Ketika Emilia Febi Amarta meninggal tak lama kemudian jiwanya seolah tersedot dalam suatu pusaran yang begitu besar.
Dan entah sampai berapa lama jiwa Emilia atau lebih tepatnya jiwa Xi Lilian berada dalam pusaran tersebut, hingga pada akhirnya ia melewati sebuah lorong yang begitu besar, dan pada ujung lorong tersebut terdapat sebuah pintu yang besar yang perlahan terbuka dan mendapatkan sebuah sinar yang begitu menyilaukan mata.
Karena terlalu silaunya jiwa Xi Lilian pun memejamkan matanya, dan saat Ia rasa cahaya yang menyilaukan itu telah menghilang Ia pun segera membuka matanya.
Dan betapa terkejutnya dia karena hal pertama hal yang dia lihat adalah sebuah bangunan kuno yang kecil dan terlihat kumuh, dan segala perabotan yang ada disana juga telah usang, dan tak layak pakai lagi.
Saat dia hendak bangun dirinya merasa bahwa badannya terasa sangat lemah dan tidak bertenaga, sehingga dia putuskan untuk berbaring kembali di tempat tidur yang hanya terbuat dari papan dan dialasi kasur yang sangat tipis dan keras jika ditiduri.
Saat ia melihat pakaiannya dan tangan nya betapa terkejutnya Ia, hingga tak bisa berkata-kata, pakaian yang Ia kenakan begitu lusuh, dan warnanya telah memudar dan ada noda darah dimana mana.
Dan saat dirinya mencoba memeriksa tangan lengan serta meraba wajah hingga lehernya dirinya dapat merasakan bahwa hampir di seluruh tubuhnya dipenuhi beruntusan dipenuhi nanah dan darah.
Itulah yang mengakibatkan seluruh hanfu yang ia kenakan terdapat noda darah yang baunya begitu anyir.
Ketika ia ingin beranjak bangun sekali lagi, tiba-tiba saja kepalanya begitu pening dan terasa begitu sakit dan terdapat seperti lintasan kilas balik kisah hidup dari tubuhnya selama ini, yang betapa dipenuhi dengan penderitaan dan juga ketidakadilan, bahkan untuk hanya sekedar makan saja sampai tidak bisa mendapatkan makanan yang layak.
Banyak adegan penyiksaan yang didapat tubuhnya Ini alami dari orang-orang yang begitu menjijikkan.
“Baiklah mulai sekarang, karna diriku yang sesungguhnya telah kembali, dan bukan hanya kesadaran kosong tanpa jiwa asli yang menempati tubuhku ini, maka aku akan mencari keadilan untuk diriku sendiri dan juga keadilan untuk ibunda yang telah rela mengorbankan jiwanya untuk membawa ku ke masa depan dan juga separuh kesadaran dari jiwa ibundanya itulah yang telah menempati tubuhnya ini. Ya hanya sebuah kesadaran jiwa dan tanpa kekuatan tidak akan pernah bisa membalas semua tindakan keji dari para selir dan juga anak-anaknya itu.” Kata Emilia alias Xi Lilian
“Haaahhhh... Sungguh mereka itu orang yang biadap dan tak tau diri, ternyata selama ini tubuh ini telah dicekoki racun sejak lama, pantas saja luka borok pada tubuhku ini susah sekali sembuhnya, baiklah lihat saja apa yang akan aku perbuat kepada kalian nantinya. Tunggu saja waktunya.” Gumam Xi Lilian yang sangat geram karena mengetahui kondisi tubuhnya sendiri.
Tiba-tiba Ia teringat sesuatu, dan secara spontan dia langsung meraba bagian leher hingga bagian dadanya, dan ternyata apa yang ia cari akhirnya dapat Ia temukan.
“Syukurlah liontin ini ikut terbawa kesini, lebih baik aku masuk ke dimensi bintang sekarang untuk memulihkan tubuhku.” Kata Xi Lilian dengan penuh semangat.
Namun sebelum Ia jadi masuk dalam dimensi bintang, pintu ruangan itu terbuka dan menampakan dua orang berbeda usia. ya mereka adalah para pelayan setianya.
"syukurlah nona sudah siuman. Nona apakah masih terasa sakit, bagian mana yang sakit aku akan pergi memangil tabib kemari, Aku dan bibi Hong Mei sungguh bersyukur karna nona telah sadarkan diri setelah sepekan ini Nona tidak sadarkan diri.” Kata Qingyu dengan gembira dan itu semua tulus dari hati karna Xi Lilian bisa melihat itu.
Xi Lilian ingat kedua orang di hadapannya ini adalah pelayan yang selalu melindunginya dari ulah para selir dan anaknya itu.
“Aku sudah lebih baik, bibi Hong dan Qingyu tak perlu risau lagi.” Jawab Xi Lilian agar kedua orang dihadapannya itu tidak panik.
“Aah Nona, nubi telah memasak bubur beras buat nona, tunggu sebentar nubi akan menyajikannya sekarang, nona pasti lapar sudah satu pekan nona tidak sadar dan tidak kemasukan makanan apapun.” Kata bibi Hong Mei kemudian berlalu pergi.
“Nona apa ada yang nona butuhkan, katakan saja padaku aku akan mencarikannya.” Kata Qingyu lagi.
“Nanti saja saat setelah makan aku akan mengatakannya kepadamu.” Balas Xi Lilian dengan lembut.
Karena Ia tau bahwa kedua pelayan setia peninggalan ibundanya ini begitu tulus menyayangi dan menjaganya. Karena Xi Lilian bisa mendengar pikiran dan kata hati seseorang.
Ketika Bibi Hong Mei datang dengan membawa satu mangkuk besar bubur putih dan beberapa sayuran yang baru saja Ia petik di hutan dan beberapa buah liar saat Ia pergi mencari kayu bakar di hutan dekat kediaman mereka. Kemudian Xi Lilian menarik mereka untuk duduk.
“Bibi Hong Mei dan Jiejie Qingyu mari duduk dan makan bersama-sama.” Kata Xi Lilian sambil menyeret mereka untuk duduk dan makan bersama, karena dia tau bahwa semua makanan yang mereka dapatkan telah mereka bawa untuk nya kemari, dan mereka hanya akan makan makanan sisanya saja atau hanya akan minum air putih saja untuk mengisi perut mereka.
Sedangkan mereka yang diseret dan diajak makan menjadi bengong seketika dan juga merasa tak menyangka mendengar panggilan junjungan mereka kepada mereka berdua.
Melihat kedua pelayan setianya hanya terdiam saja dan tidak menanggapi ajakannya Xi Lilian pun berkata dengan keras.
“Ayo duduk dan makan bersama ku, Bibi dan Jiejie. Dan tidak ada bantahan. Ini adalah perintah.” Seru Xi Lilian dan menyadarkan keduanya.
“Haahhh... Tapi ini tidak pantas dan tidak sopan bagi pelayan seperti kami makan bersama seorang majikan.” Balas Bibi Hong dengan gugup.
“Hei siapa yang menganggap kalian itu hanya pelayan rendahan, bagiku kau adalah Bibi ku dan juga Jiejie ku, kalian adalah keluarga yang aku punya di dunia ini. Karena kalian selalu memperlakukan ku dengan tulus selama ini, tidak seperti mereka, para orang menjijikkan yang berstatus keluarga tetapi penuh dengan kelicikan dan ambisi semata. Dan karna itu bagiku hanya kalian lah keluarga yang aku punya.” Kata Xi Lilian dengan bersungguh-sungguh.
“Terima kasih Nona telah menganggap kami sebagai keluarga. Kami sungguh terharu.” Kata Bibi Hong Mei dan Qingyu bersamaan.
“Baiklah mulai sekarang panggil lah aku Meimei ataupun Lian’er, hanya dua kata itu yang ingin aku dengar dari Bibi dan Jiejie tidak ada lagi nona majikan diantara kita. Apa kalian mengerti?” kata Xi Lilian penuh penekanan.
“Kami mengerti Lian'er.” Balas keduanya.
Kemudian setelah itu mereka makan bersama dan juga bercanda tawa bersama.
Hingga akhirnya Xi Lilian meminta mereka untuk mencarikan bahan herbal yang telah Ia tulis dan juga meminta mereka agar tidak mengganggunya dalam kediaman selama satu Minggu, karena Ia akan menyembuhkan dirinya.
Karena ia juga telah menceritakan bahwa semua penyakit yang dideritanya itu disebabkan racun yang selama ini diberikan oleh para selir itu selama bertahun-tahun lamanya. Hingga seluruh penyakit itu tak pernah sembuh.
Mereka mendengar apa yang junjungan mereka katakan itu menjadi marah, geram ingin mencabik-cabik para selir dan anaknya itu dengan kejam dan mereka juga sedih dengan nasib junjungannya yang diperlukan dengan kejam dan licik.
Sejak kecil nona telah ditinggal mati ibunya, saat besar juga harus disiksa dan hidup menderita seperti ini.
Tapi mereka mulai sadar bahwa semenjak Nonanya itu bangun, sifat dan sikapnya terlihat sangat berbeda dan mereka lebih senang Nonanya yang bersikap seperti sekarang ini, semoga dengan demikian Nonanya tidak akan mudah untuk ditindas lagi.
“Baiklah Bibi dan Jiejie karena hari sudah larut maka bibi dan Jiejie kembalilah untuk istirahat, tidak perlu menjaga diluar pintu, kalian juga butuh istirahat, dan Jiejie ini ada koin bisa untuk membeli herbal serta beberapa keperluan kita beberapa hari.” Kata Xi Lilian sambil menyerahkan sekantong koin emas yang diambilnya dari ruang dimensi.
“Lian'er kau mendapatkan koin koin emas ini dari mana?” tanya Bibi Hong Mei penasaran.
“Aaahh sebenarnya saat sebelum kita diasingkan di kediaman ini waktu itu Jiejie pertama sedang menyiksaku di dalam kediaman teratai dan saat aku jatuh dan terbentur sudut ranjang tanpa sengaja aku melihat sebuah buntalan yang terselip antara ranjang dengan almari pakaian ibunda, dan ketika Jiejie pertama dan pelayanan pergi aku mencoba membuka buntalan itu dan ketika aku membukanya ternyata isinya sebuah kotak kecil yang terdapat sepucuk surat dan juga koin itu dan juga ada sebuah tusuk konde yang telah direbut oleh Jiejie kedua sebelum aku disingkirkan kesini.” Kata Xi Lilian bohong dengan merangkai kejadian lampau yang telah tubuhnya alami ketika tidak ada kedua pelayannya di sisinya. Agar tidak dicurigai.
“Jadi sejak saat itu kamu telah bertekad untuk menggunakan koin ini menyembuhkan dirimu dari racun dalam tubuhmu Lian’er?” tanya Qingyu.
“Benar Jiejie, dan saat ini aku juga sudah bertekad untuk tidak mudah mereka tindas lagi, dan akan melindungi Bibi dan juga Jiejie.
"Tapi yang paling utama adalah aku akan membalaskan rasa sakit yang telah aku terima dari mereka selama ini. Dan membalaskan ketidakadilan yang ibunda alami karena mereka." Kata Xi Lilian penuh tekad.
Mereka melihat sikap Nonanya yang pemberani itu kini merasa lega. Dan akhirnya mereka kembali ke kediamannya masing-masing untuk beristirahat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 246 Episodes
Comments
@⒋ⷨ͢⚤L♡Marieaty♡
nah gitu donk, udah waktunya balas dendam, yang baik di balas baik dan yang jahat di balas jahat 😤😤😤
2022-09-13
5