Aiden tengah bersiap berdandan memoles wajahnya dengan tampilan dewasa. Dia memakai pakaian mini ngepas di tubuh indahnya dengan belahan di paha dan juga memperlihatkan punggung mulusnya. Rambutnya ia gerai serta mengenakan hak tinggi.
Aiden menghelakan nafasnya menatap dirinya yang berbeda di cermin. Dia berdadan menyerupai wanita dewasa. Ini bukan dirinya, dia terlihat lebih dewasa dan juga sangat berbeda dibandingkan wajahnya asli tanpa makeup. Bisa dibilang Aiden jauh sangat cantik dan terlihat bukan seperti Aiden berumur 25 tapi sekarang seperti umur 30 dewasa penuh pesona. Meski tidak berdandan pun Aiden sangat cantik.
"Ayo Aiden, kamu pasti bisa. Ini demi Mama." Ucapnya menyemangati diri sendiri harus kembali bekerja di club melayani para pelanggannya.
********
Musik DJ menggema di salah satu club malam. Tempatnya yang remang-remang membuat sebagian orang memojok. Banyak orang berjoged bergoyang menikmati alunan musik. Tak banyak juga yang melakukan kissing saling bersentuhan satu sama lainnya.
Billy mengedarkan pandangannya mencari sosok yang ia kenal.
"Billy." Pekikkan serta lambaian tangan teman-teman Billy membuat pria itu menoleh menghampirinya.
"Hai, bro. Apa kabar?" tanya Billy sambil beradu kepalan.
"Baik, Bro. Kau sendiri kemana saja baru bisa hangout bareng kita?" jawab Dirga teman kuliahnya Billy.
"Sibuk kerja. Kau tahu sendiri kan kalau saya harus memperbaiki ekonomi demi masa depan. Mumpung ada pekerjaan jadi di manfaatkan dengan baik," jawab Billy seraya duduk.
"Kerja mulu, kapan cari pasangannya? Dirga saja sudah mau menikah," timpal Bima.
"Kau seriusan mau menikah, ga?" Billy mengangkat tangannya meminta pelayan menghampiri.
"Seriuslah, gue udah cocok dengan yang ini makanya mau seriusan."
"Ternyata playboy seperti kau bisa serius juga. Saya pikir kau tidak akan jatuh cinta sampai serius ini. Mengingat kau yang suka Gonta ganti wanita setiap satu bulan sekali," cibir Billy. Lalu, dia memesan minuman tanpa alkohol.
"Gue juga berpikir seperti kau, Bill. Tapi setelah melihat keseriusan Dirga mengejar cintanya membuat gue yakin kalau pria playboy ini sudah insaf," timpal Bima.
"Semua orang berhak berubah dan memiliki kesempatan untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Ketika kita menemukan wanita yang cocok dengan hati maka dengan sendirinya akan mulai berubah dan berusaha untuk tidak melakukan kesalahan," tutur Dirga tersenyum membayangkan calon istrinya.
Bima dan Billy mengangguk mengerti.
Mereka bertiga asik nongkrong sambil banyak bercerita sampai dimana mata Billy tak sengaja melihat arah pintu masuk. Matanya terbelalak melihat wanita yang ia kenal. [ Aiden! Kenapa dia di sini? ]
Meski Aiden berdandan pun ia bisa mengenalinya karena memang mata dia tidak mudah di bohongi. Matanya memperhatikan pakaian wanita itu. Mini dan ngepas di badan sampai memperlihatkan setiap lekukan tubuhnya. [ Murahan sekali. Pasti dia mau menemui pelanggannya. Dasar kupu-kupu malam. ]
"Malam, Pah. Maaf saya datang terlambat. Tadi habis menengok Mama saya di rumah sakit." Aiden menghampiri pemilik club untuk meminta maaf.
Pria yang berusia 50 tahun itu tersenyum mengusap pundak Aiden yang terbuka. "Tidak apa-apa. Saya mengerti dan saya tidak terlalu memaksa kamu untuk terus bekerja. Kau juga memiliki kewajiban merawat Ibumu sampai sembuh." Dengan lembut penuh perhatian dia mengelus kepala Aiden.
Aiden merasakan sentuhan hangat dari pria itu. Dia seperti mendapatkan perhatian dari Ayah yang telah tiada. Matanya berkaca-kaca merindukan Ayahnya.
"Kenapa kau bersedih?"
"Aku merindukan Ayah kandungku, Pah." Aiden memanggil pemilik club Papa atas permintaan pemiliknya sendiri. Pria itu membawa Aiden dalam dekapannya memberikan sebuah kenyamanan layaknya Ayah terhadap anak.
"Jika kau merindukan Ayahmu, kau boleh menganggap aku Ayahmu. Saya janji akan menyayangimu dan Mamamu seperti keluarga saya sendiri." [ Karena saya mencintai Ibumu, Aiden. Maafkan saya harus menjeratmu dulu dengan cara seperti ini supaya saya bisa mengetahui apa yang Mamamu alami. ]
Aiden terisak kecil, di dekat pak William Aiden merasa rapuh tak bisa menyembunyikan kesedihannya.
"Jangan menangis, kau kan harus melayani pelangganmu. Dia sudah menunggu di ruangan karaoke." William mengurai pelukannya merangkul Aiden membawanya ke dalam ruangan karaoke.
Tanpa mereka sadari, satu pasang mata elang menatap tajam keduanya. Dia mengeraskan kepalanya, rahangnya pun mengeras. Semakin tidak suka saja dia pada Aiden yang menurutnya sangat murahan. [ Ck, kupu-kupu malam, pel@cur, wanita murahan. Bisa-bisanya aku menikahi wanita kotor seperti itu. ]
Billy membenci wanita yang sudah menjadi istri sirinya. Tanpa sadar dia meminum minuman milik Bima yang beralkohol.
"Billy, itu minuman gue!" Bima tentu kaget melihatnya.
"Minta, ingin rasanya saya menghilangkan beban pikiran saya dengan berjoged sampai pagi."
"Ck, kau ini. Lebih baik kita karaoke saja, bagaimana? kita bisa bernyanyi, berjoget-joget tanpa harus di lihat banyak orang." Ajak Bima yang sering mampir ke club dan sering bernyanyi bareng wanita yang ia taksir.
"Boleh juga ajakan kau. Bagaimana, Bill?" ujar Dirga.
"Baik, ayo." Dan mereka bertiga beranjak menuju salah satu ruangan karaoke yang ada di sebelah Aiden tempati.
Ruangan sebelahnya, William menghampiri salah satu pelanggan tetap. "Malam Damian, saya membawa pesanan Anda. Anak saya. Tapi ingat, jangan kau macam-macam kepada anak saya!" ucap William menatap tajam pria itu penuh peringatan.
Ya, William akan menjaga Aiden dari pria hidung belang yang selalu meminta untuk di layani di atas ranjang. Dia tidak akan membiarkan hal buruk terjadi pada anak sshabati. Meskipun Aiden bekerja di club, dia hanya bekerja sebagai pemandu karaoke tidak lebih dari itu. William juga tahu hal apa yang terjadi di keluarga Aiden, maka dari itu, dia menawarkan uang kepada Ronal untuk melindungi Aiden dari Ayah tirinya yang sewaktu-waktu pasti akan menjual Aiden ke pria hidung belang. Demi janjinya kepada mendiang Ayahnya Aiden, William akan melakukan apapun untuk mereka berdua
"Hahahaha kau tenang saja Tuan William. Saya tidak akan melukai putri kesayanganmu itu. Saya hanya ingin di temani bernyanyi saja. Tapi, kalau kau mengizinkan, saya mau menjalin kasih dengan putrimu ini." Pria berusia 35 tahun ini menatap Aiden.
"Saya tidak akan memaksa putriku, biarlah hatinya yang memilih. Saya hanya berdoa yang terbaik saja." William tersenyum ramah pada Damian. "Kalau begitu, saya keluar sebentar. Jangan kau macam-macam!" memperingati lagi pria itu.
"Ok, saya mengerti Tuan." Aiden pun mulai memilih lagu-lagu yang akan di nyanyikan mereka.
Ruangan di sebelahnya. "Kau mencari siapa, Bim? dari tadi memperhatikan pintu masuk terus? bukankah kau yang paling semangat berkaraoke?" tanya Dirga duduk mencari lagu.
"Gue berharap pemandu karaoke yang sering menemani gue bisa datang."
"Emangnya kau sudah pesan pada pemilik clubnya?" tanya Billy.
"Katanya orang yang gue cari sedang di boking orang," jawab Bima lesu.
"Cari yang lain saja, kan banyak tuh." Ujar Dirga.
"Tidak minat, pengennya Rosa."
"Sepertinya kau tertarik pada wanita bernama Rosa itu?" tanya Billy.
"Ya seperti itulah." Pada akhirnya mereka bertiga berkaraoke tanpa di temani wanita sebab mereka tidak ingin ada wanita terkecuali Bima yang berharap di temani wanita yang ia sukai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Muhyati Umi
untung Aiden bertemu orang baik seperti William yang selalu melindunginya
2023-02-14
1
Ssttttt!!
Maksud mencintai William bukan cinta pada lawan jenis, ya. melainkan cinta kepada keluarganya.
2022-09-06
1
Nysa Zain
semangat lanjutkan thorr👍👍🤩🤩
2022-09-01
1