi
35 Stres Berat
36 Jual Mahal
37 Janjiku
38 Atas Nama Cinta
39 Mahligai Mulia
40 Lembaran Baru
41 Sudah Tiba Waktunya
42 Saling Terbuka
43 Jemu
44 Istri Binal
45 Keluarga Astaga
46 Ibu CEO
47 Terjebak
48 Biarkan Saja
49 Salah Aku Juga
50 Solusi Jitu
51 Menengok Bayi
52 Bukan Resep Dokter
53 Keagungan Cinta
54 Sumpah Masih Waras
55 Jatuh di Permadani
56 Kencan Terakhir
57 Suami Beruntung
58 Dunia Panggung Pura-pura
59 Karena Cinta
60 Suami Tersayang
61 Gubuk Surga
62 Kemewahan Cinta
63 Nyonya Muda
64 Gara-gara Mandi Basah
65 Hati Seorang Istri
66 Demi Mertua
67 Bukan Menantu Pilihan
68 Pendopo Kenangan
69 Datuk Meninggi
70 Detik-detik Menentukan
71 Perjuangan Calon Ibu
72 Geger
73 Menanti
74 Lupakanlah Hari Kemarin
75 Pagi Kelabu
76 Dicoret Dari Silsilah Keluarga
77 Berlaku Untuk Selamanya
78 Tidak Mungkin Diblokir
79 Saat-saat Paceklik
80 Cuma Untuk Masa Depan
81 Mimpi Unik
82 Pertengkaran Antara Dua Wanita
83 Jadi Begini Akhirnya
84 Sudah Empat Puluh Hari
85 Hidupku Adalah Hidupmu
86 Hidup Tidak Cukup Berbekal Cinta
87 Momen Spesial
88 Karena Takdir
89 Hadiah Istimewa
90 Kuda Pacu
91 Barang Bukti
92 Kok Jadi Begini
93 Setiamu Padaku
94 Tidak Akan Berhenti Cemburu
95 Jadi Orang Biasa
96 Tak Semudah Yang Diperkirakan
97 Kemesraan Yang Tak Terlupakan
98 Kesetiaan Cinta
99 Jangan Kau Berikan
100 Senandung Duka
101 Sesuka-sukanya
102 Tidak Ingin Meratapi Cinta
103 Biarlah Aku Pergi
104 Di Sinilah Kehadirannya Diakui
105 Adakah Luka Yang Lebih Dalam
106 Bagai Angin Malam
107 Sakit Hati
108 Betapa Besar Hargamu Di Mataku
109 Secangkir Tuba
110 Inikah Yang Dinamakan Cinta
111 Tetap Jadi Permata
112 Semoga Masih Diberi Waktu
113 Janji Suci
114 Kiamat Masih Jauh
115 Menggapai Mimpi
116 Adakah Kesetiaan
117 Benang-benang Cinta
118 Cintaku Tidak Pernah Mati
119 Ingin Kembali Ke Masa Lalu
120 Di Sini Kita Pernah Berjanji
121 Cinta Sejati
122 Cintaku Hanya Milik Masa Lalu
123 Semakin Ketat Mengikat
124 Bilur-bilur Cinta
125 Sepotong Cinta Untukmu
126 Matahari Bersinar Lagi
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Crazy Rich
2
Catatan Masa Lalu
3
Seleret Kecewa
4
Dawa Cinta
5
Nyanyian Rindu
6
Bersekongkol
7
Taktik Jitu
8
Terukir Janji
9
Pak Kyai
10
Mie Keramat
11
Tetaplah Mencintaiku
12
Calon Tak Diduga
13
Kehidupan Terasa Runtuh
14
Hari Semakin Berat
15
Calon Menantu Idaman
16
Perjodohan Berbahaya
17
Kesucian Cinta (1)
18
Kesucian Cinta (2)
19
Sang Dajjal
20
Keagungan Cinta
21
Terhina
22
Menghapus Cerita Cinta
23
Tanda Mata Terakhir
24
Retak
25
Menjemput Cinta
26
Kerinduan
27
Kekasih Terindah
28
Berlibur
29
Karma
30
Mumet
31
Ingin Berhenti Selamanya
32
Hargai Cinta Kami
33
Cemburu Selalu Ada
34
Bersembunyi
35
Stres Berat
36
Jual Mahal
37
Janjiku
38
Atas Nama Cinta
39
Mahligai Mulia
40
Lembaran Baru
41
Sudah Tiba Waktunya
42
Saling Terbuka
43
Jemu
44
Istri Binal
45
Keluarga Astaga
46
Ibu CEO
47
Terjebak
48
Biarkan Saja
49
Salah Aku Juga
50
Solusi Jitu
51
Menengok Bayi
52
Bukan Resep Dokter
53
Keagungan Cinta
54
Sumpah Masih Waras
55
Jatuh di Permadani
56
Kencan Terakhir
57
Suami Beruntung
58
Dunia Panggung Pura-pura
59
Karena Cinta
60
Suami Tersayang
61
Gubuk Surga
62
Kemewahan Cinta
63
Nyonya Muda
64
Gara-gara Mandi Basah
65
Hati Seorang Istri
66
Demi Mertua
67
Bukan Menantu Pilihan
68
Pendopo Kenangan
69
Datuk Meninggi
70
Detik-detik Menentukan
71
Perjuangan Calon Ibu
72
Geger
73
Menanti
74
Lupakanlah Hari Kemarin
75
Pagi Kelabu
76
Dicoret Dari Silsilah Keluarga
77
Berlaku Untuk Selamanya
78
Tidak Mungkin Diblokir
79
Saat-saat Paceklik
80
Cuma Untuk Masa Depan
81
Mimpi Unik
82
Pertengkaran Antara Dua Wanita
83
Jadi Begini Akhirnya
84
Sudah Empat Puluh Hari
85
Hidupku Adalah Hidupmu
86
Hidup Tidak Cukup Berbekal Cinta
87
Momen Spesial
88
Karena Takdir
89
Hadiah Istimewa
90
Kuda Pacu
91
Barang Bukti
92
Kok Jadi Begini
93
Setiamu Padaku
94
Tidak Akan Berhenti Cemburu
95
Jadi Orang Biasa
96
Tak Semudah Yang Diperkirakan
97
Kemesraan Yang Tak Terlupakan
98
Kesetiaan Cinta
99
Jangan Kau Berikan
100
Senandung Duka
101
Sesuka-sukanya
102
Tidak Ingin Meratapi Cinta
103
Biarlah Aku Pergi
104
Di Sinilah Kehadirannya Diakui
105
Adakah Luka Yang Lebih Dalam
106
Bagai Angin Malam
107
Sakit Hati
108
Betapa Besar Hargamu Di Mataku
109
Secangkir Tuba
110
Inikah Yang Dinamakan Cinta
111
Tetap Jadi Permata
112
Semoga Masih Diberi Waktu
113
Janji Suci
114
Kiamat Masih Jauh
115
Menggapai Mimpi
116
Adakah Kesetiaan
117
Benang-benang Cinta
118
Cintaku Tidak Pernah Mati
119
Ingin Kembali Ke Masa Lalu
120
Di Sini Kita Pernah Berjanji
121
Cinta Sejati
122
Cintaku Hanya Milik Masa Lalu
123
Semakin Ketat Mengikat
124
Bilur-bilur Cinta
125
Sepotong Cinta Untukmu
126
Matahari Bersinar Lagi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!