Dunia baru

Kondisi tempat kos Ricki sangat jauh berbeda dengan kamar kos Miranda, kamar Ricki menggunakan kasur single tipis yang terletak di lantai, sebuah lemari plastik untuk menyimpan pakaian, dan meja plastik juga satu kursi untuk belajar.

Miranda duduk di samping pintu dengan kondisi kamar terbuka, setelah mempersilahkan tamunya duduk, Ricki meletakkan ransel di atas lemari plastik, kemudian masuk ke kamar mandi, terdengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi, kemudian pemuda itu keluar sambil mengelap wajahnya yang basah dengan handuk kecil.

"Beginilah kondisi kamar anak kuliahan," ucap Ricki sambil terkekeh.

"Lumayan, yang penting bisa tidur dan belajar," sahut Miranda.

Ricki menghidupkan kipas angin agar sirkulasi udara di kamarnya berganti, sudah seminggu kamar ini ia tinggalkan aroma apek sedikit mengganggu saat pertama kali mereka tiba.

"Kamu lapar, Mir?" tanya Ricki, dijawab anggukan oleh Miranda.

Ricki mengeluarkan bungkusan yang ia bawa dari kampung dari ranselnya, aroma gurih menyeruak saat pemuda itu membuka bungkusan itu di depan Miranda, dendeng kering terlihat begitu menggoda membuat Miranda menelan ludah dan perutnya tiba-tiba meronta.

"Tunggu sebentar ya, aku beli nasi sama minum dulu, nih cicipin dendeng buatan ibuku." Ricki bergegas keluar meninggalkan Miranda sendirian.

Berlari kecil ke warung yang tak jauh dari tempat kosnya untuk membeli nasi, setelah memesan nasi dua bungkus, air mineral dan rokok, pemuda itu kembali ke kamarnya.

"Kok gak dimakan?" tegur Ricki melihat dendeng di depan Miranda masih utuh.

"Nunggu tuan rumah, masa iya aku makan sendirian," sahut Miranda sambil tersenyum.

Ricki menggelar koran bekas sebagai alas mereka makan, kemudian membuka dua bungkus nasi, sebelum makan dia menyiapkan gelas steroform untuk menuang air minum.

"Yuk makan, tadi sama si teteh ditambahin sambal padahal aku beli nasi doang, katanya mana enak makan dendeng nggak pakai sambal," terang Ricki menirukan gaya si penjual nasi, sambil membawa semangkuk air untuk mencuci tangan.

Keduanya menikmati makan sambil bercerita, meski baru berkenalan mereka terlihat sangat akrab. Miranda sangat bersyukur mengenal Ricki, sedangkan pemuda itu juga senang mengenal Miranda, dia tak tega melepaskan gadis itu sendirian di kota ini.

"Mir, sini HP kamu," pinta Ricki.

Miranda kembali mengeluarkan ponselnya, kemudian Ricki mulai menginstal beberapa aplikasi, lalu menunjukkan pada gadis itu.

"Ini kalau kamu gak bisa keluar butuh makan, kamu pesan dari sini ya." Pemuda itu menunjukkan cara memesan dari aplikasi berwarna hijau di ponsel sang gadis.

"Terima kasih, Rick. Ajarin aku ya, kalau nggak ngerti, dan kamu bisa kan bantuin aku nyari kerjaan di kota ini?" Tatapan gadis itu memelas.

"Iya, aku nanti coba tanyain di tempatku kerja, masih butuh karyawan nggak. Kamu istirahat aja dulu, jangan langsung kerja, kalau ada apa-apa telpon aku saja."

Mata gadis itu berbinar, baru hari ini dia benar-benar merasa lepas dan bahagia, meski jauh dari orang tua dan sendirian di kota ini, sedikitpun tak ada rasa cemas, dan ketakutan.

Sekarang Miranda sudah benar-benar siap menghadapi dunianya sendiri, dia akan buktikan pada sang ibu kalau dia bisa hidup sendiri dan menjadi orang sukses.

"Aku pulang dulu ya, Mas!" pamit Miranda setelah puas bercerita dengan Ricki.

"Ingat jalan pulang, atau mau diantar?"

"Ish ... apaan sih, deket juga. Kamu istirahat saja, makasih Rick untuk bantuanmu." Miranda berdiri kemudian keluar diantar Ricki sampai pintu gerbang.

Gadis itu berjalan meninggalkan tempat kos Ricki, saat dia menoleh terlihat olehnya pemuda itu masih memandanginya dari pintu gerbang, Miranda memberi kode dengan tangannya agar pemuda itu masuk, ajungan jempolnya menandakan dia baik-baik saja.

Rickipun membalas dengan seulas senyum dan lambaian tangan sebelum kembali masuk ke dalam kos dan beristirahat. Senyuman manis gadis itu masih terbayang indah di matanya, ia pun tersenyum sambil memeluk guling hingga terlelap.

Penjaga kos menyapa saat melihat Miranda datang, gadis itu membalas dengan ramah kemudian berpamitan masuk ke kamar kos sambil membawa sekantung belanjaan, ia sempat belanja beberapa kebutuhan saat melewati mini market berlogo lebah di seberang jalan.

Baru saja meletakkan belanjaan di meja, ponselnya berdering, Miranda mengeluarkan ponsel itu dari dalam tasnya, dan menerima panggilan itu.

"Assalamualaikum," salam gadis itu.

"Mira, kamu sudah sampai di kos?" suara berat pria yang beberapa jam lalu mengantarkan dirinya ke bandara menyapa.

"Iya, Mas. Terima kasih kosnya sangat bagus, apa ini gak terlalu mahal?"

"Aku hanya ingin membuatmu nyaman di tempat itu, kamu senang kan?" Juragan Agus mencemaskan gadis itu.

"Iya, sekali lagi terima kasih Mas. Oh ... ya, apa Mas sudah bertemu ibuku?"

"Malam ini aku ke sana, sudah kamu tenang saja jangan mikirin kampung, aku akan mengurus ibumu." Pria itu tak ingin membuat Miranda ragu dengan pilihannya.

"Ba-baik Mas, sekali lagi terima kasih untuk semua ini." Suara gadis itu parau menahan tangis.

"Ok, aku ada urusan, jaga dirimu baik-baik di sana." Juragan Agus mengakhiri percakapannya.

Miranda membaringkan tubuhnya, menatap langit-langit kamar, matanya menoleh ke arah televisi kemudian ia bangun mengambil remot dan menghidupkan televisi.

Sambil berbaring ia mencari program musik dan memutar dengan suara pelan, alunan lagu pop membuat matanya berat kemudian terlelap dalam mimpi.

Gadis itu terlihat gelisah dalam tidurnya, setiap kali dia terlelap sosok kejam sang ibu selalu hadir dalam mimpinya seolah tak pernah rela Miranda hidup tenang.

Sekian lama hidup dalam tekanan, menggoreskan luka dan trauma yang begitu mendalam. Akankah Miranda berhasil merubah hidupnya dikota ini?

Bagaimana perjalanan hidup Miranda ikuti di part beikutnya, terima kasih sudah membaca.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!